Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PPP ke Demokrat: Kalau mau gabung ayo, daripada kesana kemari tak ada respons

PPP ke Demokrat: Kalau mau gabung ayo, daripada kesana kemari tak ada respons Ahmad Baidowi (Kanan). ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajak Demokrat bergabung ke koalisi pendukung Joko Widodo. Wasekjen PPP Ahmad Baidowi menilai masuk ke koalisi Jokowi lebih realistis ketimbang menawarkan gagasan poros baru tapi tidak mendapatkan respons dari partai lain.

Pernyataan ini menyikapi sikap Demokrat yang membuka opsi mendukung Jokowi dengan mematok syarat dalam kontrak politik.

"Kalau mau gabung ayo masih ada waktu dan bicara di dalam agar lebih konkret. Daripada kesana-kemari tawarin poros baru tapi tidak ada yang respons lebih baik merapat ke yang sudah jelas," kata Awiek sapaan Baidowi saat dihubungi merdeka.com, Jumat (13/7).

PPP menilai wajar partai politik mengajukan kontrak politik ke Jokowi. Namun, Awiek meminta Demokrat tidak mengancam apalagi menyandera Jokowi.

"Kalau PPP siapa saja yang mau dukung Jokowi silakan dukung saja asal jangan mengancam apalagi menyandera. Soal komitmen itu urusan masing-masing parpol dengan Jokowi," tegas dia.

Selain poros baru, Awiek juga menyindir Demokrat selalu gagal menawarkan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden. Meski demikian, koalisi tidak akan membahas kontrak politik Demokrat itu.

"Enggak (dibahas). Itu ranahnya Jokowi," tuturnya.

Lebih lanjut, Awiek menegaskan, koalisi pendukung tidak membahas nama cawapres. Urusan cawapres diserahkan kepada Jokowi. Sebab, pembicaraan nama cawapres, lanjut Awiek, hanya akan menimbulkan gesekan di koalisi.

"Kami tidak bicara nama karena itu kewenangan Jokowi. Kalau bicara nama sudah pasti konflik di awal. Kalau mau gabung ya gabung saja. Jangankan Partai Demokrat, PKB saja yang bawa nama dari awal nyatanya banget," tandas Awiek.

Sebelumnya, Demokrat membuka opsi mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Tetapi, Demokrat akan meminta kesediaan capres dan cawapres untuk menandatangani kontrak politik dengan partai.

Poin pertama yakni mengenai ideologi capres dan cawapres. Mereka harus benar-benar memahami Pancasila sebagai dasar negara. Capres dan Cawapres harus mengamalkan penuh Pancasila.

Kedua di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat. SBY menilai, rakyat saat ini sedang menghadapi sejumlah persoalan di bidang ekonomi dan kesejahteraan.

Ketiga, di bidang hukum dan keadilan. Rakyat berharap penegakan hukum berlangsung secara adil, pemberantasan korupsi tidak tebang pilih.

Keempat menyangkut politik dan demokrasi. Pertama, berharap pemimpin-pemimpin masa depan mendapatkan presiden dan wakil presiden taat konstitusi dan UU sistem ketatanegaraan yang berlaku.

Terakhir, pemimpin mendatang harus benar-benar bisa menjaga persatuan dan kerukunan sosial dan sikap antiradikalisme persatuan bangsa dan kerukunan atau harmonisasi penting ditegakkan dalam kehidupan bangsa yang majemuk.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PPP Buka Peluang Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran: Membangun Indonesia Harus Bersama
PPP Buka Peluang Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran: Membangun Indonesia Harus Bersama

PPP mengungkit posisinya di Koalisi Indonesia Maju bersama Golkar dan PAN sebelum pencoblosan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Beratnya Jadi Partai Oposisi di Indonesia
Beratnya Jadi Partai Oposisi di Indonesia

Alih-alih didukung rakyat, suaranya malah turun di Pemilu.

Baca Selengkapnya
Analisis Pengamat soal Peluang PPP Gabung Pemenang Pilpres 2024 dan Tinggalkan Ganjar-Mahfud
Analisis Pengamat soal Peluang PPP Gabung Pemenang Pilpres 2024 dan Tinggalkan Ganjar-Mahfud

PPP saat ini tidak memiliki pengaruh dan daya tawar di Koalisi Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
PDIP Bicara Peluang Demokrat Gabung Dukung Ganjar: Kalau Pak SBY Mau Bantu, Terima Kasih
PDIP Bicara Peluang Demokrat Gabung Dukung Ganjar: Kalau Pak SBY Mau Bantu, Terima Kasih

PDIP akan membuka pintu kepada partai politik lain termasuk Demokrat

Baca Selengkapnya
PPP Hadir Halal Bihalal Koalisi Prabowo-Gibran, Ini Respons PDIP
PPP Hadir Halal Bihalal Koalisi Prabowo-Gibran, Ini Respons PDIP

Partai Golkar menggelar halal bi halal di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Senin (15/4) malam.

Baca Selengkapnya
PDIP Siap Tampung Demokrat Usai Ditinggalkan Anies Baswedan
PDIP Siap Tampung Demokrat Usai Ditinggalkan Anies Baswedan

PDIP melihat Partai Demokrat merupakan partai penentu dalam konstelasi politik ke depan.

Baca Selengkapnya
PDIP Masih Buka Pintu untuk Golkar: Meski Gabung Prabowo Tapi Belum Bisa Naik Pelaminan
PDIP Masih Buka Pintu untuk Golkar: Meski Gabung Prabowo Tapi Belum Bisa Naik Pelaminan

PDIP sampai hari ini masih terus membuka pintu bagi partai manapun termasuk Golkar untuk berkoalisi.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Arahan Jokowi soal Koalisi: Ajak Sebanyak Mungkin Partai Dukung Ganjar
PDIP Ungkap Arahan Jokowi soal Koalisi: Ajak Sebanyak Mungkin Partai Dukung Ganjar

PDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.

Baca Selengkapnya
PKB soal Demokrat Dukung Prabowo: Besok Bukan Pertarungan Gemuk Kurus, Tapi Visi & Gagasan
PKB soal Demokrat Dukung Prabowo: Besok Bukan Pertarungan Gemuk Kurus, Tapi Visi & Gagasan

Demokrat menambah deretan parpol pengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Baca Selengkapnya
PPP Berpeluang Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Golkar: Kita Rangkul Semua Komponen
PPP Berpeluang Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Golkar: Kita Rangkul Semua Komponen

Partai Golkar sangat terbuka jika PPP akan bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
PDIP Batal Koalisi dengan Demokrat, Gara-Gara Megawati dan SBY Belum Bertemu?
PDIP Batal Koalisi dengan Demokrat, Gara-Gara Megawati dan SBY Belum Bertemu?

Djarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin

Baca Selengkapnya
Ketum PPP Mengaku Sudah Ajak Prabowo Gabung Dukung Ganjar
Ketum PPP Mengaku Sudah Ajak Prabowo Gabung Dukung Ganjar

Ajakan tersebut disampaikan ketika bertemu dengan Prabowo saat Upacara 17 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya