Politik uang mengintai Pilgub Jateng 2018
Merdeka.com - Politik uang diperkirakan masih akan terjadi dalam perhelatan Pilgub Jateng 2018. Pratik yang biasa dilakukan tim sukses maupun investor politik tersebut harus diwaspadai karena merusak demokrasi.
Menurut Wakil Syuriah PWNU Jawa Tengah Muhammad Adnan, ketika calon menggunakan uang, baik itu uangnya sendiri apalagi milik orang lain yang dihamburkan untuk membeli suara, saat sudah dipilih pasti akan menjadi pemimpin yang 'Tegas'.
"Tegas itu artinya tegel (tega) dan nggragas, karena dia harus mengembalikan uang yang sudah digunakan. Apalagi yang melibatkan korporasi, yang kita dapatkan tidak hanya 'Tegas' tapi lebih dari itu," kata Adnan dalam acara Sosialisasi Pilgub Jateng 2018 yang diselenggarakan Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Jateng bekerja sama dengan KPU Jateng di Semarang, Sabtu (2/6).
-
Kenapa politik uang merusak demokrasi? Politik uang menghambat partisipasi politik masyarakat. Politik uang dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik, karena mereka merasa bahwa suara mereka tidak akan berpengaruh. Hal ini karena mereka merasa sudah terbeli dengan uang politik.
-
Kenapa uang mengancam Pemilu 2024? 'Banyak sekali sekarang, paling serius dalam integritas negeri ini adalah uang, ancaman ini akan terjadi, dan akan terjadi pada Pemilu 2024,' jelas Alfitra dalam acara sosialisasi aplikasi Sietik DKPP RI di Hotel Yuan Garden, Senin (18/12).
-
Gimana uang bisa mempengaruhi Pemilu? Ia menyebut bahwa calon legislatif (caleg) yang memiliki sumber daya finansial yang cukup seringkali tidak perlu melakukan kampanye secara aktif, karena ancaman uang sudah cukup kuat untuk mempengaruhi hasil pemilihan.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Kenapa Tindak Pidana Pemilu bisa mengancam demokrasi? Pemilu adalah fondasi bagi negara demokratis, dan tindakan kriminal yang terkait dengan proses ini dapat mengancam kesejahteraan masyarakat dan stabilitas politik.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
Dampak dari sistem keterbukaan dan kompetisi dalam demokrasi, adalah adanya kecenderungan para calon menggunakan sarana tertentu demi mendapatkan suara dari pemilih, salah satunya adalah politik uang. Menurut Adnan, hingga saat ini fenomena golput, atau golongan penerima uang tunai masih banyak di ditemui tengah-tengah masyarakat.
Namun perangkat regulasi, baik undang-undang maupun peraturan dari penyelenggara Pemilukada diharapkan bisa mencegah terjadinya politik uang.Selain menegakkan regulasi, penyelenggara pemilu juga perlu terus-menerus mengedukasi masyarakat dan para calon yang akan maju dalam Pemilukada untuk tidak memberikan iming-iming kepada pemilih.
Adnan berharap, salah satu agen perubahan menuju Pilgub Jateng yang bersih adalah adalah Fatayat. Sebab Fatayat adalah salah satu organisasi kemasyarakatan dengan jumlah anggota perempuan terbesar di Indonesia. "Kalau cuma mengawal itu tidak sulit, seperti mengawal pimpinannya masuk ke hotel, setelah masuk yang mengawal ya di luar. Harusnya terlibat di dalamnya," ujarnya.
Sementara itu Komisioner KPU Jateng Diana Ariyanti mengatakan optimistis partisipasi masyarakat dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng 2018 akan meningkat. Tahapan pencoblosan yang diselenggarakan pasca lebaran dianggap memiliki sisi positif, karena masyarakat yang bekerja, mayoritas pulang ke tempat asalnya, sehingga berpotensi meningkatkan partisipasi pemilih.
"Bagi kami di tanggal 27 Juni sebenarnya lebih menguntungkan, mereka-mereka yang boro atau pada pulang, inilah sebenarnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat," kata Diana.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politik uang dalam pemilu adalah sebuah praktik yang melanggar aturan pemilu, di mana calon atau tim kampanye memberikan uang kepada pemilih.
Baca Selengkapnya'Serangan fajar' bisa berbentuk sembako, voucher pulsa, voucher bensin, hingga fasilitas lainnya yang bisa dikonversi dengan nilai uang.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI Jakarta mengingatkan warga yang kedapatan terlibat politik uang baik menerima maupun memberi bisa dikenakan sanksi pidana
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengungkapkan bahwa dalam Pilkada 2024, biaya politik uang mencapai Rp300 ribu untuk setiap suara. Apakah hal ini mengancam kualitas demokrasi kita?
Baca SelengkapnyaBawaslu mengatakan politik uang dan netralitas ASN menjadi kerawanan Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaPelaksanaan pilkades berada di bawah ancaman serangan fajar.
Baca SelengkapnyaMerespons itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua yang ilegal dicek sesuai aturan hukum.
Baca SelengkapnyaBawaslu provinsi sudah membahasnya dengan KPID dan KPU.
Baca SelengkapnyaBawaslu menemukan dugaan politik uang atau serangan fajar yang dilakukan oleh salah seorang Caleg DPR RI di Jakbar.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca Selengkapnya