Pramono Edhie sowan ke legiun veteran di Palembang
Merdeka.com - Dalam rangkaian roadshow debat bernegara Konvensi Partai Demokrat , Pramono Edhie Wibowo menyempatkan diri berkunjung ke kediaman legiun veteran di Palembang, Sumatera Selatan, H.A Zawawi Tjik Molek. Zawawi adalah mantan pejuang 1945 yang berjuang melawan tentara Belanda di Palembang.
Pramono Edhie disambut langsung oleh Zawawi dan keluarga besarnya dirumah yang tampak sederhana di bilangan, Jalan Radial Ilir Barat, kompleks para veteran. Kini, Zawawi berusia 85 tahun, meski menggunakan tongkat dan alat bantu pendengaran, secara fisik Zawawi masih terlihat bugar.
"Terima kasih atas kedatangan bapak, inilah keadaan kita pak. Pendengaran kurang, berjalan sudah kurang mampu," kata anak Zawawi yang menyambut kedatangan Pramono Edhie di kediamannya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (22/1).
-
Siapa yang memimpin perang melawan Belanda? Perang Diponegoro (1825-1830) adalah konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda yang dipicu oleh pemasangan patok-patok di lahan milik Diponegoro dan eksploitasi terhadap rakyat dengan pajak tinggi.
-
Bagaimana Panglima Polem melawan Belanda? Singkat cerita, Panglima Polem bersama dengan 400 pasukannya memutuskan untuk bergabung dengan Teuku Umar untuk melawan tentara Belanda.
-
Siapa yang memimpin perlawanan melawan Belanda? Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Mengapa Pangeran Diponegoro melawan Belanda? Perang Diponegoro (1825-1830) adalah konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda yang dipicu oleh pemasangan patok-patok di lahan milik Diponegoro dan eksploitasi terhadap rakyat dengan pajak tinggi.
-
Bagaimana kondisi Indonesia di tahun 1945-1950? Sebab, pada tahun itu, kondisi politik dan keamanan negara sudah mulai kondusif, karena pada 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
Dengan terbata-bata, Zawawi pun mencoba mengisahkan soal peperangannya pada tahun 1945 dalam mengusir tentara Belanda dari Palembang. Kala itu, kata dia, dirinya tergabung bersama Emil Salim, tentara pelajar yang juga mantan Menteri lingkungan hidup era Soeharto .
"Tentara pelajar perang 5 hari 5 malam. (Bersama) Pak Emil Salim, banyak yang sudah meninggal (satu angkatan)," kata Zawawi.
Mendengar cerita tersebut, Pramono Edhie pun juga menceritakan, bahwa perjuangan Zawawi dulu juga bersama ayahnya Sarwo Edhie. Namun, ayahnya sudah terlebih dahulu meninggal.
"Ayah saya sudah meninggal, ibu saya masih usia 84 tahun sekarang," kata Pramono Edhie.
Dengan bercanda, Pramono Edhie pun melontarkan pertanyaan, mengapa pangkat Sersan yang tersemat di Zawawi tak kunjung naik sampai sekarang. Pertanyaan ini pun disambut tawa oleh Zawawi.
"Pangkatnya kok enggak naik-naik? Tetap sersan," tanya adik Ipar SBY ini.
"Banyak yang ketawa, karena saya sampai saat ini pangkatnya masih sersan," jawab dia.
Pertemuan ini pun berlangsung hangat dan dihadiri juga oleh keluarga besar Zawawi yang punya 8 anak ini. Sembari lesehan, mereka pun ngobrol santai dan makan bersama di rumah yang sederhana. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengaku kenal dekat dengan para pelaku sejarah di negeri ini.
Baca SelengkapnyaPrabowo berjanji akan memperjuangkan permintaan para veteran soal kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengajak para mahasiswa dan mahasiswi untuk bekerja keras agar bangsa ini disegani dunia. Terlebih sejarah mencatat Indonesia pernah dijajah
Baca SelengkapnyaAtas jasa serta perjuangannya, namanya kini diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan yang ada di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengenang kembali masa lalunya bersama Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur Agus Jabo dan eks politikus PDIP Budiman Sudjatmiko
Baca SelengkapnyaHari Veteran Nasional juga dimaksudkan untuk menghargai dan menghormati orang-orang yang pernah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo berpidato berapi-api menceritakan masa lalu bangsa Indonesi
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenang seluruh jasa para pejuang Palembang yang diinisasi dari berdirinya monumen perang lima hari melawan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaSosiodrama ini merupakan hasil kolaborasi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan Komunitas Reenactor Bangor.
Baca Selengkapnya