Punya massa banyak, Slank mulai ikut berpolitik

Merdeka.com - Drummer Band Slank, Bimbim menyatakan dukungannya kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam setiap gebrakannya untuk Jakarta. Dia mengklaim punya sejuta massa untuk kembali mencalonkan Ahok sebagai pemimpin DKI. Dukungan yang sama pernah diberikan kepada Jokowi- Ahok pada Pilgub DKI 2012.

Bimbim menilai mantan Bupati Belitung Timur ini adalah sosok yang revolusioner. Dia dan Slank tak jarang meluapkan ekspresinya ketika melihat Ahok marah-marah terhadap kinerja jajarannya.

"Gue ngefans sama Ahok, justru revolusioner ya. Selama ini, kita kalau ngelihat dia marah-marah, malah sukur-sukur-sukur," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Melihat sepak terjang Ahok, dia pun menyatakan siap mendukung Ahok untuk maju menjadi orang nomor 1 di Jakarta ini pada Pilkada 2017 mendatang. Bahkan, menurut Bimbim, dukungan tersebut tidak datang dari dirinya saja, Slank dan seluruh anak potlot yang selama ini menjadi fans fanatik Slank juga siap mendukung.

"Gue udah ngasih KTP, semua (anak band), semua anak potlot, siap dukung. Satu juta he-he-he-he.," kata Bimbim sambil tertawa.

Dukungan Slank terhadap para tokoh politik sangat terkenal ketika Presiden Jokowi maju dalam Pilpres 2014. Hubungan mesra Slank dan Jokowi terlihat ketika keduanya saling berbalas kunjungan. Beberapa kali Jokowi menyambangi Gang Potlot dan Slank pun diajak makan siang di Istana Merdeka.

Sebagaimana dengan Jokowi, Slank dengan Ahok pun terlihat melakukan hal yang sama. Dalam beberapa kesempatan, Ahok turut menghadiri konser Slank. Bahkan di Balai Kota Ahok pun juga membuka pintu bagi Slank untuk menghibur warga.

Apakah ini pertanda jika Slank juga ingin berpolitik? Jika dilihat dari massa yang ada di belakang Slank tentu saja peluang itu ada pada mereka. Para penggemar Slank yang biasa mangkal di Gang Potlot, nama besar Slank dan kiprah mereka di dunia musik bisa saja menjadi poin penting untuk menggalang dukungan.

Tapi dugaan itu tetap kembali kepada Slank sendiri. Mereka mempunyai hak yang sama untuk berkiprah secara politik sebagaimana para musisi dan rekan artis lainnya yang sudah berpolitik praktis lebih dahulu. (mdk/noe)