PKS Mau Usung Kader di 2024, Politikus PKB Duga Karena Tak Gabung Gerbong Prabowo

Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung kader sendiri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024.

Menanggapi hal itu, politikus PKB, Abdul Kadir Karding, menduga karena PKS sudah tidak lagi berada di gerbong Prabowo Subianto. Diketahui, pada Pilpres 2019 lalu PKS berada dalam barisan pengusung Ketua Umum Partai Gerindra ini.

"Ya saya menduga tidak akan ke Pak Prabowo," ujar Karding melalui pesan singkat, Selasa (29/12).

Karding mengatakan, untuk mengusung sendiri masalah PKS hanya tinggal di ambang batas pencalonan Presiden. Jika berdasarkan ambang batas Pilpres sebelumnya, PKS tidak bisa mengusung sendiri.

"Itu boleh saja problemnya cukup dari sisi Presiden Thresholdnya," kata anggota Komisi I DPR RI ini.

Selain ingin mengusung kader sendiri, PKS mengincar suara masyarakat yang tidak puas terhadap Presiden Joko Widodo. PKS mengutip hasil survei nasional yang memperlihatkan masih banyak suara masyarakat yang tidak puas.

Karding menyebut, strategi politik hal itu memang wajar dipakai PKS. Sebab, PKS dinilai akan kesulitan jika ingin mengambil suara pendukung Jokowi.

"Karena mereka memang mengambil pilihan oposisi ceruk yang di Jokowi memang sulit untuk memilih PKS maka diambil yang berbeda atau yang kecewa," kata Karding.

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung kadernya sendiri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga menargetkan partainya meraup 15 persen suara di Pemilu Legislatif.

"Jadi pertama sebagaimana amanah dari munas kita akan pegang bahwa target (Pileg 2024) 15 persen. Dan kedua yaitu mencalonkan dan mengusung kader sebagai calon presiden dan calon wakil presiden," kata Ahmad Syaikhu dalam chanel youtube PKS, Minggu (27/12).

Partainya akan fokus pada dua target tersebut. Tahun depan, kata dia, akan diperhitungkan kader yang bakal diusung sebagai capres maupun cawapres. Meski demikian, PKS tidak menutup kemungkinan mengusung tokoh lain di masyarakat.

"Jadi tokoh-tokoh pimpinan daerah, atau yang jadi pimpinan nasional yang ada di masyarakat, saya kira menjadi hal-hal yang mungkin, karena kita akan melihat berbagai peluang-peluang yang ada," ungkap Syaikhu.