Ridwan Hisjam: Ketum Golkar Berhak Buat Apa Saja, Termasuk Majelis Etik
Merdeka.com - Politisi Partai Golkar Ridwan Hisjam membantah tuduhan majelis etik partai lembaga yang dibuat-buat. Meskipun dia mengakui, dalam AD/ART Golkar tak disebutkan majelis etik.
Namun, Ridwan menjelaskan, ketua umum Airlangga Hartarto berhak membuat badan tersebut untuk mengawasi jalannya kerja.
"Ketua umum dalam hal ini bisa membuat apa saja, misalnya majelis etik, itu kelasnya DPP Golkar, jadi majelis etik apakah itu sah? Sah," kata Ridwan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (6/8).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Mengapa Golkar meminta Bahlil tak mengklaim sebagai kader? Sahmud Ngabalin mengingatkan, Bahlil bukan lagi sebagai kader partai berlambang pohon beringin. Ia meminta Bahlil tak menjilat ludah sendiri dengan mengaku sebagai kader Golkar. Sebab, Bahlil sendiri sudah mengakui bukan menjadi bagian dari Partai Golkar sejak lama.
Dia menuturkan, yang terdapat dalam AD/ART Golkar adalah Dewan Pakar, Dewan Kehormatan, Dewan Pembina. Tiga struktur itu di atas DPP. Namun, DPP bisa membentuk majelis etik di bawah naungan Ketua Umum dan Sekjen.
"Dan seingat saya itu diputuskan sudah di rapat pleno DPP Golkar itu majelis etik, tapi tingkatnya di bawah ketua umum, di bawah DPP Golkar," ucapnya.
Meski demikian, terkait pemanggilan Darul Siska, mestinya langsung dilakukan ketua umum dan sekjen. Sebab, majelis etik mengurus permasalahan di luar kepengurusan pusat. Sedangkan, Darul merupakan pengurus pusat. Sehingga menjadi aneh bila Darul dipanggil lembaga yang diurusnya sendiri.
"Sebaiknya pada pak Darul Siska karena salah satu ketua DPP seharusnya dia dipanggil oleh Ketua Umum, kan ini masalah Darul Siska masalah intern DPP, jadi seharusnya ketua umum atau Sekjen memanggil anggota, misalnya 'eh ada apa?'," tuturnya.
Polemik ini berawal dari surat terbuka Darul yang mengkritik keras Akbar Tanjung dan Agung Laksono yang dianggap terlalu partisan ke kubu Airlangga Hartarto jelang Munas Golkar. Terlebih, jadwal munas dalam rapat pleno DPP Golkar hingga kini belum ditentukan.
Tak lama setelah surat terbuka tersebut beredar, muncul surat Majelis Etik Golkar yang isinya memanggil Darul. Majelis etik dijadwalkan memanggil Darul pada Rabu (7/8).
Ridwan Hisjam tak mau menduga apakah majelis etik menjadi alat politik sepihak, lantaran bukan ketum Airlangga Hartarto langsung yang memanggil Darul. "Mungkin Pak Airlangga sedang sibuk," tandasnya.
Sebelumnya, fungsionaris Golkar M Syamsul Rizal mempertanyakan alasan majelis etik memanggil Darul. Bahkan dia menyebut ada indikasi abuse of power yang dilakukan oleh para pimpinan Golkar.
"Majelis Etik itu instrumen abuse of power yang tidak jelas tugas dan fungsi juga kedudukan lembaganya," kata Syamsul dalam keterangan yang diterima, Selasa (6/8).
Dia menduga, dengan langkah ini ada kaitannya dengan perebutan kekuasaan di puncak pimpinan Golkar. Bahkan bisa mengooptasi langkah kandidat lain.
"Alat untuk mengooptasi langkah-langkah politik kandidat lain yang mau maju juga sebagai calon ketua umum. Menurut saya ini namanya abuse of power dan benar-benar melanggar AD/ART maupun PO partai," kata Syamsul.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desakan Munaslub Golkar untuk melengserkan kepemimpinan Airlangga belum padam.
Baca SelengkapnyaMaman menegaskan Partai Golkar solid mendukung Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, desakan Munaslub untuk melengserkan Airlangga dilakukan Kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Plt Ketua Umum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, bahwa Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjadi calon ketua umum tunggal.
Baca SelengkapnyaDPP Golkar menolak wacana evaluasi hasil Munas yang menyatakan akan mengusung Airlangga sebagai Capres 2024
Baca SelengkapnyaBahlil mencontohkan, saat Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang terjaring operasi tangkap tangan KPK, Golkar menghormati proses hukum tersebut.
Baca SelengkapnyaKetua Umum MKRG, Adies Kadir menilai Jokowi dan Gibran tidak mungkin mengacak-acak Golkar
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.
Baca SelengkapnyaHak angket merupakan kewenangan politik DPR, bukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyampaikan saat ini mayoritas partai politik pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih berada di parlemen.
Baca SelengkapnyaDalam forum klarifikasi, Dewan Etik mempersilahkan Lawrence menjelaskan latar belakang pernyataannya terkait wacana munaslub.
Baca Selengkapnya