Polemik 'Propaganda Rusia' Jelang Pilpres 2019
Merdeka.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi ingin berpolitik yang sehat, terutama jelang Pilpres 2019. Menurutnya, banyaknya hoaks yang bertebaran di medsos karena adanya tim sukses (timses) yang melakukan propaganda ala politik Rusia atau propaganda Rusia. Propaganda itu disebut untuk menyebarkan fitnah dan hoaks kepada masyarakat.
"Problemnya adalah timses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan fitnah dan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan," ucapnya.
Namun ucapan Jokowi tentang propaganda Rusia ini malah tuai kontroversi dan tudingan. Apalagi jelang Pilpres 2019. Berikut beberapa bantahan serta tudingan yang muncul dari kubu Jokowi dan Prabowo:
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kubu Prabowo-Sandiaga: Itu Kampanye Hitam yang Tidak Barokah
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mempertanyakan maksud ucapan Jokowi soal kelompok yang mengunakan konsultan asing. "Tentang tudingan propaganda ala Rusia, timses mana yang Pak Jokowi maksud? Kalau dari BPN 02 dipastikan tidak ada. Kami belum pernah mendengar itu dan dipastikan Prabowo-Sandi tidak setuju propaganda ala Rusia atau apalah namanya," tegas Wakil Ketua BPN dan juga Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso.
Priyo menegaskan, tim pemenangan Prabowo-Sandiaga selalu mengedepankan kampanye yang santun dan sesuai aturan. Prabowo-Sandiaga tidak setuju dengan kampanye hitam karena tidak berkah.
"Itu kampanye hitam yang tidak barokah. Beliau berdua selalu menggariskan model kampanye yang santun, senyum, terukur dan sesuai aturan. Mohon maaf tudingan itu sepertinya mengada-ada, kenapa tidak ditindak saja?" ujarnya.
Tak Bermaksud Singgung Pemerintah Rusia
Ucapan Jokowi terkait "propaganda Rusia" malah menjadi salah paham dengan pemerintah Rusia. Timses Jokowi-Ma'ruf Amin kemudian menjelaskan maksud tersebut. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menjelaskan, pernyataan Jokowi bukan bermaksud menyinggung pemerintah Rusia. Melainkan konsultan yang berasal dari negara Beruang Merah itu yang menggunakan strategi politik memecah belah."Yang dimaksud itu bukan Rusia sebagai negara, pemerintah, bangsa. Tetapi dugaan dibantu oleh konsultan dari Rusia dengan mengembangkan strategi Politik menebar ketakutan, pesimisme di tengah dan memproduksi hoaks di tengah masyarakat," ucap Karding.Menurutnya, ada yang menggunakan politik untuk membangun rasa pesimis, serta memutarbalikkan fakta. Jelas ini bisa mempengaruhi dan merusak perilaku masyarakat.
Fadli Zon Bantah Prabowo-Sandiaga Gunakan Propaganda Rusia
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, pernyataan Jokowi terkait propaganda Rusia yang digunakan dalam kampanye Pilpres 2019, merupakan hoaks. Dia menilai, yang disampaikan Jokowi justru bisa membahayakan hubungan diplomatik antara Indonesia-Rusia."Menurut saya hoaks ya (propaganda Rusia). Jadi Pak Jokowi kalau betul menyampaikan hal itu, itu membahayakan hubungan diplomatik kita dengan Rusia," kata Fadli.Dia berharap Jokowi tidak terburu-buru menyampaikan ke publik hasil temuan tim suksesnya. Harus disaring terlebih dahulu dan jangan terlalu gegabah dalam mengambil kesimpulan."Jangan gegabah, jangan grasak-grusuk, mendapat masukan dari timnya itu garbage in, garbage out, kalau masuknya sampah keluarnya sampah juga, menurut saya ini sampah yang masuk ke Pak Jokowi," ujarnya.
Ma'ruf Amin: Itu Bukan Mengkritik tapi Mengklarifikasi
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, meluruskan tudingan kubu Prabowo-Sandiaga yang menyebut petahana Joko Widodo melakukan kritikan tendensius. Menurutnya, yang dilakukan Jokowi saat berpidato di Semarang adalah bentuk klarifikasi."Mengkritik siapa? Itu bukan mengkritik tapi mengklarifikasi, artinya menjernihkan, mungkin istilahnya yang beda," kata Ma'ruf Amin.Ma'ruf Amin menyatakan, apa dilakukan Jokowi adalah cara menangkal hoaks. Dia heran jika dinilai yang dilakukan mantan Gubernur DKI itu sebuah kritikan. "Masa Pak jokowi mengkritik, itu klarifikasi, meluruskan saja, termasuk bagian menangkal hoaks," tegas Ma'ruf. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara geopolitik hingga rivalitas negara negara besar.
Baca SelengkapnyaJokowi mempromosikan sejumlah proyek yang tengah dilakukan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pemilu
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaBenarkah Jokowi meminta agar tidak memilih capres nomor 2? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjelaskan penyebab sulitnya pupuk di depan para petani, di Banyumas, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaJK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnya