PPP duga SBY walk out bukan karena atribut partai, tapi protokoler tak layak
Merdeka.com - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy menduga aksi walk out yang dilakukan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bukan karena masalah atribut partai. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh protokoler yang tidak patut bagi mantan presiden RI.
Rommy mengaku tepat di belakang dari mobil SBY. Dia menuturkan sebelumnya tidak ada tanda-tanda presiden ke-6 itu bakal 'walk out' dari Deklarasi Kampanye Damai.
"Saya melihatnya lebih karena pengaturan protokol yang barangkali dianggap tidak sepatutnya untuk seorang mantan presiden," kata Rommy di DPP PPP, Jakarta Pusat, Selasa (25/9).
-
Siapa yang dilaporkan melanggar aturan Pilpres? Kubu pasangan Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar heran laporan dugaan pelanggaran pemilu terhadap Calon Wakil Presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka tidak diproses.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Siapa yang mengancam integritas Pemilu? Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Alfitra Salamm, mengungkapkan keprihatinannya terkait ancaman uang dalam pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia dalam acara yang diselenggarakan DKPP RI.
Namun, dia tidak yakin pelanggaran penggunaan atribut partai menjadi alasan SBY. Sebab, Rommy melihat banyak juga atribut partai Demokrat.
"Karena kalau alasannya adalah keberadaan atribut maka atribut partai Demokrat bertebaran juga di sana cuma memang tidak semeriah partai lain," imbuhnya.
Rommy mengakui protokoler untuk mantan presiden tidak semestinya. Seperti juga yang dialami oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Semestinyalah ada protokol yang lebih memberikan tempat kepada pak SBY berbeda dengan kita-kita ketum parpol yang memang belum pernah jadi presiden," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaMenurut AHY, semua partai politik punya kebijakannya masing-masing
Baca SelengkapnyaNasDem meminta Anies tidak memilih calon wakil presiden karena tokoh tersebut punya partai politik.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku masih bersukur. Meskipun, ditelikung oleh Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaPadahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDemokrat mendapatkan hikmah karena Anies akhirnya memutuskan meninggalkan AHY.
Baca SelengkapnyaPilkada Sumut 2024: PDIP Tak akan Terima Berkas Pendaftaran Bobby Nasution Karena Sudah Dipecat
Baca SelengkapnyaPertemuan SBY dan Jokowi didorong oleh para partai politik yang tergabung di KIM
Baca SelengkapnyaSBY berharap mimpi Demokrat dikabulkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pihaknya akan menemukan baik jalan jalan maupun tempat yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki testimoni terkait sosok Capres Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSBY sebut Demokrat ditelikung dan ditinggalkan atas terjadinya kejadian pada 3 hari yang lalu.
Baca Selengkapnya