PPP nilai Demokrat tak gabung koalisi Jokowi karena sulit ubah 'style'
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut ada hambatan dan rintangan untuk bergabung di koalisi parpol pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menanggapi itu, Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan enam parpol koalisi pendukung Jokowi sudah punya pola kesepakatan strategi.
Menurut Arsul, akan sulit bila pola tersebut diubah. Sebab, strategi parpol pendukung Jokowi ini sudah siap untuk menghadapi kontestasi Pilpres 2019.
"Ketika kemudian ada yang baru datang, siapapun tidak hanya Demokrat. Dan itu harus mengubah pola, arah, style dalam komunikasi, itu memang kemudian sulit ya," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, (25/7).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Mengapa DPR RI mengajak komitmen bersama? Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin tekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa doktrin Partai Demokrat? Dalam anggaran dasar Partai Demokrat pada pasal 4, doktrin tri pakca gatra praja mengandung arti adanya tiga kehendak kuat atau tiga ketetapan atau tiga ketetapan hati dalam mebangun bangsa dan negara, yang diwujudkan ke dalam trilogi partai demokrasi, kesejahteraan, dan keamanan serta tiga wawasan partai yakni nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.
-
Apa yang Anies tekankan kepada kader PKS? Anies mengaku perubahan bukan hanya untuk satu orang, partai, dan koalisi, tetapi hajat seluruh masyarakat Indonesia. 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
-
Apa saja asas pemilu di Indonesia? Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Arsul menjelaskan, tidak mungkin parpol pendukung Jokowi mengulang arah strategi bagi para parpol yang belum menentukan sikap dan ingin bergabung ke kubu Jokowi. Apalagi pendaftaran resmi Capres dan Cawapres sudah di depan mata yakni 4-10 Agustus.
"Tentu yang sudah ada di dalam kan akan mengatakan bahwa lho kok kami yang harus mengikuti anda, kok bukan anda yang harus menyesuaikan diri dengan kami, kan kayak begitu ya," ujar Arsul.
Meski demikian, parpol pendukung Jokowi belum menutup komunikasi bagi partai yang belum menentukan sikap politiknya dan ingin bergabung dalam gerbong koalisi Jokowi.
"Tapi kan bagaimana pun kalau kita lihat komunikasi itu kan tidak tertutup juga sama sekali. Bahkan kalau menurut saya, sampai hari ini meskipun ada pertemuan tadi malam," ujar Anggota Komisi III DPR ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan menutup peluang berkoalisi dengan poros Joko Widodo di 2019. SBY mengakui banyak halangan dan rintangan bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Pak Jokowi juga berharap Demokrat bisa berada di dalam. Tapi saya menyadari, menyadari banyak sekali rintangan dan hambatan untuk menuju ke koalisi itu," kata SBY saat jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (24/7).
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menduga PKB sebenarnya tidak nyaman berkoalisi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaPKB dinilai sebagai pembawa narasi perubahan yang bertolak belakang dengan keberlanjutan Prabowo.
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca Selengkapnya