Presiden PKS Bicara Manuver Prabowo, Oposisi dan Rekonsiliasi
Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini seolah ditinggal sendirian menjadi 'oposisi' setelah mitranya Gerindra merapat ke pemerintah. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan dilanjutkan dengan Surya Paloh memperkuat sinyal Gerindra akan mendapat jatah menteri di kabinet mendatang.
Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman mengatakan, partainya menghormati sikap politik Prabowo karena sudah diberi tahu sebelumnya.
"Kami menghormati sikap politik Pak Prabowo Subianto dan Gerindra, tidak ada masalah. Perlu diketahui, sekitar 2 atau 3 pekan lalu, Pak Prabowo Subianto juga silaturahim kepada kami di kediaman Ustaz Salim (Salim Segaf Al-Jufri). Pak Prabowo Subianto menyampaikan apa-apa saja yang sudah dan akan beliau lakukan sebagai sikap politik Gerindra," kata Sohibul kepada Liputan6.com, Senin (14/10).
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Sohibul, PKS dan Gerindra saling memberi masukan dan menghargai sikap politik masing-masing. "Lalu kami diskusi banyak hal, saling memberi masukan dan gagasan. Tentu kami tidak ikut campur dengan sikap politik masing-masing," lanjut dia.
Dia menyadari, sekalipun PKS berusaha berpolitik secara rasional, tapi sifat dasar manusia adalah boundedly rational atau tetap ada batasnya. "Sehingga bisa saja sikap politik yang dianggap rasional oleh PKS, belum tentu dianggap rasional oleh Gerindra," ungkap Sohibul.
Karenanya, menurut dia, yang pas adalah saling menghormati. "Jangan ada upaya-upaya reduksi seolah kalau gabung dengan pemerintah berarti begini, dan kalau tidak mau gabung berarti begitu. Itu childish," kata Sohibul.
Dia mengajak, lebih baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. "Republik sudah 3 per 4 abad, masa perilaku politik seperti anak-anak yang di bawah seperempat abad. Jangan ngambekan," ujarnya.
Oposisi dan Rekonsiliasi
Soal rekonsiliasi, Sohibul menegaskan, ketegangan politik yang terjadi selama pertarungan Pilpres 2019 lalu memang harus dicairkan. Tapi bukan dengan cara bergabung dengan pemerintahan.
"Menurut saya rekonsiliasi mutlak diperlukan. Tapi rekonsiliasi tidak otomatis dihasilkan, kalau semua ikut dalam pemerintahan," tegasnya.
Menurut dia, rekonsiliasi yang memilih bergabung ke pemerintah, justru bisa menimbulkan masalah-masalah baru.
"Misalnya, masuknya partai-partai yang kalah dalam Pilpres, justru akan menimbulkan kegaduhan di partai-partai yang jadi pengusung pemenang. Ini berarti memindahkan kegaduhan saja, rekonsiliasi tidak terjadi," ungkap Sohibul.
"Apalagi kalau disertai cara berpolitik yang tidak dewasa, seperti melibatkan urusan-urusan pribadi, like and dislike, dan sebagainya, maka rekonsiliasi itu jadi utopia sekalipun semua gabung dengan pemerintah," tutur Sohibul.
Dia meminta baik pemerintah maupun yang mengatasnamakan penyeimbang, harus bisa berpolitik secara dewasa, rasional, dan berbasis rule of law, maka tidak akan ada fragmentasi bangsa.
"Jadi tolong jangan pertentangkan antara oposisi dengan rekonsiliasi. Keduanya sama-sama mutlak diperlukan. Yang penting bagaimana menempatkan keduanya secara benar. Jadi bukan bertanya milih yang mana, tapi bagaimana mengelola keduanya," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan PKS dan Gerindra mengalami pasang surut terutama setelah Prabowo merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaPSI Mesra dengan Prabowo, PPP: Tanya PDIP, Selama Ini Diajak Komunikasi atau Tidak?
Baca SelengkapnyaDasco menyebut, pertemuan Prabowo dengan PKS masih menunggu kabar Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertemuan Surya Paloh dan Prabowo merupakan salah satu tanda kemungkinan itu.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani mengakui PKS adalah sahabat lama dari Gerindra
Baca SelengkapnyaMenurut PKB, PSI bakal ikut mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku, mendapat undangan rakornas PKS, usai pertemuan dengan tamu penting.
Baca SelengkapnyaKetua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco menyebut, wacana PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran sedang dibahas di internal Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Baca SelengkapnyaElite Partai NasDem dengan PKS tengah mempertimbangkan langkah untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran atau menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaSaat ditanya apakah di pertemuan nanti membahas soal jatah menteri, PKS tak menjawab lugas.
Baca SelengkapnyaPSI Mesra dengan Prabowo, Senior PDIP Dengar Ada Perpecahan Internal
Baca SelengkapnyaPertemuan dijadwalkan berlangsung pada Selasa (2/8) pukul 09.00 WIB.
Baca Selengkapnya