Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puisi 'Papa Minta Saham' untuk sindir Setya Novanto

Puisi 'Papa Minta Saham' untuk sindir Setya Novanto Setya Novanto. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Persidangan terhadap Ketua DPR yang digelar secara tertutup dalam kasus 'Papa Minta Saham' terus menuai protes dari berbagai kalangan. Kali ini, protes datang dari aktivis pegiat antidiskriminasi Denny JA melayangkan protes dengan sebuah puisi.

Awalnya, dia berharap di era reformasi, korupsi bisa diatasi, dan politisi menjadi teladan. Namun, dia kecewa melihat kasus papa minta saham.

Dia melihat jenis politisi yang sama, yaitu korupsi berjemaah, saling membela kesalahan. Bahkan berani pula mencatut nama presiden. Dia melihat politisi yang tak lagi punya urat malu.

Berikut Puisi Denny JA yang diperuntukkan untuk kasus 'Papa Minta Saham':

Mengapa bisa terpilih pemimpin yang buruk

Itu keluhan aktivis Faruk

Kasus Papa Minta Saham yang kemaruk

Membuatnya garuk-garuk

Terbayang tahun 98, era reformasi

Berjuang bersama impikan demokrasi

Era baru akan mengganyang korupsi

Spirit baru musnahkan busuknya politisi

Itu yang dulu dia yakini

Namun kini disaksikannya jenis pemimpin yang sama

Reformasi membawa bau tengik serupa

Urat malu pemimpin yang sudah tiadaWalau mereka dipanggil yang mulia

Mengapa zaman tak kunjung berubah

Seru Faruk mengumbar marah

(Mona dari tadi duduk saja terdiam, Faruk itu seniornya yang pendiam, Namun sore itu Faruk merah padam,Ia meledak geram)

"Mereka berkomplot, berjemaah," ujar Faruk Murka

Merampok negara bersama

Kini mereka saling membela

Lihatlah peringai mereka

Merasa tak bersalah?Seolah culun dan bisa tertawa

Celakanya kita harus memanggilnya yang mulia

Ini kebusukan tanpa preseden

Berani mencatut nama presiden, mencatut nama wakil presiden

Ringan saja seperti penari sinden

(Mona tetap diam saja. Berdua duduk di beranda. Rapat aktivis baru saja reda. Kasus Papa minta saham menjadi agenda)

Freeport hanya satu perkara

Di meja makan mereka, terhidang kue Indonesia

Mereka potong dan berbagi sesukanya

Dan berak di atas kepala kita

(Mona tetap duduk tenang. Dibiarkannya seniornya mengerang. Faruk aktivis idealisKini mulai pesimis)

Mereka ingin beli jet pribadi

Main golf acap kali

Sambil mereka berhappy- happy

Rileks sekali itu rencana korupsi

Mona, ujar Faruk meringis. Aku akan pensiun jadi aktivis. Hidup yang idealis. Membuatku seperti pengemis Politik Indonesia membuatku pesimis.

(Mona kembali diam saja. Penuh kasih ia peluk seniornya. Ia memeluk luka yang menganga. Aktivis tua yang penuh kecewa)

Mona masih mahasiswi

Ia cinta ini ibu pertiwi

Berbeda dengan Faruk seniornya

Mona masih optimis dengan Indonesia

Bagi Mona yang baru tumbuh

Kasus "Papa Minta Saham" segera berlalu

Masa depan Indonesia masih beribu

Tak ada yang salah dengan reformasi

Tak ada yang salah dengan demokrasi

Justru karena ada kebebasan

Justru karena ada keterbukaan

Korupsi semakin dibuka

Ada KPK. Ada media

Sudah ada 343 kepala daerah menjadi tersangka

Sebagian sudah di penjara

Ada menteri di sana

Ada ketua umum partai di sana

Bahkan ada ketua MK di sana

Keadilan memang belum sempurna

Tapi sistem mulai bekerja

Para pejuang akan selalu lahir

Keberanian akan selalu hadir

Sekali lagi Faruk dipeluknya

Sambil lirih berkata

Singkat saja namun membuat Faruk terperangah

"Bang, jangan patah. Jangan sampai preman mengalahkan kita" (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Momen Mario Dandy Menangis Dipelukan Ayah Rafael Alun di Sidang Lanjutan Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor
FOTO: Momen Mario Dandy Menangis Dipelukan Ayah Rafael Alun di Sidang Lanjutan Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor

Tangis Mario Dandy pecah saat peluk sang ayah Rafael Alun yang sedang menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor.

Baca Selengkapnya
Rafael Alun Ogah Tanggung Restitusi Kelakuan Mario Dandy
Rafael Alun Ogah Tanggung Restitusi Kelakuan Mario Dandy

Adapun biaya restitusi yang diajukan melalui Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK) sebesar Rp 120 miliar.

Baca Selengkapnya
Anak Gugat Ibu Kandung Gara-Gara Warisan, Hakim Dorong Mediasi
Anak Gugat Ibu Kandung Gara-Gara Warisan, Hakim Dorong Mediasi

Ketua Majelis Hakim Nelly Andriani mengingatkan, jangan sampai aib keluarga menjadi konsumsi publik.

Baca Selengkapnya
Saat Anak SYL Menjawab Pertanyaan Hakim dengan Air Mata, Ternyata Ini yang Ditanya
Saat Anak SYL Menjawab Pertanyaan Hakim dengan Air Mata, Ternyata Ini yang Ditanya

Indira Chuanda Thita Syahrul, anak SYL dicecar soal stem cell Rp200 juta yang dibayari Kementan

Baca Selengkapnya
Ternyata Segini Gaji Putri Tanjung Kerja di Perusahaan Ayahnya, Kiky Saputri Sampai Kasihan Lebih Besar Bayarannya
Ternyata Segini Gaji Putri Tanjung Kerja di Perusahaan Ayahnya, Kiky Saputri Sampai Kasihan Lebih Besar Bayarannya

Putri Tanjung blak-blakan sebut gajinya setiap bulan dari perusahaan sang ayah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Rafael Alun Tolak Tanggung Bayar Restitusi Mario Dandy
VIDEO: Rafael Alun Tolak Tanggung Bayar Restitusi Mario Dandy

Adapun biaya restitusi yang diajukan melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sebesar Rp 120 miliar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Perseteruan Mario Dandy Vs Rafael Alun, Kukuh Minta Dibayari Restitusi Rp 120 Miliar
VIDEO: Perseteruan Mario Dandy Vs Rafael Alun, Kukuh Minta Dibayari Restitusi Rp 120 Miliar

Mario meminta Rafael Alun dihadirkan untuk dimintai persetujuannya membayar restitusi Rp 120 miliar.

Baca Selengkapnya
Viral Seorang Guru Tiba-tiba Diam saat Mengajar usai Baca Curhatan Siswanya, Bikin Ikut Sedih
Viral Seorang Guru Tiba-tiba Diam saat Mengajar usai Baca Curhatan Siswanya, Bikin Ikut Sedih

Tak sedikit warganet yang turut merasakan kesedihan yang dialami bocah SMP ini.

Baca Selengkapnya