Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politikus Nasdem Tanggapi Megawati: Saya Tak Sepakat Jakarta Dikatakan Amburadul

Politikus Nasdem Tanggapi Megawati: Saya Tak Sepakat Jakarta Dikatakan Amburadul Megawati Soekarnoputri. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri menyebut Jakarta menjadi kota yang pembangunannya amburadul. Sehingga tidak menyabet penghargaan Kota Mahasiswa atau City Of Intellectual yang disabet oleh Semarang, Solo, dan Surabaya.

Dia juga menyayangkan Kota Jakarta tempat kampus UNJ berada tidak masuk kategori city of intellectual. Sebab, ‘Kota Mahasiswa’ pertama kali disebut Soekarno saat menandatangani prasasti gedung UNJ di tahun 1953.

"Sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Seharusnya (Jakarta) jadi city of intellectual. Tata kota dan masterplan siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," kata Megawati saat berpidato di acara dialog kebangsaan yang digelar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa, (10/11).

Politisi senior Partai Nasdem, Bestari Barus merasa tidak terima bila anak sang proklamator tersebut menyebut pembangunan Jakarta semakin amburadul. Mantan anggota Komisi D Bidang Pembangunan DKI Jakarta justru mengatakan bahwa pembangunan Jakarta semakin membaik setiap tahunnya.

"Jika dikatakan Jakarta amburadul, saya tidak sepakat dengan hal itu. Dari zaman terdahulu sampai sekarang, pembangunan di Jakarta meningkat. Terbukti dengan alokasi APBD, itu kan peruntukannya untuk pembangunan, jadi tidak mungkin pembangunan yang terdahulu itu tidak ada peningkatannya," kata Bestari saat dihubungi merdeka.com, Selasa (10/11).

Selain itu, Jakarta juga mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award 2021. Menurutnya, penghargaan tersebut merupakan bukti bahwa pembangunan Jakarta semakin membaik dan tidak amburadul.

Dia malah menyayangkan kriteria penghargaan City Of Intellectual yang dinilai tidak sebanding. Menurutnya, setiap kota di Indonesia tidak bisa disamaratakan keunggulannya atau kekhususannya.

"Saya kira harus lebih bijak dalam memberikan predikat terhadap kota-kota ini karena memang kekhususannya berbeda. Seperti Yogyakarta itu kota pelajar, tidak bisa dibandingkan dengan Jakarta yang mendapatkan penghargaan internasional dalam transportasi publiknya. Tidak apple to apple," kata dia.

Politisi yang sempat berseteru dengan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, alasan Jakarta tidak menyabet penghargaan City Of Intellectual dikarenakan Jakarta memang bukanlah kota pelajar seperti Yogyakarta. Dia menyebut, Jakarta adalah pusat pemerintahan dan pusat bisnis. Hal ini yang membuat Universitas besar di Indonesia berada di luar wilayah administrasi DKI Jakarta.

Menurutnya, Jakarta terlalu penuh dengan hiruk-pikuk, belum lagi sering kali ada demonstrasi besar-besaran yang membuat seolah jakarta tidak terlalu aman jika dibandingkan dengan Solo.

"Pusat pendidikan lebih banyak di daerah. Misalnya Universitas besar seperti UI, itu pertama kali (dibangun) di Salemba, nah sekarang pusatnya jadi di Depok. Biarlah daerah itu menjadi daerah pendidikan karena lebih tenang dan sepi. Jakarta banyak traffic yang menimbulkan stres," ujarnya.

Selain itu, biaya hidup di Jakarta juga tidak akan bisa terjangkau seperti di Solo, Semarang, atau Surabaya. Sebab, kata Bestari, Jakarta merupakan Ibu Kota dan pusat perekonomian Indonesia. Biaya hidupnya jelas lebih mahal.

"Kalau saya punya anak atau keponakan, saya lebih tenang kalau mereka kuliah di daerah Solo atau Malang yang lebih terjangkau dan tidak terganggu hingar bingar seperti Jakarta," ujarnya.

Seperti yang diketahui, dalam kriteria City Of Intellectual, disebutkan bahwa suatu kota harus memiliki minimal dua perguruan tinggi bereputasi baik yang melayani masyarakat kota dengan jumlah penduduk 250 ribu jiwa.

Kriteria kedua adalah kehadiran mahasiswa internasional dengan pertimbangan bahwa kota itu ramah terhadap segala perbedaan.

Selain itu, kota tersebut harus memiliki aspek keterjangkauan terkait biaya kuliah, biaya hidup, dan akses bepergian.

Kota tersebut juga harus aman, nyaman, minim dari konflik, indah, dan terdapat banyak peluang pekerjaan.

Oleh sebab itu, Bestari berharap kedepannya penghargaan apapun yang akan diberikan kepada suatu kota haruslah memiliki kriteria yang sebanding. Namun yang terpenting kata dia, setiap kota harus saling bersatu. Saling menghargai dan mendukung perbedaan yang ada.

"Harus objektif dan rasional juga. Penilaian terhadap keberhasilan suatu kota tidak bisa disamaratakan. Republik Indonesia ini menjadi satu kesatuan kita tidak perlu membandingkan satu kota dengan yang lain," kata Bestari.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengamat Tata Kota Sebut DKI Jakarta Masih Sangat Layak Jadi Ibu Kota Negara
Pengamat Tata Kota Sebut DKI Jakarta Masih Sangat Layak Jadi Ibu Kota Negara

Taki berharap tentang kepindahan Ibu Kota harus dikaji secara komprehensif tidak sekadar kepentingan politik semata.

Baca Selengkapnya
Bambang Brodjonegoro: IKN akan Seperti Washington DC, Jakarta Selevel New York
Bambang Brodjonegoro: IKN akan Seperti Washington DC, Jakarta Selevel New York

Bambang Brodjonegoro menegaskan, Jakarta akan tetap menjadi kota yang paling penting secara ekonomi meskipun Ibu Kota berpindah ke Nusantara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Pakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus
Pakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus

Hasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Tolak RUU DKJ, Politisi NasDem: Aneh Jika Ada Pihak Coba Kebiri Hak Warga Jakarta
Tolak RUU DKJ, Politisi NasDem: Aneh Jika Ada Pihak Coba Kebiri Hak Warga Jakarta

Ivan menambahkan kerukunan, keamanan dan kedamaian warga Jakarta dalam berdemokrasi bisa menjadi acuan bagi daerah lain.

Baca Selengkapnya
Dulu AHY Kritik IKN Sita Anggaran Negara, Usai Jadi Menteri Puja Puji
Dulu AHY Kritik IKN Sita Anggaran Negara, Usai Jadi Menteri Puja Puji

AHY resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/BPN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2/2024) lalu.

Baca Selengkapnya
Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.

Baca Selengkapnya
AHY Dulu Kritik Sekarang Puji-Puji IKN, Demokrat Beri Penjelasan
AHY Dulu Kritik Sekarang Puji-Puji IKN, Demokrat Beri Penjelasan

AHY meminta pemerintah untuk fokus pada pembenahan ekonomi masyarakat lebih dulu.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Bakal Lanjutkan Pembangunan IKN: Biar RI Punya Ibu Kota yang Nyaman Dihuni
Mahfud MD Bakal Lanjutkan Pembangunan IKN: Biar RI Punya Ibu Kota yang Nyaman Dihuni

Sederet alasan Mahfud MD yang akan tetap melanjutkan pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya
Anies Bakal Alihkan Anggaran IKN, Mantan Mendag: Jokowi Ahli Selesaikan Masalah Masa Depan
Anies Bakal Alihkan Anggaran IKN, Mantan Mendag: Jokowi Ahli Selesaikan Masalah Masa Depan

Anies Bakal Alihkan Anggaran IKN, Mantan Mendag: Jokowi Ahli Selesaikan Masalah Masa Depan

Baca Selengkapnya
Menelusuri Sosok Gubernur Jakarta yang Disindir Hashim Cuma 'Omon-Omon' Bikin Rumah Rakyat
Menelusuri Sosok Gubernur Jakarta yang Disindir Hashim Cuma 'Omon-Omon' Bikin Rumah Rakyat

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.

Baca Selengkapnya
Anies Ingin Kembalikan Jakarta Jadi Kota yang Bahagiakan Warganya
Anies Ingin Kembalikan Jakarta Jadi Kota yang Bahagiakan Warganya

Anies mengatakan hal itu usai melaksanakan konsolidasi dengan Warga Kota di Kantor Jakarta Inisiatif, Jakarta Selatan, Jumat (21/6).

Baca Selengkapnya
Bicara Perubahan, Anies Singgung Ahok dan Jokowi
Bicara Perubahan, Anies Singgung Ahok dan Jokowi

Anies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.

Baca Selengkapnya