Politikus PDIP Ingin Gerindra Tetap Jadi Oposisi
Merdeka.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menyarankan partai pengusung Prabowo-Sandiaga, Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat tetap menjadi oposisi. Apalagi, Andreas melihat sinyal jelas bahwa Prabowo Subianto menginginkan berada sebagai penyeimbang pemerintah.
Dia mengungkit pertemuan Jokowi-Prabowo. Kata Andreas, kesiapan Prabowo menjadi oposisi terlihat dari pernyataan Prabowo ingin memberikan kritik membangun kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ketika bertemu dengan pak Jokowi, Pak Prabowo juga menyampaikan, bahwa kami akan melakukan kritik-kritik konstruktif terhadap pemerintah. Itu kan adalah sinyal keinginan Partai Gerindra untuk di luar pemerintahan," ujar Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/7).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Mengapa PDIP siap menjadi oposisi? Sebab, dia menyebut PDIP sudah terbiasa bertahan dalam berbagai iklim dan dinamika politik Tanah Air.
-
Siapa yang dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Belum lagi, Andreas melihat Jokowi jelas menginginkan oposisi dalam pidato Visi Indonesia. Dia mengingatkan kembali bahwa PDIP pernah menjadi oposisi selama 10 tahun. Hal itu pun dianggap sebagai kehormatan karena rakyat pun tetap mendukung partai berlambang banteng itu sampai menjadi partai pemenang pemilu pada 2014 dan 2019.
"Dan partai yang ada di luar pemerintahan pun itu suatu kehormatan," imbuhnya.
Menurutnya empat partai oposisi yang mengusung Prabowo-Sandiaga itu menjadi kanalisasi suara rakyat yang tidak memilih Jokowi-Ma'ruf pada Pemilu 2019. Itulah fungsi penyeimbang yang bisa dipegang oleh kubu oposisi.
"Ketika ada perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat nah, di situ lah fungsi penyeimbang untuk menyampaikan aspirasi dari mereka yang waktu itu tidak memilih pak Jokowi," kata Andreas.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukungan gerakan rakyat akan memperbesar peluang Ganjar menang.
Baca SelengkapnyaAnalis politik Arifki Chaniago mengatakan PDIP masih ragu-ragu apakah berkoalisi atau menjadi oposisi
Baca SelengkapnyaPernyataan Ganjar itu ternyata juga sejalan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu Partai Golkar Maman Abdurrahman meyakini program-program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tetap berjalan meskipun PDIP menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Prabowo di depan Cak Imin, Airlangga dan Zulhas usai deklarasi Prabowo capres.
Baca SelengkapnyaPKS menegaskan penting adanya pihak yang mengontrol pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPSI Mesra dengan Prabowo, Senior PDIP Dengar Ada Perpecahan Internal
Baca SelengkapnyaPDIP dan PKS punya pengalaman menunjukan kekuatan di parlemen asal konsisten tetap menjadi oposisi dan tidak terlibat dalam pembicaraan bagi-bagi jatah menteri.
Baca SelengkapnyaGerindra merasa untung jika skenario itu terwujud.
Baca SelengkapnyaPKB meminta agar PKS juga ikut diajak masuk ke pemerintahan mendatang atau Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat tambahan kekuatan untuk bertarung di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya