Prabowo tak takut sendiri
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan tidak masalah jika hanya partainya saja yang menjadi oposisi. Fadli Zon mengaku sikap tersebut merupakan perintah Prabowo Subianto.
Sikap Prabowo ini, katanya, merupakan respons dari sinyal Partai Golkar yang bakal merapat mendukung pemerintahan Jokowi-JK dan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).
Menanggapi hal ini, pengamat politik Lembaga Riset Populi Centre, Usep S Ahyar mengatakan sikap yang ditunjukkan Prabowo ini karena ingin menunjukkan konsistensinya untuk tetap menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.
-
Bagaimana Golkar menunjukan dukungannya ke Prabowo? Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan.
-
Kenapa Golkar dukung Prabowo? “Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo Subianto? tidak lain, tidak bukan karena Bapak Letnan Jenderal Pak Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar.
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kenapa Prabowo mendukung program Jokowi? 'Saya bekerja, saya lihat dari dekat, saya lihat strategi dan program-program beliau ternyata sama dengan pemikiran-pemikiran saya. Karena itu saya komitmen, saya siap melanjutkan semua program dan strategi beliau,'
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
Namun, dia juga beranggapan banyaknya partai politik yang memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah dan keluar dari statusnya sebagai oposisi, maka kehidupan demokrasi di Indonesia menjadi tidak seimbang dan kurang sehat. Karena, kata Usep, oposisi selama ini memegang peran untuk memberikan kontrol dan penyeimbang bagi pemerintahan.
"Ya saya kira memang dalam hal ini Prabowo ingin menunjukkan konsistensinya berada di luar pemerintahan. Saya kira partai yang di luar pemerintahan di alam demokrasi ini sebaiknya ada, karena sebagai penyeimbang, oposisi loyal untuk menyeimbangkan pemerintahan. Jadi kalau semua masuk tidak seimbang, kalau tanpa kekuatan oposisi ini tidak terlalu efektif juga," jelasnya.
Menurutnya, kekuatan oposisi sebenarnya tidak memandang jumlah, sehingga tidak masalah jika Partai Gerindra akhirnya berjalan seorang diri. Justru, lanjut Usep, ini menjadi kesempatan bagi partai Gerindra untuk menciptakan oposisi yang lebih substansif, yakni memberikan kritik yang berdasar pada kepentingan rakyat bukan koalisi.
"Kalau menurut saya oposisi yang tidak mengandalkan jumlah yang besar, ini menurut saya Gerindra harus melakukan oposisi yang lebih substansif, misalkan kritik bukan adu kekuatan jumlah tapi adu konsep, jadi kalau Prabowo melakukan kritik terhadap pemerintah dan sejalan dengan rakyat akan lebih bermutu dan berkualitas. Yang paling penting substansi dari oposisi," tandas Usep.
Ditambahkannya, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, PDI Perjuangan juga berstatus sebagai partai minoritas. Namun, dapat menunjukkan tajinya sebagai kekuatan oposisi dengan memberikan kritik kepada pemerintah dengan mengakomodasi kepentingan masyarakat.
"Ingat kalau contoh Pemerintah SBY, PDIP ini kan minoritas, tapi pernah dia melakukan itu sejalan dengan kepentingan rakyat atau tidak. Jika sesuai dengan kepentingan rakyat maka bunyi ini oposisi ini. Jadi kualitas oposisinya yang harus diciptakan," tutupnya kepada merdeka.com.
Seperti diketahui Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie menggelar rapat koordinasi di Bali, Senin (4/1). Sejumlah rekomendasi dikeluarkan. Mulai dari sikap politik partai sampai persoalan kisruh internal di tubuh partai berlambang beringin tersebut.
Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar kubu Ical Ibrahim Lambong menyebut ada delapan poin penting hasil konsolidasi di Bali. Salah satunya sikap Partai Golkar ke pemerintahan Jokowi-JK.
"Direkomendasikan kepada Rapimnas untuk dibahas agar Partai Golkar mendukung pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla," ujar Ibrahim melalui pesan singkatnya kepada merdeka.com, Selasa (5/1) lalu. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran diusung Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PBB dan PSI di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan Partai Golkar memberikan sinyal kuat mendukung Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra yakini PKB hatinya mendukung Prabowo. Maka tidak akan pindah ke lain hati.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyatakan, Presiden Jokowi merupakan orang yang demokratis.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku diyakinkan oleh anak-anak muda Partai Gerindra untuk menerima tawaran bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai tidak ada jaminan kerjasama yang terjalin saat ini akan terus abadi.
Baca SelengkapnyaPrabowo lantas menyinggung PKB saat Pemilu lalu yang bersebrangan dengan kubunya
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, partainya mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan ini merasa terhormat bila berguna untuk rakyat. Dia mengaku merelakan hidupnya demi bangsa.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku, mendapat undangan rakornas PKS, usai pertemuan dengan tamu penting.
Baca Selengkapnya