Publik makin melek politik, tak ada jaminan incumbent menang lagi
Merdeka.com - Pelaksanaan Pilkada serentak tinggal menghitung hari. Tak sedikit calon kepala daerah yang maju dalam Pilkada serentak kali ini berasal dari petahana atau incumbent.
Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Didik Supriyanto berpendapat, tak ada jaminan calon incumbent akan memenangkan bursa Pilkada serentak. Sebab, masyarakat Indonesia sudah semakin melek politik dan pemilih lebih rasional dalam memilih pasangan calon.
"Kalau saya melihat pilkada ini sebuah model yang menunjukkan pemilih kita rasional," kata dia dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/12).
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kenapa Cak Imin dilema soal Pilkada Jakarta? Saya sejak keputusan banyak yang harus diambil, dilemanya saya tidak ikut-ikut, saya serahkan ke Desk Pilkada,' kata Cak Imin kepada wartawan di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7).
Oleh sebab itu, Didik menegaskan, walaupun calon merupakan incumbent dan banyak duit, belum tentu dapat menarik simpati publik. Saat ini, bagi-bagi duit bukan jurus ampuh untuk menang dalam pemilihan kepala daerah.
"Semua pasangan calon bisa bagi duit, tapi yang menang bukan yang kasih duit besar atau sering kasih duit, tetapi yang jadi faktor penentu sejauh mana mereka kenal calon. Kalau incumbent kerja benar atau tidak, kalau tidak ya ditinggal," jelasnya.
Menurut Didik, hasil survei dalam pilkada tahun 2005 dan 2008 menunjukkan 20 persen calon incumbent memang berhasil menjabat kembali sebagai kepala daerah. Sedangkan di luar Pulau Jawa, 40 persen calon yang berasal dari petahana berhasil menjabat kembali. Tetapi 60 persen calon incumbent tidak terpilih kembali.
"Ini menujukkan pemilih kita rasional, walau incumbent itu terkenal, banyak uang dan dukungan besar," tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Populi Center Nico Harjanto mengatakan, saat ini pemilih lebih mengedepankan rasionalitasnya dalam menentukan pilihannya kepada pasangan calon. Dalam konteks pilkada sekarang ini, anomali sangat mungkin terjadi.
"Saya kira pemilih lebih rasional dalam merekord pasangan calon, dengan sedikit pasangan calon yang ada maka masyarakat lebih mudah untuk merekord. Di awal dia suka pasangan calon A, di tengah bisa dia jadi suka pasangan calon B, dan di akhir dia suka pasangan calon C," jelas Nico.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Incumbent adalah istilah yang kerap muncul saat Pilkada dan menarik dipelajari.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil jawab tantangan PDIP soal lawan kotak kosong di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan hasil survei elektabilitas internalnya memperlihatkan ada kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKB Luluk Nur Hamidah menyatakan Jawa Timur membutuhkan sosok atau figur yang bersih serta tidak mempunyai beban untuk kepemimpinan masa datang.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaPDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil meminta pemilih muda tidak apatis mengenai Pemilu.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah menyarankan supaya masyarakat turut menolak praktik politik transaksional.
Baca Selengkapnya