Pramono: Sekeras apapun cara orang, tak bisa pisahkan Jokowi & Mega
Merdeka.com - Belakang berembus isu Presiden Jokowi akan meninggalkan PDIP termasuk Megawati Soekarnoputri. Terkait dengan isu ini, politikus senior PDIP Pramono Anung tak percaya. Dia yakin, Jokowi masih tetap di PDIP.
"Jokowi itu tidak bisa dipisahkan dengan PDI-P karena ada hubungan yang sangat erat. Sekeras apapun cara orang-orang ini tidak akan bisa memisahkan Megawati dan Jokowi," kata Pramono dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/2).
Pramono melihat ada banyak pihak yang menginginkan agar Jokowi hengkang dari PDIP. Termasuk di internal PDIP sendiri.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa keinginan Prabowo terkait Megawati? Begitu pula dengan Prabowo Subianto yang mengungkap ada rencana untuk melakukan pertemuan politik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hanya saja, Prabowo belum tahu kapan Megawati bersedia menerimanya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Saya menyadari bahwa memang banyak sekali kelompok-kelompok yang ingin memisahkan Jokowi dan PDI-P. Tapi Jokowi itu kan orangnya tegas, nggak ada abu-abu. Hitam ya hitam, putih ya putih," ujarnya.
Namun Pramono enggan membeberkan orang yang ingin Mega dan Jokowi pisah. "Ya memang ada. Caranya pun macam-macam. Ada yang tertutup bahkan ada yang secara terbuka. Bahkan di internal partai pun sempat ada kecemburuan dari tokoh-tokoh lama," kata Pramono.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca SelengkapnyaPKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaWacana pertemuan Megawati dan Jokowi terus bergulir pasca Pilpres 2024 selesai
Baca SelengkapnyaPramono akan tetap bertarung di Pilkada Jakarta sebagai calon gubernur bukan sebagai calon menteri.
Baca SelengkapnyaPernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaBendahara Umum Projo, Panel Barus menegaskan, jika Projo tidak ingin Presiden Jokowi buru-buru ‘pensiun’ dari kancah politik nasional.
Baca SelengkapnyaPanel menegaskan bahwa pengumuman sikap ProJo tersebut merupakan arahan langsung dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Prabowo di depan Cak Imin, Airlangga dan Zulhas usai deklarasi Prabowo capres.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya