Rawan bagi-bagi uang, Munas Golkar harus diawasi KPK
Merdeka.com - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendatang dinilai akan gencar dengan praktik money politic (politik uang). Di mana pemilik suara atau orang-orang yang dianggap berpengaruh untuk menarik suara para kader akan mendapat suntikan dana segar.
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menegaskan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus terlibat dalam pelaksanaan Munaslub nanti. Menurutnya praktik bagi-bagi uang dianggap tindakan melanggar hukum sekalipun tidak merugikan keuangan negara.
"KPK harus mulai mengawasi dari sekarang, mereka bisa dijerat korupsi karena itu memiliki embel-embel pejabat publik, dia bisa gubernur atau wakil gubernur, Dewan Perwakilan Daerah dari Partai Golkar," tegas Donal dalam acara peluncuran hasil survei calon ketua umum Golkar di Resto Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, Kamis (3/3).
-
Apa itu politik uang? Politik uang (money politic) adalah sebuah upaya memengaruhi pilihan pemilih (voters) atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap.
-
Kenapa politik uang merusak demokrasi? Politik uang menghambat partisipasi politik masyarakat. Politik uang dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik, karena mereka merasa bahwa suara mereka tidak akan berpengaruh. Hal ini karena mereka merasa sudah terbeli dengan uang politik.
-
Kenapa golput merugikan? Golput bukan hanya merugikan individu saja, namun berdampak pada keberlanjutan demokrasi.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Kenapa Golkar menolak Munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
Pada pelaksanaan Munas, terang Donal, tidak menutup kemungkinan pejabat dari berbagai penjuru nusantara yang merupakan kader Partai Golkar ikut hadir dan bermain. Kendati tidak mengambil dana negara, tindakan politik uang merupakan praktik yang tidak dibenarkan dan memberikan contoh yang tidak terpuji dalam dunia politik partai.
"Mereka bisa dijerat dan nanti Munaslub KPK harus datang ke lokasi," ungkap dia.
Dia menambahkan, diperkirakan praktik politik uang sudah terjadi sebelum digelarnya musyawarah luar biasa Golkar. Kendati demikian ICW tetap berharap Golkar bisa menghindari tindakan tersebut yang diselaraskan dengan memilih calon ketua umum yang bersih dari tindak pidana korupsi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politik uang dalam pemilu adalah sebuah praktik yang melanggar aturan pemilu, di mana calon atau tim kampanye memberikan uang kepada pemilih.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI Jakarta mengingatkan warga yang kedapatan terlibat politik uang baik menerima maupun memberi bisa dikenakan sanksi pidana
Baca SelengkapnyaMerespons itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua yang ilegal dicek sesuai aturan hukum.
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaKPK meminta semua pihak agar tidak melakukan cara-cara yang bertentangan dengan sikap antikorupsi.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaGanjar menilai, jika ada pelanggaran dalam pemberian sumbangan tersebut, maka Bawaslu musti menindak dengan tegas.
Baca SelengkapnyaGratifikasi merupakan pemberian hadiah yang berkaitan dengan jabatan.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaKPK menilai aksi Zulhas bagi-bagi duit gocapan sebagai politik uang jelang Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya'Serangan fajar' bisa berbentuk sembako, voucher pulsa, voucher bensin, hingga fasilitas lainnya yang bisa dikonversi dengan nilai uang.
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan transaksi mencurigakan di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya