PKS Minta Pemerintah Stabilkan Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran 2022
Merdeka.com - Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri memperhatikan dampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Sebab pandemi menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
"Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2021 mencapai 26,50 juta orang atau 9,71 persen. Adapun jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2021 adalah sebesar 9,10 juta penduduk atau sebesar 6,49 persen," katanya dalam keterangannya.
Dia menambahkan terjadinya kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), dan kenaikan tarif PPN menjadi 11 persen per 1 April, telah menyebabkan tekanan terhadap daya beli masyarakat makin tinggi.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Kenapa harga gula naik? Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram. Gula pasir eceran yang biasanya dihargai Rp12.000 per kilogram kini menjadi Rp17.000 per kilogram. Begitu juga dengan gula premium yang semula harganya Rp14.000 per kilogram kini menjadi Rp18.000 per kilogram.
-
Kenapa konsumsi bensin meningkat? Pertama sebelum Libur Natal meningkat hingga +16%, lalu menuju liburan Tahun Baru meningkat +12,1%, dan terakhir saat arus balik meningkat +9,6%.
"Sejalan dengan kondisi itu, hasil survei Litbang Kompas terkini menunjukkan sebanyak 66,3 persen menganggap bahwa Pemerintah tidak mampu mengendalikan kenaikan harga bahan pokok di bulan puasa. Jajak pendapat yang digelar Litbang Kompas tersebut juga menunjukkan bahwa, mayoritas responden mengalami kesulitan membeli kebutuhan pokok pada awal April 2022 lalu. Dimana tujuh dari sepuluh responden mengaku kesulitan menjangkau bahan kebutuhan pokok," ujarnya.
Hal tersebut, Salim menerangkan, tidak bisa dilepaskan dari kenaikan harga minyak goreng pada awal April tahun ini. Di mana menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat, mengalami kelangkaan yang dibarengi naiknya harga cukup signifikan.
"Kita menggambarkan kondisi masyarakat saat ini, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, dua tahun berjuang untuk bisa bertahan dari ancaman PHK, pengurangan penghasilan, tutupnya usaha yang dijalankan, akibat dampak pandemi. Saat ini masyarakat dihadapkan kepada kondisi mulai meningkatnya harga-harga bahan kebutuhan pokok yang dimulai dengan kenaikan harga minyak goreng semenjak bulan September 2021," jelasnya.
Untuk kebijakan, dia mengatakan, minimnya kesadaran akan krisis dan kesigapan bertindak. Sehingga seolah-olah Pemimpin tidak hadir menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
"Memasuki pekan ketiga bulan suci Ramadan 1443 H, belum ada langkah-langkah yang fundamental dilakukan oleh pemerintah untuk mengamankan harga bahan kebutuhan pokok, bahkan sebaliknya pemerintah justru mengeluarkan kebijakan menaikkan beberapa harga bahan penting lainnya, seperti: Pertamax, Tarif Tol, Gas Elpiji non subsidi dan rencana kenaikan Pertalite, Gas Elpiji 3 Kg, tarif listrik," tandasnya.
Akibatnya sebagian besar harga barang kebutuhan pokok bergerak naik, tambah Salim, mulai saat awal Ramadan hingga saat ini. Pihaknya mengkhawatirkan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok akan terus terjadi hingga menjelang hari raya Idulfitri.
Oleh karena itu PKS hadir dengan inisiatif Gernas Berbagi 2 Juta Paket Ramadan. Dengan program ini harapannya masyarakat teringankan bebannya dan tidak pusing memikirkan harga-harga bahan kebutuhan pokok yang terus meningkat.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bapanas mencatat, harga sejumlah bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru kian melonjak.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan beras, minyak goreng justru mengalami lonjakan harga. Minyak goreng curah kini dihargai Rp18.500 hingga Rp21.000/liter.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaPKB menyarankan masyarakat yang keberatan terhadap pemberlakuan kebijakan PPN 12 persen, sebaiknya mengajukan uji materi (judicial review) UU HPP di MK.
Baca SelengkapnyaPemerintah tetap menaikkan PPN menjadi 12 persen, demi menjaga daya beli masyarakat, pemerintah akan menanggung 1 persen untuk beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaHarga beras pemerintah naik karena mahalnya biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih hingga harga pupuk.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca Selengkapnya