Real count menangkan Rindu, PKS dinilai secara de facto akui kekalahan
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah secara resmi mengumumkan bahwa paslon yang diusung oleh partainya di Pilkada Jawa Barat mengungguli paslon yang diusung oleh PKS Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Menurut dia, hal itu mengakhiri spekulasi tentang siapa pemenang dalam Pilkada Jabar.
"Telah diumumkan secara resmi oleh lawan politik kita di dalam Pilkada Jabar, bahwa pada akhirnya PKS secara resmi mengumumkan 'Rindu' mendapatkan 32,9 persen, ini terpaut sekitar 5 persen dengan Sudrajat-Syaikhu, sehingga ini mengakhiri spekulasi tentang siapa pemenang Pilkada di Jabar," ungkap Romahurmuzy, di Gedung DPP PPP, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
Rommy, sapaan akrabnya, pun menghargai sikap yang disampaikan secara resmi oleh partai lawannya tersebut. Menurut dia, sikap itu merupakan sikap ksatria di dalam suatu pertarungan. Sebab, menang dan kalah adalah hal yang wajar.
-
Siapa yang Ridwan Kamil harapkan menang? Ketua Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jabar Ridwan Kamil optimis raihan suara Partai Golkar dan pasangan Calon Presiden (Capres) nomer urut 2, Prabowo-Gibran bisa maksimal.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa Ridwan Kamil pede dalam debat Pilgub Jakarta? Jika tidak optimis, bagaimana bisa menjadi pemimpin? Saya selalu memiliki sikap optimis berkat pengalaman 10 tahun di Bandung dan Jabar,' ungkap RK kepada awak media di Posko Bang Mul, Jakarta Utara, pada hari Minggu.
-
Mengapa Ronal Surapradja optimistis di Pilkada Jabar? Meski serba dadakan, ia optimistis bisa meraih hasil maksimal di Pilkada.
-
Kenapa RK-Suswono gelar kampanye akbar? RK-Suswono berharap, kampanye akbar ini dapat memompa semangat para relawan serta kader dari partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Selain itu, keduanya juga berharap para relawan dan partai pendukung memanfaatkan sisa waktu untuk terus bekerja memenangkan pasangan RIDO di Pilkada DKI Jakarta 2024.
-
Kenapa Ridwan Kamil optimis Prabowo-Gibran menang? Surveinya survei dua Minggu lalu, angkanya di 54-55 dengan sumbangan 54-55 Jabar, maka survei nasionalnya memang persurvei itu tembus di atas 50 persen secara nasional.
"Tentu saya menghargai sikap yang disampaikan secara resmi oleh PKS ini sebagai ksatria," ujar dia.
Dia mengatakan, meskipun rapat pleno penetapan hasil pilkada masih belum dilakukan, namun dengan sikap yang ditunjukkan lawan politiknya tersebut, telah resmi mengakui kemenangan pasangan calon yang mereka usung.
"Lawan politiknya secara resmi mengatakan hasilnya demikian, maka de facto dia sudah diakui," imbuhnya.
Hal senada dilontarkan oleh Ridwan Kamil. Dia menilai hasil Pilgub Jabar makin positif karena PKS yang mengusung Sudrajat-Akhmad Syaikhu mengakui kemenangan dirinya lewat hasil perhitungan suara di internal PKS.
"Kita ini mendapat kabar ya dari PKS sendiri yang sudah menghitung kita memang pemenang di Pilgub Jabar," kata pria yang akrab disapa Emil ini.
Berdasarkan hasil hitungan internal PKS, Ridwan Kamil meraih suara terbanyak 7.175.804 atau 32,9 persen. Sedangkan Sudrajat - Ahmad Syaikhu memperoleh 6.302.254 suara atau 28,9 persen. Di posisi ketiga, pasangan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi dengan raihan 5.610.051 atau 25,7 persen. Sedangkan pasangan Tubagus Hasanuddin - Anton Charliyan berada di posisi terakhir dengan raihan suara 2.754.631 atau 12,6 persen.
Ketua DPW PKS Provinsi Jawa Barat Nur Suprianto memastikan angka yang dirilis merupakan hasil akhir penghitungan dari seluruh TPS di Jawa Barat berdasarkan data C1.
"Ini berdasarkan hasil real count tim kami," katanya di Kantor PKS Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Rabu (4/7).
PKS mengaku data yang dimiliki bukan menjadi jaminan angka rekapitulasi akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar. Untuk itu, mereka akan tetap menunggu hasil penghitungan resmi pada 8 Juli mendatang.
Sikap ini berbeda dengan partai koalisi PKS di Pilgub Jabar, Gerindra, yang belum menerima hasil quick count yang dirilis berbagai lembaga survei. Gerindra bahkan mengklaim perolehna suara Sudrajat-Sulyaikhu unggul tipis dari Ridwan Kamil.
Nur Suprianto menyebut angka yang dirilis merupakan bentuk tanggung jawab pada kader yang sudah bekerja di seluruh TPS. Dia memiliki beberapa catatan khusus. Yakni, raihan suara calon yang diusungnya ini jauh di atas prediksi lembaga survei.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini suatu realitas politik yang harus kita terima," kata Idrus.
Baca SelengkapnyaRosan yakini pemenang tak merasa lebih baik dan yang kalah tak menyalahkan orang lain
Baca SelengkapnyaKepada warga Jakarta, pria asal Jawa Barat ini pun berpamitan dengan menyampaikan rasa terima kasihnya.
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta menjadi kekalahan perdana Ridwan Kamil selama mengikuti kompetisi pemilu.
Baca Selengkapnya"Pasangan RIDO memutuskan untuk menerima hasil Pilkada Jakarta yang telah ditetapkan oleh KPU," kata Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaRK mengatakan KPU sudah menyelesaikan hasil rekapitulasi Pilgub Jakarta dengan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno sebagai pemenang,
Baca SelengkapnyaRK mengakui Pilkada Jakarta tahun ini berbeda dari lima tahun sebelumnya
Baca SelengkapnyaIni suatu kejutan politik mengingat Afni adalah figur baru yang diusung Nasdem untuk melawan incumbent.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur (Cagub) Bali Wayan Koster mengumumkan kemenangan di Pilkada Bali.
Baca SelengkapnyaPSI tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Ridwan Kamil dan Suswono.
Baca Selengkapnya"Tapi kami tetap berpegangan hasil resmi hanya yang dikeluarkan KPU, versi yang valid itu versi KPU"
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil (RK), merespons Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang menyebut debat cagub-cawagub Jakarta masih terlalu normatif.
Baca Selengkapnya