PPP: Bertambahnya Kasus Covid dan Pelaksanaan Pilkada Beda Urusan
Merdeka.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 akan dilaksanakan di 270 daerah pada tanggal 9 Desember nanti. Jelang 5 hari Pilkada akan digelar, kasus Covid-19 di tanah air justru memburuk.
Dari data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, pada awal Desember 2020 hari Selasa (1/12) kasus positif corona di tanah air sebanyak 5.092.
Angka positif Covid-19 tersebut kembali meningkat pada Rabu (2/12) menjadi 5.533 menjadi kasus. Rekor terbaru pada hari Kamis (3/12) kemarin sebesar 8.369 orang terpapar virus asal Wuhan, China tersebut.
-
Bagaimana Pilkada 2020 dilaksanakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa Pilkada 2020 jadi penting? Pilkada Serentak 2020 menjadi salah satu momen penting dalam demokrasi Indonesia, meskipun dilaksanakan di tengah tantangan pandemi.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Wasekjen DPP PPP, Achmad Baidowi (Awiek) menilai, tingginya kasus Covid tersebut tidak ada urusan dengan pelaksanaan Pilkada. Sebab, meningkatnya kasus corona karena masih ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
"Bertambahnya jumlah Covid itu bukan karena Pilkadanya, beda urusan. Disatu sisi masyarakat tidak tertib menjalankan protokol kesehatan, itu kan contoh imbas bagian dari kerumunan-kerumunan masyarakat yang barusan saja mendapat sorotan publik," katanya lewat pesan, Jumat (4/12).
Menurutnya, pada pelaksanaan Pilkada nanti protokol kesehatannya sudah di atur. Semua tata cara pencoblosan di tengah pandemi sudah disiapkan.
"Sehingga ketika di kalkulasi dampak dari itu juga banyak bukan karena Pilkadanya saya kira, karena Pilkada sudah menyiapkan pelaksanaannya dengan protokol kesehatan termasuk juga anggaran nya disiapkan," ucapnya.
Anggota DPR ini menilai, tidak ada alasan untuk menunda Pilkada. Terlebih, tidak bisa diprediksi kapan corona hilang dari Indonesia.
"Jadi saya kira tidak ada alasan ditunda, ditundanya sampai kapan, Covid kan juga gak tau sampai kapan, jadi itu hanya kebetulan, bukan karena Pilkadanya," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPilkada terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah Pilkada Serentak 2020, yang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Rahmat Bagja mengusulkan penyelenggaraan pemilu dan pilkada tidak dilaksanakan dalam tahun yang sama.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo menanyakan soal dana triliunan rupiah yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta guna menangani polusi di Jakarta
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaUsulan penundaan Pemilu 2024 kali ini diutarakan Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPercepatan waktu pelaksanaan Pilkada 2024 ini dinilai akan memicu kompleksitas masalah hukum, dan politik yang merugikan kepentingan masyarakat luas.
Baca Selengkapnya