Rieke: Cawapres Jokowi bukan sosok 'plintat plintut'
Merdeka.com - Baik PDIP atau Joko Widodo (Jokowi) hingga kini masih merahasiakan sosok cawapres yang akan menemani Jokowi bertarung di Pilpres 2014. Ketua DPP PDIP Rieke Diah Pitaloka mengemukakan, syarat cawapres Jokowi bukan seorang yang plintat plintut atau tak konsisten.
"Bukan 'ular kembangan' alias orang yang plintat-plintut dan setengah-setengah dalam bekerja dan berjuang," kata Rieke dalam siaran pers kepada wartawan, Minggu (18/5).
Sebanyak lima syarat yang diungkapkan Rieke. Dia mengharapkan cawapres Jokowi berdasarkan kriteria yang diamanatkan Soekarno.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
"Jokowi sebagai 'anak ideologis Soekarno' saya harap memutuskan siapa yang akan menjadi cawapres juga berdasarkan kriteria yang diamanatkan Soekarno," lanjutnya.
Selain tak plintat plintut, cawapres Jokowi haruslah progresif yaitu orang yang mengabdi pada kepentingan Rakyat banyak. Jangan yang konservatif-kompromistis-reaksioner, yaitu orang yang mengabdi pada kepentingan segolongan kecil saja.
"Kedua, punya kemampuan mengetahui siapa kawan, siapa lawan melalui pro dan kontra terhadap program yang obyektif bukan berdasarkan penilaian subyektif karena bisa timbulkan pertentangan-pertentangan yang tidak perlu di kalangan rakyat," ujar dia.
Selanjutnya ia mengatakan, mampu bekerja sama untuk mengerjakan "retooling di segala bidang" dengan cara yang cepat dan tegas.
Kemudian sosok yang punya karakter "satunya kata dengan perbuatan, satunya mulut dengan tindakan."
Ia mengutarakan dalam UUD 1945 dikatakan tugas wakil presiden membantu presiden. Jadi bukan untuk bersaing popularitas, bukan untuk membangun hirarki sendiri, jangan sampai berebut panggung dengan presiden.
"Hanya sebagai pembantu, namun tetap ada dalam koin yang sama dengan Presiden. Jelas tetap penting keberadaannya. Apalagi dengan kondisi Indonesia yang multi persoalan seperti sekarang," ujar dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kalau pertemuan itu dilaksanakan antar institusi. Misalnya kemarin Mbak Puan selaku ketua DPR bertemu degan Bapak Jokowi sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaBudi Arie enggan menyebutkan partai politik (parpol) mana yang akan dipilih Jokowi sebagai tempat berlabuhnya, setelah dinyatakan bukan kader PDIP.
Baca SelengkapnyaSaat disinggung mengenai kedekatan Presiden RI Jokowi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Hasto mengatakan merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaJokowi akhirnya merespons pernyataan PDIP bahwa dirinya bukan lagi kader partai berlambang banteng hitam moncong putih itu.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan tak memiliki kekuasaan untuk mencalonkan atau mengusung sosok di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi dituding cawe-cawe dalam kepengurusan PDI Perjuangan (PDIP) periode 2019-2028.
Baca SelengkapnyaBasarah menegaskan Ketu Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak merasa memiliki persoalan dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta semua pihak bersabar menunggu sampai waktu pengumuman cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaSecara partai, Jokowi harusnya mendukung Ganjar. Namun, Jokowi juga terlihat mesra dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPratikno mengakui ada pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh di Istana.
Baca SelengkapnyaAri menegaskan Jokowi tidak pernah mengaitkan proses rekruitmen CPNS dengan pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres.
Baca Selengkapnya