Prabowo Kalah Telak di Jateng Karena Banteng Merasa Diusik
Merdeka.com - Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno kalah telak di Jawa Tengah. Hal itu terlihat dari hasil hitung cepat lembaga survei dan real count sementara KPU RI melalui C-1 di Situng (sistem informasi penghitungan), Selasa (23/4).
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto menilai, kemenangan telah Jokowi-Ma'ruf mengalahkan Prabowo-Sandi, karena banteng merasa diusik. Sebab, selama kampanye Pilpres 2019, Jateng disebut menjadi lahan pertempuran yang akan diprioritaskan oleh Prabowo-Sandiaga.
"Salah satunya karena banteng yang biasanya hanya merumput diusik dengan serbuan pemberitaan yang luar biasa seolah Jateng sudah dikuasai oleh posko-posko 02 (Prabowo-Sandi)," jelas Bambang kepada merdeka.com.
-
Siapa yang menang di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Siapa yang ingin Prabowo menangkan di Jawa Timur? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Siapa yang percaya diri Prabowo Subianto menang di Jember? Emil Erlestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, percaya diri pasangan calon (Paslon) Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka akan menang tebal di Jember Jawa Timur.
Bahkan, banteng merasa tak senang dengan wacana akan ada posko Prabowo-Sandi sampai tingkat RT. Tapi kenyataannya tidak sampai demikian. Fakto ini yang membuat Jokowi menang telak.
"Kan secara gencar diberitakan akan membangun posko sampai ke tingkat RT. Itu salah satunya," terang Bambang.
Selain itu, masih banyak faktor yang menurut Bambang, Jokowi bisa unggul jauh dari Prabowo.
"Yang utama ya karena Jokowi terlalu dicintai oleh rakyat Jateng," tutup dia.
Dari real count sementara KPU, Pukul 12.20 WIB, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 3.144.159 suara. Sementara Prabowo-Sandiaga 939.654 suara. Dari total DPT Jateng sebanyak 27 juta pemilih.
Sebelumnya, Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengakui jagoannya 'babak belur' di wilayah yang biasa disebut kandang banteng tersebut. Namun, dia melihat sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses pencoblosan pada 17 April lalu.
Sriyanto mengatakan, saat ini dirinya tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan di Jawa Tengah. Saat ini tim tengah bekerja mengumpulkan hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti.
"Termasuk dugaan money politics gila-gilaan. Ada juga seperti yang terjadi di Boyolali nyoblosi surat suara, kemudian yang lain ada rekapan salah entry data, tapi yang paling besar, tapi kami belum bisa menyimpulkan, banyak info adanya serangan fajar," jelas Sri kepada merdeka.com.
Dia melihat ada dugaan money politics yang sangat masif terjadi di Jawa Tengah. Dia tak menyebut angkanya, tapi menurutnya, politik uang yang dilakukan di Jateng tidak masuk akal.
"Hampir merata (terjadi politik uang), bukan kita cari kambing hitam, tapi fakta kami dapat seperti sangat masif terjadi. Itu istilahnya untuk memikirkan saja kami enggak mampu, baru kali ini selama pemilu terjadi yang seperti ini," terang Sri.
Terkait tuduhan tersebut, Sri menegaskan, pihaknya kini tengah mengumpulkan bukti-bukti adanya berbagai kecurangan. Bahkan, kata dia, caleg-caleg dari Partai Gerindra, tak mampu melawan money politics yang terjadi tersebut.
"Caleg kami tidak berdaya, akan kita dalami informasi itu," tutup dia.
Namun hal itu dibantah tegas oleh Bambang Wuryanto. Dia merasa tuduhan politik uang di daerahnya tidak masuk akal. Terlebih, jumlah DPT di Jateng sebanyak 27,9 orang. Dia mempertanyakan, siapa orang yang mau mengeluarkan duit sebanyak itu.
"Yang dipakai money politik itu uangnya siapa? Pemilih 27,9 juta lho. Mau dikasih uang berapa? jelas Bambang.
Dia pun curiga, bahwa tuduhan ini terjadi karena orang yang menuduh itu biasa melakukan politik uang. Dia menegaskan, PDIP tak memakai cara curang untuk memenangkan pertarungan di Jateng.
"Saya khawatir yang menuduh tersebut pernah melakukan money politik dan menang," tambah Bambang lagi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Puan Maharani menargetkan Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng di tengah blusukan Jokowi dan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDi Jawa Tengah, elektabilitas paslon 02 Prabowo-Gibran dan pasangan 03 Ganjar-Mahfud hanya selisih sedikit.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai memiliki keunggulan yang signifikan di wilayah Jawa Timur jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, hasil quick count atau penghitungan cepat sejumlah lembaga survei perolehan suara diraihnya terlalu anomali.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaQuick Count CSIS 69 Persen Suara Masuk di Jateng-DIY: Anies 13,10 Persen, Prabowo 51,58 Persen, Ganjar 35,32 Persen
Baca SelengkapnyaDi Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (29/1), Jokowi dan Prabowo meresmikan graha utama Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku sedih karena akhirnya harus berbeda jalan dengan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaBambang Pacul mengungkapkan, PDIP memiliki rekam jejak panjang di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaGanjar yakin wilayah Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng.
Baca SelengkapnyaPKB bahkan ingin menjadi partai pemenang di Jateng dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, Yenny mengingatkan agar Jokowi lebih baik cuti dahulu sebelum berkampanye untuk Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya