Reaksi Jenderal Gatot dilirik dua partai maju di Pilpres 2019
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo buka suara soal namanya digadang-gadang maju di Pemilihan Presiden 2019 nanti. Sudah ada dua partai yang melirik jebolan Akademi Militer 1982 itu.
"Itu kan cuma kabar, tanya sama yang kasih kabar. Itu saja," kata Gatot di Mabes TNI, Jakarta Timur, Senin (24/7).
Sebelumnya, Anggota Dewan Pakar Partai Nasional Demokrat (NasDem), Teuku Taufiqulhadi menyebut Jenderal Gatot layak diduetkan dengan Joko Widodo. Menurutnya, sosok Gatot cukup dikenal masyarakat.
-
Siapa yang mengajukan Jenderal Agus sebagai calon Panglima TNI? Agus mengaku tidak tahu bahwa namanya diajukan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono lewat surat presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR RI pada Selasa, (31/10) lalu.
-
Kenapa Ganjar melibatkan mantan Panglima TNI? Selain itu, Ketua Harian Partai Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi juga mengisi posisi sebagai wakil ketua TPN Ganjar.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang dipilih menjadi Panglima TNI tahun 1978? Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
-
Bagaimana proses pemilihan Panglima TNI? 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
-
Kenapa Jenderal Agus menjadi calon Panglima TNI? Agus mengatakan, prajurit TNI yang mau memegang jabatan Pangdam harus bintang dua. Pun demikian, untuk prajurit TNI yang ingin menduduki jabatan Wakasad. Dia mengatakan, harus menjadi Pangdam dahulu, karena Pangdam itu membawahi satuan teritorial dan satuan operasi.
"Dalam pemahaman saya maka Pak Nurmatyo akan mampu bekerja dengan baik dengan Pak Jokowi," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (24/7).
Meski tidak menutup kemungkinan untuk mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang, Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku telah memiliki poros baru dalam kandidat pencalonan presiden 2019.
Sementara itu, Ketua DPP PAN, Yandri Susanto menyatakan tak tertutup kemungkinan muncul poros baru untuk mencalonkan presiden. Alternatif yang ditawarkan adalah Jenderal Gatot.
"Tawaran alternatif misalkan di luar Pak Jokowi itu sudah kami gadang-gadang Panglima TNI, Pak Gatot. Tapi ini kan belum diputuskan di internal partai, kira-kira yang saya sampaikan seperti itu," tuturnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar Pranowo masih mencari Cawapres untuk menemaninya bertarung di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAndika Perkasa digoda Sekjen PDIP untuk menjadi Cawapres Ganjar
Baca SelengkapnyaEks Wakapolri, Komjen Pol (purn) Gatot Eddy Pramono akan menjadi Wakil Ketua TPN Ganjar Pranowo bersama mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Andika Perkasa.
Baca SelengkapnyaBakal calon Gubernur Jawa Tengah siap maju dengan dukungan kuat dari partai politik pendukung
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaDua Jenderal TNI-Polri sah gabung Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo. Siapa sosok keduanya?
Baca SelengkapnyaTerkait pencalonan, Iqbal mempertanyakan Ahmad Luthfi siap mundur dari jabatannya sebagai Kapolda saat ini
Baca SelengkapnyaAndika tidak menampik saat ini dirinya turut menjalin komunikasi dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan soal peluang partainya mengandeng Demokrat untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMaruli mengatakan, setiap Purnawirawan baik dari TNI dan Polri punya hak untuk ikut dalam Pilkada.
Baca SelengkapnyaAndika akan terlebih dahulu diuji dan ditawarkan ke partai untuk mengetahui respons mereka.
Baca SelengkapnyaSecara perorangan maupun kelompok ada yang bergabung dengan tiga kubu bakal capres. Dukungan purnawirawan TNI-Polri terbelah.
Baca Selengkapnya