Prabowo tersandera PKS, PAN, Demokrat, Anies bisa jadi jalan tengah
Merdeka.com - Peneliti LIPI bidang politik dan pemerintahan Indonesia Profesor Lili Romli memandang ketum Gerindra Prabowo Subianto tersandera dengan PKS, PAN dan Demokrat. Sebab, ketiga partai tersebut ngotot menyodorkan kadernya untuk menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2019.
"Iya jelas (tersandera). Kan mereka sudah saya bilang pasti ini masing masing juga pengen mengusung kadernya, pertimbangannya dengan coat tail effect tadi, karena kalo kandidatnya bukan saya bagaimana nanti berpengaruh ke partai partainya, itu kan pengorbanan yang besar karena kan dari survei kelihatan itu," katanya di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/7).
Menurutnya, sosok Anies Baswedan dapat dicalonkan oleh koalisi Prabowo sebagai capres untuk menemukan titik terang. Namun, hal itu sulit terjadi. Pasalnya elit parpol saat ini diselimuti dengan politik pragmatis yang hanya ingin barter keuntungan semata.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang Golkar usung jadi cawapres Prabowo? Ia mengatakan, Golkar akan menyodorkan kader terbaiknya Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang memimpin tim Prabowo? Menanggapi survei tersebut, Koordinator Nasional Penerus Negeri Prabowo-Gibran, Muhammad Pradana Indraputra mengatakan bahwa program yang selama ini digadang-gadang dan disosialisasikan oleh Prabowo-Gibran sangat berdampak sesuai dengan kebutuhan anak muda Indonesia.
-
Kenapa Golkar dukung Prabowo? “Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo Subianto? tidak lain, tidak bukan karena Bapak Letnan Jenderal Pak Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar.
"Nah bisa jalan tengahnya seperti itu, itu kan susah juga. Persoalannya ketika jalan tengah itu, apa partai-partai itu ikhlas atau tidak sehingga kemudian ada kompensasinya, itu disebutnya pragmatis. Di kalangan koalisi pak Jokowi kan juga pragmatis, siapa mendapat apa, kan udah tahu itu," ujar Romli.
Munculnya politik pragmatis ini juga disebabkan dengan ambang batas pencalonan Presiden 20% yang membuat koalisi Prabowo mengkalkulasi keuntungan politik. Mestinya, kata Romli, syarat 20% itu dihapus, supaya seluruh parpol bisa bebas dari politik pragmatis dan mudah mencalonkan kadernya.
"Susah juga (Prabowo), makanya saya bilang 20% threshold dihilangkan, supaya enggak pragmatis, supaya mereka ada kandidat dan tidak hitung-hitungan politik lagi. Kalau itu pasti hitung-hitungan lah, kan kalian tahu dalam politik itu enggak ada makan siang yang gratis," tandas Romli.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku bergegas menyiapkan calon wakil presiden bersama partai koalisi.
Baca SelengkapnyaSelain dari Anies, Prabowo berpotensi mendapatkan limpahan dukungan dari pendukung Ganjar.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memutuskan merapat mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaDalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo.
Baca SelengkapnyaKeputusan cawapres Prabowo bakal ditentukan partai koalisi.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu PPP, Sandiaga Uno ingin mengajak Demokrat dan PKS bergabung.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, dukungan dari Golkar, PAN, dan PKB merupakan sebuah kehormatan
Baca SelengkapnyaGerindra membuka lebar pintu bagi siapapun yang ingin mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaNasDem tak mau ambil pusing dengan keputusan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolitikus senior PDIP Deddy Sitorus menanggapi manuver polisik PSI.
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai peluang Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sangat besar.
Baca Selengkapnya