Politikus PDIP: Pemerintahan kita melambai, kerjanya gunting pita
Merdeka.com - Dua Warga Negara Indonesia (WNI) disandera oleh pihak yang diduga terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua Nugini, setelah terjadi insiden penembakan di Skouwtiau, Rabu (9/9). Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri, peristiwa ini juga memakan korban seorang WNI lainnya bernama Kuba.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Effendi Simbolon menyayangkan kejadian tersebut terjadi. Menurutnya, peristiwa penangkapan dan penembakan WNI terjadi lantaran kurangnya pengawasan dari pemerintah pusat.
"Pemerintah kita melambai dan leye-leye. Apa yang diurus nggak ada. Kerja mereka hanya gunting pita dan kepentingan kampanye saja," kata Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (14/9).
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Siapa yang menangkap OPM? 'Saya kasih tahu, dia bukan kriminal, dia cuma OPM. Kapan lagi ini satu anak Timur membantu Polisi menangkap OPM,'
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang memulangkan WNI? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Politikus PDIP ini menilai, gerakan separatis semakin meluas lantaran terjadi ketimpangan sosial yang cukup tajam antara masyarakat dan pejabat Papua. Indikasinya para pejabat melakukan korupsi di pemerintahan sehingga rakyat Papua hidup miskin.
"Sebabnya mungkin ada ketimpangan ekonomi sehingga pengusaha kabupaten kaya raya dah ahli korup," terangnya.
Untuk mengantisipasi gerakan yang diduga dilakukan OPM terulang, ia meminta pemerintah pusat melakukan pengamanan ketat serta memperbaiki perekonomian di Papua. "Pemerintah perlu tindak cepat. Saya juga ada saran pendirian KPK saja, mengingat indeks korupsinya disana cukup tinggi," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Barang bukti yang disita senapan angin, sepatu PDL, kampak, atribut OPM bintang kejora dan senter
Baca SelengkapnyaNamun partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu bisa memasang bertruk-truk bendera.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, aparat penegak hukum saat ini dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Baca SelengkapnyaKasus penembakan dilakukan anggota TNI AL ini menambah daftar panjang pelanggaran hukum dilakukan aparat karena merenggut nyawa warga sipil.
Baca SelengkapnyaOPM secara keji terus menendang dan menodong senjata api ke kepala kampung.
Baca SelengkapnyaPembentang spanduk dukung Ganjar diduga dianiaya Paspampres.
Baca SelengkapnyaKesaksian Tim Ganjar soal Larangan Pasang Bendera PDIP saat Kunjungan Jokowi, Kader Sampai Digeledah
Baca SelengkapnyaKelompok OPM Teranus Enumbi di Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat TNI.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaEffendi Simbolon mengkritik partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut yang menyerang Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaJenazah ketiga terduga anggota OPM masih berada di RSUD Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca Selengkapnya