PT 20 persen, PKS sebut capres 2019 hanya Prabowo vs Jokowi
Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih berkeinginan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden nol persen. Meski dalam sidang paripurna pengesahan UU Pemilu telah menetapkan ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen sama seperti dua pemilu sebelumnya.
PKS mendorong agar pihak yang dirugikan dari penetapan UU Pemilu itu untuk mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan apabila MK menolak judicial review dan presidential threshold tetap 20-25 persen, maka dia memprediksi Pilpres 2019 hanya akan diikuti oleh dua pasangan calon. Sebab dengan terpaksa, partai penolak presidential threshold akan berkoalisi karena tak mampu mengusung calon sendiri.
Dia mencontohkan, PKS dan Gerindra masih bisa mencalonkan presiden karena apabila berkoalisi kedua partai telah memenuhi syarat pencalonan yaitu 20 persen kursi atau 25 persen suara sah nasional.
-
Kenapa Prabowo sebut koalisi tak terbentuk? Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk,' kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
"Ya secara prinsip seandainya pun MK menyatakan 20 persen tetap konstitusional ya kami bisa mengajukan presiden juga karena PKS dan Gerindra saja sudah lebih dari 20 persen," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/7).
Menurut Hidayat, permasalahan tinggal di Partai Demokrat dan PAN. Sebab, apabila kedua partai berkoalisi sekali pun tetap tak bisa mengusung calon Presiden karena tak cukup 20 persen dengan mengacu perolehan suara pada Pemilu 2014. Kecuali, PAN dan Demokrat berkoalisi dengan PKS dan Gerindra.
"Demokrat dengan PAN enggak cukup 20 persen. Kalau PKS dengan Demokrat enggak cukup 20 persen. Yang cukup adalah Gerindra dengan PKS atau Gerindra dengan PAN atau Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. Jadi nanti hanya ada dua calon," ujarnya.
Meski demikian, Wakil Ketua MPR ini membantah apabila PKS sudah pasti akan berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. Dia masih yakin MK akan mengabulkan judicial review.
"Kita belum selesai tentang UU pemilu yang tadi malam disahkan karena akan banyak yang mengajukan judicial review. Kami harap judicial review-nya menang," tukasnya.
Dalam sidang paripurna penetapan RUU Pemilu menjadi undang-undang, PKS, Gerindra, PAN dan Demokrat menyatakan walk out karena tak ingin presidential threshold ditetapkan 20-25 persen.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLogo partai-partai ini tidak akan ada pada surat suara Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaSebuah pengalaman bagi PKS pada Pilpres 2024 untuk memenangan Anies Baswedan menjadi Presiden
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaAnies yakin tetap maju bersama NasDem, PKS dan Demokrat yang mengusungnya sebagai capres.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN Terang-Terangan Tolak Gabung Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaGerindra mencoba menguatkan dukungan bagi Prabowo. Mereka mencoba merayu PAN agar kembali merapatkan barisan. Bagaimana reaksi PAN?
Baca SelengkapnyaPKB dan PDIP sudah punya pengalaman berkoalisi sejak bertahun-tahun. Sedangkan PKB bersama Gerindra merupakan barang yang baru.
Baca SelengkapnyaDukungan gerakan rakyat akan memperbesar peluang Ganjar menang.
Baca SelengkapnyaKepastian Partai Keadilan Sejahtera mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) menemukan jalan buntu.
Baca Selengkapnya