Prabowo, Ical, Jokowi bisa gagal nyapres jika ada poros tengah
Merdeka.com - Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari melihat kondisi perpolitikan Indonesia pasca pemilu legislatif semakin dinamis. Menurut dia, ada banyak kemungkinan yang terjadi jika melihat dari hasil hitung cepat pemilu legislatif kemarin.
"Pertama, partai-partai papan atas mengajak koalisi partai menengah karena tanpa itu tidak bisa mengajukan capres. Kedua, partai-partai menengah ini justru membentuk poros," ujar Hajriyanto yang juga wakil ketua MPR di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (11/4).
Dia menjelaskan, jika partai menengah berkoalisi dan membentuk poros untuk mengajukan capres, maka tiga nama capres yakni Joko Widodo (Jokowi), Aburizal Bakrie (Ical) dan Prabowo Subianto bisa gagal jadi capres. Hal ini terbentuk pada presidential threshold 20 persen dan 25 persen suara nasional, jika ingin mengajukan capres.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Kenapa Pilkada DIY rawan konflik? Di beberapa daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terjadi konflik, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Di mana Pilkada 2024 paling rawan konflik di DIY? 'Berdasarkan data itu, dari seluruh kabupaten/kota yang ada di DIY, memang Kabupaten Sleman yang paling tinggi. Bahkan Sleman menjadi kabupaten yang menduduki peringkat kerawanan nomor 25 di tingkat nasional,' kata Umi dikutip dari ANTARA pada Kamis (18/7)
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
"Kalau membentuk poros maka tiga partai papan atas yang masing-masing punya capres itu bisa tidak bisa mengajukan pasangan calon presiden," tegas Hajriyanto.
Sementara untuk partai tiga besar, PDIP, Golkar dan Gerindra dia melihat sulit untuk berkoalisi. Sebab, ketiganya sudah punya capres masing-masing.
"Ada kecenderungan politik, ketiga partai papan atas itu tidak berkoalisi," pungkasnya.
Diketahui, PDIP, Golkar dan Gerindra keluar sebagai tiga besar dalam pemilu legislatif 2014. Ketiga partai tersebut sudah punya capres masing-masing, namun tak satu pun yang melampui batas 20 persen suara dan harus membentuk koalisi jika ingin mengusung capres-cawapres.
Sementara Demokrat, PKB, PAN, PKS, NasDem dan PPP menjadi partai menengah karena hanya mampu memperoleh suara sekitar tujuh sampai 10 persen. Namun, partai menengah mampu menggugurkan salah satu partai yang masuk tiga besar, jika seluruh partai menengah bergabung untuk mengusung capres sendiri. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPunya banyak 'kursi', Golkar menginginkan mitra koalisi yang setara.
Baca SelengkapnyaTiga kubu itu adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaGerindra mengaku tidak masalah dengan duet Prabowo-Ganjar. Tetapi justru sulit untuk menyakinkan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaDuet Ganjar-Prabowo menguat setelah terlihat mesra saat menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pekalongan beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies berpasangan ada tetapi sangat kecil.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria membuka peluang bagi Ganjar Pranowo untuk berduet dengan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaArsjad menegaskan, tidak ada pembahasan duet Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu PPP, Sandiaga Uno ingin mengajak Demokrat dan PKS bergabung.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca Selengkapnya