Politikus Gerindra sebut Megawati angkuh bak ratu lebah
Merdeka.com - Kondisi perpolitikan makin memanas. Terlebih ketika pemilihan ketua DPR dan pimpinan MPR yang saat ini sedang berlangsung dalam sidang paripurna.
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menilai hal ini disebabkan karena ketidakluwesan politik yang dilakukan Koalisi Indonesia Hebat. Sehingga terima atau tidak terima, pimpinan DPR disapu bersih oleh Kubu Prabowo-Hatta dan kondisi politik saat ini jadi tidak menentu.
"Kekalahan ini karena keangkuhan Megawati, ratu lebah," kata Desmond kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
Menurut Desmond, Koalisi Indonesia Hebat tidak maksimal dalam menjalin komunikasi politik. Kondisi dan arah politik ke depannya tidak bisa ditebak.
"Ketidakluwesan Indonesia Hebat dalam berpolitik. Lobi yang bisa merubah situasi," tegasnya.
Seperti diketahui, SBY dan Megawati rencananya bakal bertemu sebelum pemilihan Ketua DPR. Namun rencana tersebut gagal dan keduanya tidak jadi bertemu.
Setelah itu, muncul wacana kembali bila SBY dan Megawati akan mengadakan pertemuan sebelum pemilihan pimpinan MPR. Tetapi pertemuan tersebut disinyalir batal dengan tanpa sebab yang jelas.
Teranyar, ada deal politik antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Koalisi Merah Putih terkait Perppu Pilkada lantaran gagal bertemu dengan Megawati. Sebelum menandatangani Perppu, SBY mengaku telah bertemu dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang tak lain adalah besan sekaligus elite dari Koalisi Merah Putih.
"Kamis, 30 September 2014 malam, saya bertemu Pak Hatta Rajasa yang bawa pesan dan harapan dari pimpinan-pimpinan partai KMP," tulis SBY dalam akun Twitter @SBYudhoyono miliknya, Senin (6/10).
Menurut SBY, Koalisi Merah Putih berharap bisa bersama dengan Demokrat di DPR dan MPR. Ajakan itu direspons positif oleh SBY dengan satu syarat.
"Partai Demokrat bersedia bersama-sama di DPR dan MPR, jika KMP mendukung Perpu Pilkada Langsung dengan perbaikan yang akan saya terbitkan," tulis SBY. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaPenuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini kembali viral video ucapan Ketum PDIP Megawati tentang penghinaan terhadap Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca SelengkapnyaMegawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, aparat penegak hukum saat ini dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca Selengkapnya