Ridwan Saidi Nilai Psikologi Jokowi Layaknya Akan Kalah Pilpres
Merdeka.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi menilai capres petahana Joko Widodo atau Jokowi menunjukkan psikologis layaknya akan kalah di Pilpres 2019. Dia melihat hal itu dari sejumlah pengkritik pemerintah yang malah dijebloskan ke penjara.
Ridwan menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk 'Jelang Pilpres Jokowi Blunder dan Panik?' yang digelar di Seknas Prabowo-Sandiaga, Jalan Hos Cokroaminoto No 93, Menteng, Jakarta, Selasa (12/2).
Berita lengkap mengenai Pilpres bisa dibaca di Liputan6.com
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa,' kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Apa yang dilakukan Golkar di Pilpres 2024? 'Kesempatan bagi saya untuk menyampaikan terima kasih saya atas kerja keras Partai Golkar dalam pemilihan umum yang tentu saja kita rasakan bersama tahun 2024 ini, peran Partai Golkar sangat besar,' kata Prabowo.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
"Yang kayak begini sebenarnya ini adalah psikologi orang yang sudah mengerti akan kalah. Apalagi Amien Rais, Pak Prabowo, diancam bakal ada penangkapan-penangkapan nah itu dia takut," ujar Ridwan.
Ridwan bercerita saat dirinya dulu mengikuti pemilu di zaman orde baru bersama PPP. Menurutnya, kala itu, Partai Golkar sebagai lawan politiknya tidak sampai melakukan hal-hal yang dilakukan rezim sekarang.
"Golkar dulu tidak panik, karena dia tidak mungkin membendung saya di DKI dia biarkan kita menang enggak ada lagi yang bisa dia lakukan. Aceh menang, Kalimantan Selatan menang, baru dia jagain yang lain-lain," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini Jokowi sebagai petahana tak bisa menjaring suara di setiap daerah. Ridwan melihat hampir di setiap daerah yang di sasar petahana saat ini menjadi basis Prabowo-Sandi. Dia mengibaratkan situasi petahana sekarang terjebak dalam taktik sepakbola khas Brazil yaitu Joga Bonito.
"Nah ini dia mau jaga mana mau ke mana kita pergi di situ ada Prabowo-Sandi kok. Susah. Jadi dia itu menghadapi Joga bonito zaman Romario Faria (pemain bola Brazil). Dia mau jaga satu ada Bebeto, dia mau jaga Bebeto ada Dunga, jadi susah. Mereka ini susah. Jadi satu permainan cantik Joga bonito zaman itu. Nah ini sekarang begitu yang dia alami," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ridwan berharap kepada pemerintahan Jokowi berhenti melakukan penangkapan kepada pihak yang melakukan kritik. Ridwan ingin Pilpres disikapi santai layaknya pertandingan yang wajar.
"Kalau pertandingan itu ada yang kalah ada menang ya kan. Enggak usah apa namanya berimbas seperti ini nanti ada penilaian Komnas HAM internasional kok begini-begini amat sih pemilu di Indonesia lawannya enggak boleh menang jangan begitu lah," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TPN Ganjar Mahfud menyindir langkah Presiden Jokowi sebagai politik yang salah.
Baca SelengkapnyaHasto mengkritik pedas aksi RK itu karena tengah mempertontonkan mentalitas yang lemah.
Baca SelengkapnyaJokowi mempertanyakan dirinya yang katanya disebut akan menjadi ketua maupun dewan pembina Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai Presiden Jokowi tidak perlu kampanye meski diizinkan UU Pemilu.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaNamun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca SelengkapnyaProjo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaAirlangga menjelaskan bahwa pilkada melibatkan 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi.
Baca SelengkapnyaGolkar akan menanti bagaimana langkah yang akan diambil Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaGibran mengajak semua untuk berpikir positif, mengingat saat ini masih bulan suci Ramadan.
Baca Selengkapnya