PKS Tanggapi Jokowi: Jangankan Lompat, Berjalan Saja Susah Kalau Tak Ada Perubahan
Merdeka.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin memanfaatkan momentum pandemi untuk melakukan lompatan besar agar bangkit mengejar ketertinggalan. Menurut Mardani, melihat kondisi saat ini sulit untuk melakukan lompatan besar. Ibaratnya, untuk berjalan saja sulit jika belum ada perubahan fundamental.
"Jangankan melompat, berjalan pun kita susah kalau tidak ada perubahan fundamental," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).
Beberapa yang perlu diubah adalah susunan kabinet, hingga masalah anggaran yang perlu dipertajam. "UMKM kita jangankan suruh lari sekarang, siuman dari pingsannya saja berat," kata Mardani.
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
-
Kenapa Jokowi sedih saat sidang parlemen? Presiden Jokowi memperlihatkan ekspresi kesedihan saat berbicara resesi dan krisis di Sidang Parlemen tahun 2021
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibahas Jokowi dengan Presiden Marcos? 'Ya salah satunya (membahas Laut China Selatan),' jelas Jokowi sebelum bertolak ke Filipina melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (9/1/2024).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
Dia menyoroti Presiden Jokowi yang pernah marah-marah di hadapan anggota kabinetnya. Menurut Mardani, hingga hari ini belum kelihatan perubahannya.
Karena itu, dia menyarankan Jokowi melakukan reshuffle. Mardani menyebut ada tiga sektor yang perlu difokuskan.
"Pasti kesehatan, karena paling kelihatan, yang kedua ekonomi, yang ketiga di sektor pendidikan," kata dia.
Pidato Jokowi
Dalam pidato kenegaraan, Presiden Jokowi mengatakan sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi Covid-19.
Dalam catatan WHO, sampai dengan tanggal 13 Agustus kemarin, terdapat lebih dari 20,4 juta kasus di seluruh dunia, dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 744 ribu jiwa.
"Semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, semua sedang mengalami kemunduran karena terpapar covid," terang Politikus PDIP itu.
Dia melanjutkan, krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal kedua minus 5,32 persen.
Jokowi melanjutkan, bahkan ekonomi negara-negara maju minus belasan persen, sampai minus 17 persen.
"Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan," kata Jokowi.
Ibarat komputer, lanjut Jokowi, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harusm melakukan re-start, harus melakukan re-booting.
Jokowi menambahkan, semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya. Dia menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, para pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru.
"Sekali lagi kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar," kata dia lagi.
Jokowi mengajak semua membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar. Menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.
"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," tegas Jokowi. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.
Baca SelengkapnyaDia mengkritisi isi pidato Jokowi perihal situasi Indonesia yang akan menghadapi banyak tantangan yang harus diselesaikan.
Baca SelengkapnyaPidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaGanjar mengakui PDI Perjuangan selama dua periode ini merupakan pengusung Jokowi sebagai Presiden.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaBelakangan, Mahfud kerap mengkritik pemerintah Jokowi.
Baca SelengkapnyaMahfud bercerita, biasanya menteri Kabinet Indonesia Maju saling menyapa sebelum rapat kabinet. Kini, tak ada lagi saling menyapa.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMahfud melihat hal itu terjadi karena sejumlah langkah Jokowi banyak dikritik oleh publik.
Baca Selengkapnya