Rapat RAPBN 2016, anggota minta Menkeu hapus kenaikan tunjangan DPR
Merdeka.com - Komisi XI DPR RI menggelar rapat dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Kepala BPS Suryamin. Rapat membahas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
Dalam pembahasan tersebut, anggota DPR menegaskan menolak rencana kenaikan tunjangan DPR dalam RAPBN 2016. Anggota DPR dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait meminta Menteri Keuangan untuk menghapus rencana kenaikan tunjangan DPR RI dalam RAPBN 2016.
"Pak Menteri Keuangan soal tunjangan DPR jawab saja, disampaikan terbuka, supaya wacana itu berhenti sekarang. Kita enggak pernah membahasnya di sini. Kita ingin Pak Menteri Keuangan jawab lugas itu dibatalkan, kalau sudah diproses, minta dikembalikan ke kas negara," tegas Maruarar di Komisi XI DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (21/9).
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa yang didukung DPR? Mengomentari hal kebijakan itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, permasalahan PMI di luar negeri begitu beragam dan membutuhkan pendampingan dari pihak Polri.
-
Kenapa DPR setuju tambah anggaran Kemensos? Dukungan wakil rakyat tidak lepas dari berbagai upaya nyata pengentasan kemiskinan dan masalah sosial lainnya melalui program unggulan dan respon cepat.
-
Aturan apa yang DPR dorong? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendorong Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) untuk membuat aturan yang bisa mencegah terjadinya kasus pelecehan seksual di kalangan aparatur sipil negara (ASN).
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Kenapa DPR ingin Kemenpan RB buat aturan khusus? 'KemenPAN-RB harus segera membuat aturan spesifik demi menghadirkan ruang kerja yang aman bagi para ASN. Aturan-aturan ini penting agar pelecehan yang sebelumnya seringkali dianggap lazim, bisa diberantas dan dicegah. Kita tidak mau lagi ada ruang abu-abu dalam kasus pelecehan ini,' ujar Sahroni dalam keterangan, Senin (25/3).
Senada dengan Maruarar Sirait, Ketua Komisi XI Fadel Mohammad meminta pemerintah mengurungkan rencana memasukkan kenaikan tunjangan DPR DRI dalam APBN 2016.
"Enggak usah lagi jadi polemik di masyarakat, jangan lagi. Ini jadi enggak enak. Sebagian orang bikin tanpa persetujuan Komisi XI. Paling tidak dana ditahan, masuk kas negara," imbuh Fadel.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar Misbakhun pun mendukung kenaikan tunjangan DPR RI tidak dimasukkan dalam RAPBN 2016.
"Saya setuju menolak tunjangan, saya menyarankan bapak membatalkan, jangan sampai pak menteri jadi korban. Tunjangan DPR di APBN 2016 dibatalkan. Ini jangan sampai Pak Menteri jadi korban. Jangan sampai ini masuk ranah politik yang rumit. Kalau perlu di RAPBN 2016 sudah tidak usah dibahas, langsung batalkan saja," tutur Misbakhun.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menolak keras adanya rencana penambahan program pensiun
Baca SelengkapnyaBaleg DPR berdalih putusan MK justru akan diakomodir di RUU Pilkada tersebut.
Baca SelengkapnyaMasinton Pasaribu menemui para demonstran dalam aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR Herman Khaeoron menanggapi masukan masyarakat terkait iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera)
Baca SelengkapnyaAda sembilan fraksi partai politik DPR yang menyetujui Revisi UU Kementerian Negara diproses ke tahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen DPR Indra Iskandar mengatakan sebagian besar rumah dinas anggota dewan kini sudah tak layak huni. Baik yang di daerah Kalibata maupun Ulujami.
Baca Selengkapnya"Sahabat seperjuangan, aksi hari ini tanggal 23 Agustus di DPR RI dan KPU, kita tunda dulu," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal
Baca SelengkapnyaAnggota DPR menyuarakan setuju terkait RUU Kementerian Negara, RUU TNI dan RUU Polri.
Baca SelengkapnyaAksi yang digelar ini sehari setelah Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, menggelar rapat panitia kerja terkait Revisi UU Pilkada, pada Rabu (21/8).
Baca SelengkapnyaRapat Paripurna DPR untuk mengesahkan RUU Pilkada sedianya digelar pada pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada
Baca Selengkapnya