Pramono Anung sebut tiga kali Megawati mengalah pada Jokowi
Merdeka.com - Politikus senior PDIP Pramono Anung membantah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sering kali intervensi terhadap keputusan Presiden Joko Widodo. Pramono menegaskan, selama ini Mega selalu menghormati keputusan Jokowi dalam mengambil keputusan sebagai presiden.
Lantas Pramono mencontohkan Mega sering mengalah pada Jokowi. Terhitung sudah tiga kali Mega mengalah pada Jokowi.
"Misalnya saat Jokowi menunggu dilantik dan membentuk ide mengenai rumah transisi. Megawati itu enggak pernah setuju dengan ide tersebut. Tapi karena menghormati bahwa ini adalah keputusan Jokowi, maka seluruh bagian dari partai mengakui keberadaan rumah transisi itu," kata Pramono dalam sebuah diskusi di Warung Daun Cikini Jakarta Pusat, Rabu (4/2).
-
Siapa yang ingin menghalangi Prabowo bertemu Megawati? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer alias Noel mengungkapkan ada sosok di internal PDIP yang berupaya menghalangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok di internal PDIP itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Apa keinginan Prabowo terkait Megawati? Begitu pula dengan Prabowo Subianto yang mengungkap ada rencana untuk melakukan pertemuan politik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hanya saja, Prabowo belum tahu kapan Megawati bersedia menerimanya.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
Meski tak sepakat dengan rumah transisi, Mega tetap mendukung. "Walaupun memang saat rumah transisi itu terbentuk, Megawati sedang berada di luar negeri. Itu adalah tanda bahwa Megawati menyadari kalau Jokowi adalah leader bagi bangsa ini," kata Pramono.
Selain itu, soal penyusunan kabinet. Ada nama yang tak diinginkan Mega masuk dalam jajaran kabinet, tapi karena sudah menjadi keputusan Jokowi maka Mega menghormati.
"Dalam penyusunan kabinet, Jokowi juga memutuskan sejumlah nama menteri di mana Megawati itu enggak setuju. Tapi Jokowi tetap mengangkat mereka dan Ibu Mega tidak pernah mengritiknya," ujarnya.
Tidak itu saja, ada tiga UU di parlemen yang waktu itu jelas ditolak oleh Megawati dan PDI-P. Tapi sekarang UU ini justru dimasukkan lagi oleh Jokowi. "Ini hukti bahwa Megawati tidak penah turut campur ketika Jokowi mengambil keputusan," ujarnya.
Pramono tidak menyangkal Jokowi dan Megawati punya hubungan dekat. Hubungan keduanya tetap dijaga dalam nuansa profesionalitas sehingga tidak mengganggu jalannya pemerintahan.
"Sekuat apapun Jokowi, memang ada hubungan personal sejak 2004 antara dirinya dan Megawati. Dan dapat dilihat, bagaimana Megawati sangat memberikan ruang kepada Jokowi. Tapi saya yakin Jokowi akan tawadhu dan taat sebagai hubungan personalnya dengan Megawati," kata Pramono.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said menyebut memang sejak gelaran Pemilu 2024 ini, terjadi perbedaan haluan antara PDIP dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPramono menegaskan tidak pernah membayangkan menjadi calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani menjelaskan kabar Presiden Joko Widodo dengan Megawati
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Megawati dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta
Baca SelengkapnyaPramono menceritakan, saat itu diminta Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai Gubernur Daerah Khusus Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi mengetahui Pramono mendapat tugas dari Ketua Umum PDIP Megawati untuk menjadi calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaPramono mengatakan, jika dirinya lah yang menggandeng Puan Maharani dan bukannya ia yang ditarik Puan
Baca SelengkapnyaPDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.
Baca Selengkapnya