Politisi PDIP sesalkan Kompolnas umbar nama calon Kapolri ke publik
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo hingga kini belum mengambil sikap tegas soal nasib Calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan (BG). Kuat dugaan, Jokowi batal melantik BG, karena tersandung status tersangka Korupsi. Apalagi, saat ini Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) juga sudah mengeluarkan beberapa nama calon pengganti Budi Gunawan, apabila batal dilantik nanti.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Tubagus (Tb) Hasanuddin, mengaku belum mengetahui soal pembatalan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Dia mengatakan, PDIP sendiri tidak akan melakukan intervensi kepada Presiden, dan akan patuh akan keputusan Jokowi.
"Saya belum ada bocoran (pengganti BG). Saya kira tetap sebagai kader PDI perjuangan akan mengikuti apa yang diputuskan oleh kepala negara mudah-mudahan terbaik untuk kita semua. Soal keputusan seperti nanti apa, selalu atau tidak memuaskan semua pihak. Sehingga demi stabilitas negara kita harus loyal apapun yang diputuskan," kata Hasanuddin di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (12/2).
-
Siapa yang diusulkan Jokowi jadi Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Siapa Kapolri tersingkat? Kapolri dengan masa jabatan tersingkat ada Chairuddin Ismail.
-
Apa yang menjadi fokus Kapolri M. Hasan? Ia juga menekankan bahwa sudah saatnya Polri bekerja keras guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Polri.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang menyapa Kapolri? Bapak saya kan masuk polisi tahun 83, bapak Kapolri kan tahun 91. Di belakang katanya Bapak Kapolri katanya adik-adikannya Pak,' kata komika ini yang langsung membuat para Jenderal tertawa.
Mayjen (Purn) TNI ini justru lebih mengkritisi sikap Kompolnas dalam menyeleksi Calon Kapolri. Menurut dirinya, sebagai lembaga pemerintah yang diminta masukan untuk calon Kapolri, Kompolnas tidak perlu menginformasikan ke publik.
"Setahu saya kalau di Militer atau Kepolisian, promosi seorang calon pimpinan itu melalui sistem yang jelas yang kadang-kadang juga dirahasiakan. Saya menyesalkan ketika anggota kompolnas bilang si A belum bisa jadi kapolri karena masih muda, terus anggota lain bilang si A bisa jadi Kapolri," kata dia.
Tb Hasanuddin melanjutkan, meski harus transparan dalam melakukan seleski Calon Kapolri, Kompolnas sebaiknya mendiskusikan hal itu terlebih dahulu dengan lembaga lain, apakah layak atau tidaknya seseorang untuk dijadikan Kapolri.
"Situasi sebaiknya dalam ruangan saja disikusikan kemudian dianalisa, koordinasi dengan PPATK atau dengan KPK dan tertutup. Setelah dianalisa baru diambil kesimpulan kelayakan Calon Kapolri tersebut, karena bagaimanapun juga tidak etis secara terbuka diumumkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Kompolnas Adrianus Meliala mengatakan tak merekomendasikan Suhardi mengenai angkatannya yang terbilang masih muda. Menurut Adrianus, dikhawatirkan jika nantinya mantan Kadiv Humas Polri itu menjadi Kapolri akan sulit memimpin seniornya.
Selain itu masa jabatan Kapolri yang hanya dua hingga tiga tahun menjadi pertimbangan Kompolnas lainnya. Usia Suhardi saat ini sekitar 53 tahun sedangkan masa pensiun Kapolri sekitar 58 tahun.
"Kalau yang bersangkutan dipilih presiden akan membuat yang bersangkutan sulit memimpin senior. Dia kan lebih muda dibanding rekan samping yaitu kepala staf. Memang ini aturan yang tak tertulis bahwa sebaiknya Kapolri seimbang dalam segi angkatan agar kompak di lapangan," kata Adrianus.
Kompolnas telah merekomendasikan empat nama baru untuk calon Kapolri menggantikan Komjen Budi Gunawan yang disebut-sebut batal dilantik Presiden Jokowi. Mereka adalah Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayu Seno, Irwasum Komjen Dwi Priyatno, dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso.
Namun empat nama ini belakangan direvisi. Kompolnas kembali berencana mengajukan dua nama perwira tinggi Polri yakni Komjen Anang Iskandar dan Komjen Suhardi Alius masuk dari deretan calon Kapolri pengganti Budi Gunawan. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menolak mengungkap lebih dalam maksud pernyataan penguasa pegang kartu truf ketum parpol.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pemilu
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan Bacawapres Ganjar Pranowo semakin mengerucut.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan tak memiliki kekuasaan untuk mencalonkan atau mengusung sosok di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PKS menyebut Jokowi menyodorkan nama Kaesang ke partai-partai.
Baca SelengkapnyaHasto ungkap hasrat Jokowi yang terus ingin berkuasa meski sudah tak lagi menjadi presiden.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaPuan menyebut PDIP tidak akan terburu-buru memanggil Bobby untuk meminta penjelasan.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengamini ucapan Jokowi mengenai Presiden boleh memihak dan mendukung pasangan Capres dan Cawapres
Baca Selengkapnya