Ranting bawah PDIP sakit hati dengar ucapan Ahok
Merdeka.com - Hubungan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan PDIP tampaknya kembali harmonis. Sinyal duet Ahok-Djarot Saiful Hidayat bersama PDIP pun menguat. Wacana ini muncul usai Ahok bertemu dengan Mega di markas PDIP pada 17 Agustus lalu.
Hanya saja, Ahok mengklaim kunjungan itu tidak untuk meminta dukungan PDIP. Maksud Ahok adalah meminta restu Mega untuk meminang Djarot maju Pilgub DKI sebagai cawagubnya. Ternyata ucapan ini membuat sejumlah kader PDIP berang.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-Perjuangan DKI, Wiliam Yani mengakui komunikasi Ahok dengan petinggi PDIP terjalin dengan baik. Namun, klaim Ahok yang tidak mau mendaftar hingga tak membutuhkan dukungan PDIP telah membuat sebagian besar kader di DPD DKI sakit hati.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
"Ahok cukup kuat di atas. cuma ada statement dia yang cukup mengganjal. Dia mengatakan, 'saya tidak mendaftar, tapi saya hanya melamar Djarot.' Teman-teman di bawah sudah sakit hati, tambah sakit hati lagi," kata Wiliam saat dihubungi, Sabtu (20/8).
Wiliam pun meminta Ahok untuk tidak egois dan bersikap arogan. Apalagi, Mega sama sekali belum memutuskan sikap untuk mendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI tahun depan.
"Jadi hari ini pengurus Jakarta lebih banyak yang tidak suka Ahok. Kalau sudah ada keputusan dukung Ahok, kita ikut saja. Namun kita harapkan Pak Ahok jangan arogan," tegasnya.
Untuk bisa diusung PDIP, lanjutnya, Ahok tetap harus mengikuti mekanisme penjaringan. Dia mengungkapkan, saat pemilihan ketua umum PDIP saja, Mega harus mengikuti sederet mekanisme yang berlaku. Sehingga aturan yang sama pun berlaku untuk Ahok.
"Minimal dia harus mendaftar ke PDIP. Kalau menurut saya, Ahok egonya tinggi sekali, tidak mau terlihat mengalah. Kongres PDIP 2015, itu kita tahu yang jadi Ketum bu Mega. Tetap mekanisme konferensi cabang luar biasa, konferensi daerah luar biasa tetap diselenggarakan," tegas Wiliam.
"PDIP patuh terhadap mekanisme. Kenapa Bu Mega tidak langsung nunjuk Ahok, karena Bu Mega untuk menunjuk dirinya sendiripun dia ikut mekanisme lho. apalagi Ahok yang bukan pengurus partai. artinya, mekanisme itu harus mendaftar," sambungnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaDinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaWalaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaMeski batal maju bersama PDIP, para relawan tetap setia bersama Anies
Baca Selengkapnya