PPP kubu Djan evaluasi dukungan ke Ahok, ini komentar kubu Romi
Merdeka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kubu Djan Faridz akan melakukan evaluasi terhadap dukungan ke calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017. Evaluasi ini menyusul kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
Terkait hal ini, Sekjen PPP kubu Romahurmuziy, Arsul Sani mengatakan, dukungan kubu Djan bersifat semu. Sebab, kata Arsul, hanya ada segelintir kader kubu Djan yang sebenarnya mendukung Ahok.
"Dukungan dari mereka yang menamakan diri PPP Djan Faridz itu memang ibaratnya dukungan tanpa dukungan. Kenapa begitu? Karena di luar segelintir orang-orang yang berada di lingkaran satu Djan, maka tidak ada jajaran pengurus kubu Djan yang ikut mendukung," kata Arsul saat dihubungi, Senin (14/11).
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Kenapa PKB mempertimbangkan untuk mendukung Anies? PKB Pertimbangkan Dukung Anies Maju Pilgub Jakarta 2024 Namun, PKB juga sudah punya jagoan sendiri untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Wasekjen PKB Syaiful Huda mengungkapkan, partainya sudah membuka komunikasi awal dengan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.Dia mengatakan, PKB tengah mempertimbangkan untuk mengusung Anies.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Kenapa PDI Perjuangan masih meninjau Anies dan Ahok untuk pilkada? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
Arsul menyebut rencana evaluasi itu menunjukkan mereka sadar dukungan kepada Ahok sebagai sebuah kekeliruan.
"Jadi kalau mereka akan mengevaluasi maka hakekatnya mereka sadar akan kekeliruan keputusan yang sebelumnya mereka ambil," jelasnya.
Menurutnya, kubu Djan juga telah menyadari barter dukungan kepada Ahok agar mendapatkan SK Kepengurusan dari Menkum HAM tidak bakal diperoleh. Hal itu terlihat dari kehadiran Presiden Joko Widodo Munas Alim Ulama yang diselenggarakan kepengurusan PPP hasil Muktamar Pondok Gede.
"Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa barter yang mereka harapkan dari dukungan tersebut ternyata tidak bisa mereka peroleh, yakni berubahnya pengakuan pemerintah dengan menerbitkan SK untuk kepengurusan Djan Faridz," tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz, Achmad Dimyati Natakusumah mengungkapkan partainya bakal melakukan evaluasi terhadap dukungan calon ke petahana Gubernur DKIJakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017.
"Kami akan kaji dan evaluasi lagi dukungan kepada Ahok. Ini masukan dari konstituen dan alim ulama. Ya termasuk soal itu (dugaan penistaan agama)," kata Dimyati saat dihubungi, Minggu (13/11).
Meski demikian, Dimyati menjelaskan sampai saat ini PPP kubu Djan Faridz masih belum memutuskan siapa calon yang didukung menggantikan Ahok, jika partainya telah bulat memutuskan tidak mendukung mantan politikus Partai Gerindra tersebut di Pilgub DKI.
Anggota Komisi I DPR itu juga tidak mau berandai-andai apakah nantinya akan memutuskan mendukung pasangan yang diusung oleh PPP kubu Romahurmuziy (Romi), yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Sebab hal itu masih perlu dilakukan pembahasan.
"Masih perlu dirapatkan dulu,"ujarnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat itu Ahok menelan kekalahan dan berimbas pada kursi PPP di DKI Jakarta yang tak sesuai dengan target.
Baca SelengkapnyaMaman menegaskan, jika pihaknya pun memiliki target untuk memenangkan Pilkada tahun 2024 ini.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKB, Lukmanul Khakim mengaku kaget mendapat kabar duet pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaWakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda mengungkapkan alasan DPP belum menentukan sikap mengusung Anies.
Baca SelengkapnyaDalam politik, pilihan calon presiden hanya individu itu dan tuhannya yang tahu. Sementara secara kelembagaan punya mekanisme sendiri.
Baca SelengkapnyaMengenai deklarasi ini, Witjaksono siap disanksi oleh PPP.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan para kader PPP membelot dari semula mendukung ketuanya.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat akan tetap menjalankan program yang baik dari pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya