Politikus PDIP: Strategi Hoaks Gagal Naikkan Elektabilitas Prabowo-Sandi
Merdeka.com - Politikus PDIP Charles Honoris menyoroti elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang stagnan versi survei Charta Politika. Dia menilai stagnansi elektabilitas Prabowo-Sandi menunjukkan strategi hoaks yang dipakai gagal.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 34,1 persen. Kalah dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin di angka 53,2 persen.
"Strategi hoaks tersebut bukan saja tidak berhasil menurunkan elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf Amin (53,2% di Oktober & Desember), tapi juga gagal menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi sendiri," kata Charles kepada wartawan, Kamis (17/1).
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Bagaimana Prabowo berkampanye? Prabowo bakal menghadiri Waktunya Indonesia Maju di Sentul International Convention Center (SICC)
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Siapa yang salah sebut Prabowo-Sandi? Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria keselip lidah dengan menyebut nama pasangan Prabowo-Sandi.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
Charles mencontohkan hoaks yang diproduksi kubu Prabowo-Sandi yaitu 1 selang cuci darah di RSCM disebut digunakan untuk 40 orang, beberapa BUMN seperti Garuda Indonesia dan Pertamina diambang kebangkrutan hingga cadangan beras nasional hanya cukup 3 minggu.
"Disebut sebagai strategi, sebab hoaks diproduksi terus oleh Prabowo-Sandi, meskipun kebohongan mereka sudah sering kali ditelanjangi," ujarnya.
Menurutnya, Prabowo-Sandi mungkin mengadopsi pemikiran Ahli Propaganda Nazi Paul Joseph Goebbels terkait strategi hoaks untuk mendulang suara. Sayangnya, kata dia, rakyat Indonesia sudah cerdas dan tidak mudah terhasut berita bohong.
"Barangkali awalnya Prabowo-Sandi berpikir strategi hoax yang dilakukannya bisa sukses, sebab seperti kata Joseph Goebbels 'kebohongan yang diulangi terus menerus kelak akan dipercayai sebagai kebenaran'. Namun, ternyata masyarakat Indonesia sudah cerdas, sehingga strategi hoaks yang dilakukan Prabowo-Sandi sama sekali tidak bisa menggoyang pilihan politik rakyat," tegas Charles.
Anggota Komisi I DPR ini menyarankan, paslon nomor 02 untuk menghentikan produksi hoaks mereka. Sebab, strategi itu hanya membuat kegaduhan di masyarakat.
"Prabowo-Sandi sebaiknya menghentikan strategi hoaks yang sudah terbukti tidak menguntungkan pihaknya. Terlebih hoaks mempunyai efek yang sangat destruktif bagi kehidupan masyarakat. Masak rakyat juga yang harus menanggung kerusakan akibat tujuan politik elite yang gagal," imbuhnya.
Prabowo-Sandi juga disarankan untuk memulai kampanye positif dengan beradu gagasan dengan Jokowi-Ma'ruf ketimbang menebar hoaks dan ketakutan.
"Saya berharap debat presidensial pertama yang dihelat sebentar malam akan menjadi momentum bagi Prabowo-Sandi untuk meninggalkan strategi hoaks yang terbukti gagal menaikkan elektabilitasnya dan merusak kehidupan masyarakat," ucapnya.
"Untuk kemudian memulai kampanye positif dengan adu gagasan, program dan rekam jejak bersama Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin," sambung dia.
Sebelumnya, Lembaga Survei Charta Politika merilis elektabilitas Joko Widodo-Mar'uf Amin lebih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya melihat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yaitu 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 34,1 persen.
"53,2 persen Jokowi-Ma'ruf. 34,1 persen prabowo-Sandi, 12,7 persen undecided voters. Secara statistik stagnan suara pada kedua calon tersebut. Jika dilihat dari tren Oktober sampai Desember 2018," kata Yunarto di Kantornya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (16/1).
Proses pengumpulan data dilaksanakan pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019. Melalui wawancara 2.000 responden. Yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan survei metode acak bertingkat/multistage random sampling dengan margin of error 2,91%. Tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga calon presiden; Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan saling salip. Terpotret dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaRefly Harun mencurigai, elektabilitas Prabowo meningkat karena efek dan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan terkait fenomena unik saat pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaResponden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Baca SelengkapnyaHanggoro menilai, masyrakat tak dapat menilai secara objektif debat yang berlangsung.
Baca SelengkapnyaJika disandingkan menjadi tiga capres, nama Prabowo juga tetap mengungguli Ganjar, dan Anies yang ada di posisi akhir.
Baca Selengkapnya