Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PKS: Elit Politik Harus Belajar dari Mohammad Natsir Menjaga Integrasi Nasional

PKS: Elit Politik Harus Belajar dari Mohammad Natsir Menjaga Integrasi Nasional Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufri mengatakan, para elit politik Indonesia harus belajar dari ulama sekaligus pejuang kemerdekaan RI Mohammad Natsir. Terutama dalam mencari titik temu kebangsaan di tengah tantangan dan ancaman disintegrasi nasional.

"Mohammad Natsir sebagai tokoh pemersatu bangsa yang mengembalikan wilayah-wilayah Indonesia Serikat bentukan Belanda ke pangkuan NKRI. Elit politik hari ini harus belajar dari Mohammad Natsir bagaimana mencari titik temu kebangsaan di tengah tantangan dan ancaman disintegrasi nasional," katanya di Jakarta, Selasa (5/4).

Dia menyebutkan empat pelajaran penting dari sosok Mohammad Natsir. Pertama, elit politik perlu memiliki jiwa dan pemikiran besar untuk Indonesia, selain juga harus visioner dan melampaui problematika bangsa. Kedua, kejelian Mohammad Natsir dalam menemukan dan membangun titik temu kebangsaan harus dipelajari.

"Beliau adalah seorang tokoh politik yang cerdas, santun dan elegan, pandai berkomunikasi, dan jago lobi dalam urusan-urusan kebangsaan, sehingga mampu menyatukan NKRI dengan Mosi Integralnya," ungkapnya.

Natsir merupakan tokoh Partai Islam Masyumi yang menegaskan tidak ada dikotomi, bahkan tidak ada jarak, antara agama dan nasionalisme. Menurutnya, menjadi nasionalis bagi Natsir berarti harus agamais; dan sebaliknya, menjadi agamais berarti harus nasionalis, tidak ada perdebatan.

Ketiga, menurut Salim, Mohammad Natsir mempraktikkan politik adiluhung atau high politic, bukan politik pragmatis, apalagi oportunis.

"Siapa pun kita, terutama pejabat publik dari partai dan golongan mana pun, tampilkan politik yang menjunjung tinggi etika dan moralitas yang berlandaskan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945. Sifat-sifat ambisius dan oportunistis dalam berpolitik akan merusak demokrasi dan menghancurkan kohesi sosial dan integrasi nasional kita," terangnya seperti dilansir dari Antara.

Keempat, menurut mantan Dubes RI di Arab Saudi itu, Mohammad Natsir adalah tokoh yang mencontohkan semangat transformasi dan kolaborasi dalam membangun bangsa.

Indonesia perlu pemimpin negarawan, yang taat konstitusi dan Pancasila, aktif membangun kohesi sosial, aktif melakukan transformasi dan kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa, memiliki rasa empati dan kepedulian, serta terus menggalang solidaritas sosial nasional.

Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan pihaknya secara rutin menggelar peringatan Mosi Integral Mohammad Natsir setiap tahun, yang bertujuan untuk menghormati jasa Mohammad Natsir sebagai pahlawan NKRI.

Selain itu, peringatan tersebut menyambung mata rantai sejarah agar tidak terputus, sehingga generasi bangsa memiliki komitmen kuat untuk menjaga integrasi nasional.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PBNU: Moderasi Beragama Tekankan Sikap Toleran dan Menolak Segala Bentuk Kekerasan
PBNU: Moderasi Beragama Tekankan Sikap Toleran dan Menolak Segala Bentuk Kekerasan

Moderasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme

Baca Selengkapnya
Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024
Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024

Zulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
"Ajaran Agama dan Pancasila Memiliki Kaitan Sangat Erat"

Nilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Alissa Wahid Tegaskan Pancasila Mampu Tangkal Intoleransi Ancam Persatuan
Alissa Wahid Tegaskan Pancasila Mampu Tangkal Intoleransi Ancam Persatuan

Masyarakat harus bisa membangun toleransi dan menghindari fanatisme berlebihan untukmengancam persatuan

Baca Selengkapnya
Bertemu Ketum Muhammadiyah, Kaesang Bicara Soal Negara dan Politik Santun
Bertemu Ketum Muhammadiyah, Kaesang Bicara Soal Negara dan Politik Santun

Kaesang juga membahas sejumlah permasalahan negara dengan Haedar Nashir.

Baca Selengkapnya
Banyak Warga NU Gabung PAN Tidak Lepas dari Dawuh Ketum PBNU
Banyak Warga NU Gabung PAN Tidak Lepas dari Dawuh Ketum PBNU

Banyak tokoh NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional

Baca Selengkapnya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya

Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gus Yahya Jengkel Ditanya Soal Capres dan Cawapres dari NU: Kami Enggak Mau Dipermainkan
Gus Yahya Jengkel Ditanya Soal Capres dan Cawapres dari NU: Kami Enggak Mau Dipermainkan

Gas Yahya meminta calon pemimpin akan berkontestasi tidak menjual embel-embel NU dan agama demi meraih suara.

Baca Selengkapnya
Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia
Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia

Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.

Baca Selengkapnya
MUI Ingatkan Pentingnya Jaga Persatuan di Pemerintahan Prabowo, Rajut Lagi Persaudaraan
MUI Ingatkan Pentingnya Jaga Persatuan di Pemerintahan Prabowo, Rajut Lagi Persaudaraan

Mengingat adanya perbedaan pandangan politik selama proses Pemilu lalu berpotensi menimbulkan polarisasi

Baca Selengkapnya