PKS: Elit Politik Harus Belajar dari Mohammad Natsir Menjaga Integrasi Nasional
Merdeka.com - Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufri mengatakan, para elit politik Indonesia harus belajar dari ulama sekaligus pejuang kemerdekaan RI Mohammad Natsir. Terutama dalam mencari titik temu kebangsaan di tengah tantangan dan ancaman disintegrasi nasional.
"Mohammad Natsir sebagai tokoh pemersatu bangsa yang mengembalikan wilayah-wilayah Indonesia Serikat bentukan Belanda ke pangkuan NKRI. Elit politik hari ini harus belajar dari Mohammad Natsir bagaimana mencari titik temu kebangsaan di tengah tantangan dan ancaman disintegrasi nasional," katanya di Jakarta, Selasa (5/4).
Dia menyebutkan empat pelajaran penting dari sosok Mohammad Natsir. Pertama, elit politik perlu memiliki jiwa dan pemikiran besar untuk Indonesia, selain juga harus visioner dan melampaui problematika bangsa. Kedua, kejelian Mohammad Natsir dalam menemukan dan membangun titik temu kebangsaan harus dipelajari.
-
Apa ciri khas Nassar? Rambut bergelombang Nassar adalah ciri khas yang terkenal, juga dengan pakaian mewah yang selalu dikenakannya setiap saat.
-
Kenapa Arsjad Rasyid menyinggung soal netralitas? Ketua TPN Arsjad Rasyid menyinggung soal netralitas seorang pemimpin hingga hak berdemokrasi atas insiden itu.'Apa yang dikatakan oleh para pemimpin daripada semua yang ada di negara ini yang mengatakan netralitas, netralitas, netralitas, dan semua ini kita, semua masyarakat mempunyai hak.
-
Dimana Nassar lahir? Nassar Fahad Ahmad Sungkar, yang dikenal dengan nama panggung King Nassar, dilahirkan di Bandung pada tanggal 5 Januari 1988.
-
Siapa pendiri Tarekat Naqsabandiyah? Melansir dari berbagai sumber, Tarekat Naqsabandiyah menjadi buah pikiran dari Yusuf Hamdani dan Abdul Khaliq Ghajadwani pada abad ke-12 silam.
-
Siapa Laksamana Muda Mohammad Nazir? Sosok Laksamana Muda Mohammad Nazir, Orang Indonesia Pertama yang Raih Ijazah Pelayaran Samudera Nama Mohammad Nazir Isa mungkin banyak orang yang tidak mengetahui siapa sosok yang satu ini.
-
Siapa yang menyatakan Indonesia netral? Pada tahun 1948, presiden pertama Indonesia, Ahmad Sukarno, menciptakan istilah 'bebas dan aktif' untuk menggambarkan kebijakan luar negeri negara ini.
"Beliau adalah seorang tokoh politik yang cerdas, santun dan elegan, pandai berkomunikasi, dan jago lobi dalam urusan-urusan kebangsaan, sehingga mampu menyatukan NKRI dengan Mosi Integralnya," ungkapnya.
Natsir merupakan tokoh Partai Islam Masyumi yang menegaskan tidak ada dikotomi, bahkan tidak ada jarak, antara agama dan nasionalisme. Menurutnya, menjadi nasionalis bagi Natsir berarti harus agamais; dan sebaliknya, menjadi agamais berarti harus nasionalis, tidak ada perdebatan.
Ketiga, menurut Salim, Mohammad Natsir mempraktikkan politik adiluhung atau high politic, bukan politik pragmatis, apalagi oportunis.
"Siapa pun kita, terutama pejabat publik dari partai dan golongan mana pun, tampilkan politik yang menjunjung tinggi etika dan moralitas yang berlandaskan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945. Sifat-sifat ambisius dan oportunistis dalam berpolitik akan merusak demokrasi dan menghancurkan kohesi sosial dan integrasi nasional kita," terangnya seperti dilansir dari Antara.
Keempat, menurut mantan Dubes RI di Arab Saudi itu, Mohammad Natsir adalah tokoh yang mencontohkan semangat transformasi dan kolaborasi dalam membangun bangsa.
Indonesia perlu pemimpin negarawan, yang taat konstitusi dan Pancasila, aktif membangun kohesi sosial, aktif melakukan transformasi dan kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa, memiliki rasa empati dan kepedulian, serta terus menggalang solidaritas sosial nasional.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan pihaknya secara rutin menggelar peringatan Mosi Integral Mohammad Natsir setiap tahun, yang bertujuan untuk menghormati jasa Mohammad Natsir sebagai pahlawan NKRI.
Selain itu, peringatan tersebut menyambung mata rantai sejarah agar tidak terputus, sehingga generasi bangsa memiliki komitmen kuat untuk menjaga integrasi nasional.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moderasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaNilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus bisa membangun toleransi dan menghindari fanatisme berlebihan untukmengancam persatuan
Baca SelengkapnyaKaesang juga membahas sejumlah permasalahan negara dengan Haedar Nashir.
Baca SelengkapnyaBanyak tokoh NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional
Baca SelengkapnyaDua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGas Yahya meminta calon pemimpin akan berkontestasi tidak menjual embel-embel NU dan agama demi meraih suara.
Baca SelengkapnyaKedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.
Baca SelengkapnyaMengingat adanya perbedaan pandangan politik selama proses Pemilu lalu berpotensi menimbulkan polarisasi
Baca Selengkapnya