Poros Ketiga Dinilai Sulit Terbentuk, Prabowo-Surya Paloh-SBY Tak Ada yang Mau Ngalah
Merdeka.com - Direktur CPA LSI Denny JA, Ade Mulyana memprediksi poros ketiga atau 'poros sisa dunia' rumit untuk terkonsolidasi. Sebab, Partai Gerindra, PKB, NasDem, PKS dan Demokrat belum menentukan arah koalisi di 2024.
Diketahui, saat ini baru terbentuk dua poros di antaranya poros PDIP karena sudah memiliki tiket untuk mencalonkan capres dan cawapres tanpa perlu koalisi. Serta Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN dan PPP.
Ade menjelaskan ada empat alasan mengapa poros ketiga rumit untuk dibentuk. Pertama, karena persaingan leadership di antara tokoh dari partai-partai yang masuk poros sisa dunia.
-
Apa yang menjadi dasar munculnya tiga poros dalam Pilkada Jateng? Jika dilihat dari kursi di DPRD Jateng dan nama-nama tokoh yang beredar di masyarakat itu, setidaknya aka nada tiga poros dalam Pilkada Jateng 2024.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Kenapa sengketa Pilpres 2024 dianggap kompleks? 'Kita tetap akan optimistis sepanjang yang secara maksimal bisa kami lakukan,' kata Suhartoyo di Pusdiklat MK, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip Kamis (7/3). Meski dalam batas penalaran yang wajar, Suhartoyo menjelaskan bahwa waktu 14 hari terasa tidak mungkin menyidangkan dan memutus sengketa hasil yang kompleks dengan dugaan kecurangan. Apalagi jika pihak berperkara yang mengajukan bisa lebih dari satu pihak. Namun, berkaca pada periode 2019, Suhartoyo menegaskan MK bisa bekerja sesuai waktu yang ditetapkan.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Apa yang dibahas Surya Paloh dan Prabowo? 'Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju,' kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
Tokoh leadership itu, kata Ade, di antaranya, Prabowo Subianto, Surya Paloh (SP) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Di belakang AHY pasti ada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dari tiga tokoh ini kita sulit juga menentukan siapa yang mau mengalah dipimpin salah satu dari tokoh ini. Ini juga kemungkinan sulit bentuk koalisi di antara tiga tokoh," kata Ade, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/7).
"Prabowo kan sudah sering jadi capres, SP juga kita lihat punya NasDem dan tokoh nasional, dan Pak SBY yang jadi presiden Indonesia dua periode. jadi agak sulit di antara tiga tokoh ini yang mau dipimpin oleh salah satunya," sambungnya.
Alasan kedua, pembicaraan siapa yang akan diusung menjadi calon presiden (capres) belum menentukan titik temu. Partai Gerindra, Ade menilai Prabowo Subianto menjadi harga mati untuk dimajukan sebagai capres pada Pemilu 2024.
"Untuk NasDem, kemarin hasil rakernas ada tiga capres yang kemungkinan diusulkan: Ganjar, Anies dan Andika. Jadi masing-masing punya capres sendiri. Demokrat pasti harga mati akan mengusung Mas AHY, minimal cawapres," paparnya.
Kemudian alasan ketiga, Ade menyebut partai-partai di poros sisa dunia masih sangat mungkin bergabung dengan poros PDIP dan poros KIB.
"Berdasarkan historis, Gerindra dan PKB ini masih kemungkinan gabung PDIP. Demokrat PKS juga masih ada kemungkinan gabung KIB. Kalau Demokrat gabung PDIP sepertinya agak sulit, karena kita lihat historisnya Bu Mega dan Pak SBY. Begitu juga dengan PKS yang mungkin secara ideologi masih bertentangan jauh," ungkapnya.
Dan alasan terakhir, Gerindra saat ini tengah melakukan komunikasi intens dan membangun koalisi dengan PKB. Namun, Gerindra pun masih terbuka peluangnya berkoalisi dengan PDIP maupun partai lain termasuk Demokrat.
Sementara, PKB pun masih terbuka peluangnya bergabung bersama koalisi PDIP. Sehingga, koalisi antara Gerindra dan PKB masih sangat rapuh.
"Jadi kita lihat memang bahwa koalisi Gerindra-PKB ini baru hangat-hangat di awal, belum tahu kepastian selanjutnya seperti apa, kemungkinan pecah koalisi ini sangat besar," imbuh Ade.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto berencana membentuk klub presiden atau Presidential Club.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaNamun PPP berpeluang untuk meninggalkan koalisi Ganjar, jika Ridwan Kamil jadi Cawapres.
Baca SelengkapnyaPKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaYusril mengatakan Cawapres Prabowo sebenarnya sudah mengerucut tiga nama.
Baca SelengkapnyaPrabowo membandingkan Indonesia dengan negara yang memiliki wapres lebih dari satu.
Baca SelengkapnyaHuda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros.
Baca SelengkapnyaKeduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Baca SelengkapnyaUntuk itu, PKS mendesak agar Anies segera mengumumkan cawapresnya.
Baca SelengkapnyaAlih-alih didukung rakyat, suaranya malah turun di Pemilu.
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca Selengkapnya