Prabowo: Kalian mau dipimpin boneka-boneka?
Merdeka.com - Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan orasi politiknya di depan ribuan kader dan simpatisan partainya. Prabowo menyindir PDIP yang telah mengingkari perjanjian batu tulis dan justru mengusung Jokowi sebagai Capres 2014.
"Tanggal 9 April pilihannya sangat jelas, antara antek negara lain atau Indonesia yang berdiri di atas kakinya sendiri," kata Prabowo di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (23/3).
Tak lupa, Prabowo menyindir PDIP yang mengusung capres boneka. "Kalian mau dipimpin boneka-boneka? Mau punya presiden boneka?" tanya Prabowo.
-
Siapa keponakan Prabowo Subianto? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Prabowo berkampanye? Prabowo bakal menghadiri Waktunya Indonesia Maju di Sentul International Convention Center (SICC)
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Bagaimana Prabowo menanggapi? 'Itu hak politik,' kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Siapa calon Menkeu Prabowo? Prabowo didampingi sejumlah pejabat, yang salah satunya dikabarkan sebagai calon menteri keuangan.
"Tidak... Tidak... Tidak," jawab simpatisan Partai Gerindra.
Sebelumnya, Prabowo juga mengatakan zaman ini adalah zaman edan. Ada budaya baru yang mana budaya bohong adalah hal biasa. Prabowo menyindir PDI Perjuangan yang telah mengingkari perjanjian.
"Ada yang mengatakan zaman ini zaman edan, orang jawa angkat tangan? Banyak sekali orang Jawa di sini. Jaman ini zaman edan, orang salah dibilang benar, orang benar dibilang salah. Orang jujur dihancurkan, katanya," jelas Prabowo.
Prabowo tergelitik dengan adanya seorang tokoh politik yang membuat statement di koran yang mana ia mengatakan jangan saling menjelekkan.
"Saya setuju. Dia menganjurkan politik harus santun, jadi saya merasa aneh, akhirnya saya bikin sajak (pantun) menjawab orang itu. Karena saya melihat budaya politik baru, budaya boleh bohong. Orang tua mengajarkan kamu jangan bohong," tegas Prabowo.
"Kalian dianggap wong cilik tapi lebih pintar dari mereka. Saya bikin sajak judulnya asal santun. Boleh bohong asal santun, boleh korupsi asal santun, boleh khianat asal santun, boleh jual negeri asal santun, boleh menyerahkan kedaulatan bangsa asal santun," lanjut Prabowo membacakan sajak.
Prabowo tampak kesal dengan partainya dibohongi oleh partai lain. "Saya tanya ini budaya baik atau tidak? Tak baik, saudara mau punya pemimpin seperti itu. Oleh karena itu kalian harus kerja keras untuk Gerindra," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di hadapan pendukungnya Prabowo sempat mengaku jika dirinya memang tidak terlalu pintar.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan tidak ingin berbicara yang manis-manis di depan publik.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut , Prabowo Subianto kembali menyinggung pernyataannya yang menggunakan kata "goblok" beberapa waktu lalu. Dia mengaku bicara apa adanya.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyempatkan diri untuk menyapa warga. Prabowo bahkan mencium kepala seorang anak kecil.
Baca SelengkapnyaDengan wajah ceria, Prabowo beraksi di hadapan sejumlah wartawan.
Baca SelengkapnyaPadahal, kata Prabowo, isu kudeta yang dituduhkan padanya tidak terbukti.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyingung kerap menjadi korban fitnah. Salah satunya tentang mengudeta pemerintahan sah.
Baca SelengkapnyaCalon presiden Prabowo Subianto memberikan pidato dalam acara Musyawarah Nasional III Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Sabtu (2/12).
Baca SelengkapnyaPrabowo meminta Anies mempelajari gagasannya. Bukan hanya sekadar komentar tanpa mengetahui apa-apa.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menemui relawan dalam konsolidasi relawan Prabowo-Gibran se-Provinsi Riau, Selasa (9/1).
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menegaskan tidak ingin menjadi politisi yang kerap mengumbar janji-janji manis tiap pemilu.
Baca Selengkapnya