Reshuffle kabinet, Jokowi diminta mandiri dan tak ragu-ragu
Merdeka.com - Kabar perombakan kabinet atau reshuffle makin berembus kencang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharap tak usah ragu dan mempertahankan kemandiriannya apabila hendak melaksanakan memperbaiki kinerja pemerintahan melalui reshuffle kabinet.
Direktur Eksekutif PolTracking Hanta Yudha menilai, kinerja pemerintah akan dianggap gagal apabila kinerja menteri yang tak maksimal dibiarkan begitu saja. Sebab, kegagalan para menteri akan dianggap oleh rakyat sebagai kegagalan presiden dan wakil presiden juga.
"Kapanpun presiden bisa melakukan reshuffle itu karena itu hak prerogatifnya. Dia bisa melakukannya, harus firm, mandiri mengambil keputusan reshuffle," kata Hanta saat dihubungi, Jakarta, Selasa (30/6).
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana Prabowo menentukan susunan kabinetnya? Prabowo Subianto telah membagi pertemuan mengenai susunan kabinet menjadi dua sesi. Pertemuan pertama dilakukan di kantornya yang terletak di Kementerian Pertahanan, di mana Prabowo menerima para ketua partai KIM. Dalam sesi ini, mereka membahas komposisi kabinet, alokasi kementerian, serta calon-calon nama menteri yang akan diusulkan.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Jika hendak melakukan reshuffle, jelas Hanta, Presiden Jokowi harus memiliki indikator dan parameter yang jelas. Misalkan reshuffle dilakukan dalam rangka menjawab rendahnya kinerja persoalan ekonomi, maka reshuffle harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja di bidang itu.
Selanjutnya, tambah dia, Presiden Jokowi tak perlu terlalu memperhatikan tekanan dari pihak lain ketika akan melakukan reshuffle. Tetapi lebih baik fokus terlebih dahulu pada berbagai parameter kompetensi, kinerja, kapabilitas, integritas, dan loyalitas.
Menurutnya, Jokowi harus mencari sosok yang bisa bekerja dalam satu komando di bawah presiden, dan tak berjalan sendiri-sendiri. Setelah itu, barulah presiden bisa mempertimbangkan hal politis terkait dukungan partai politik.
"Tentu stabilitas politik tetap akan menjadi pertimbangan presiden. Tak mungkin 100 persen hal stabilitas politik tak diperhatikan. Tapi ya jangan sampai yang dominan justru pertimbangan politik. Tetap harus kinerja dan kapabilitas. Harus meritokrasi yang ditekankan," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, sebaiknya Jokowi tak perlu ragu untuk menjalankan kemandirian berpolitik. Salah satunya dengan memastikan bisa mendudukkan sosok menteri yang bisa dipercaya.
"Seharusnya Jokowi lebih independen dalam menentukan kabinetnya," kata Burhanuddin.
Dia bahkan menantang Presiden Jokowi lebih independen dalam membuat keputusan, yakni untuk memperluas basis dukungannya, dari yang selama ini koalisi ramping, menjadi koalisi yang lebih besar.
Hal itu menjadi penting, karena koalisi ramping membuat Presiden Jokowi kesulitan. Sebab, koalisi ramping ternyata tak menguasai kabinet.
"Pak Jokowi bisa saja memanfaatkan perombakan kabinet ini untuk merekrut menteri dari satu dua partai di Koalisi Merah Putih," ucapnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dave menilai, Jokowi sebagai presiden ada baiknya saling diskusi dengan Prabowo yang bakal melanjutkan pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim tak ikut campur atau cawe-cawe dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan penyusunan kabinet adalah hak prerogatif presiden.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut, kondisi Kabinet Indonesia Maju saat ini baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaJazilul mengaku, juga belum menerima informasi pasti mengenai perombakan menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Ujang Komarudin menilai, Jokowi tidak perlu untuk cawe-cawe
Baca SelengkapnyaSejak awal PDIP tak pernah meminta jatah menteri kepada Presiden Jokowi,
Baca SelengkapnyaWacana reshuffle kabinet muncul usai Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan kabinet atau reshuffle dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab isu perombakan kabinet atau reshuffle kabinet yang beredar di publik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi soal rencana perombakan kabinet jelang purnatugas Oktober mendatang.
Baca Selengkapnya