Risma-Sandi dinilai bisa menang, Gerindra sebut Ahok semakin lemah
Merdeka.com - Lembaga Survei Poltracking Indonesia menyebut Tri Rismarini berpeluang dapat mengalahkan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika diusung PDI Perjuangan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Risma dapat mengalahkan Ahok apabila dapat berpasangan dengan calon Wakil Gubernur yang dinilai memiliki potensi besar mampu menarik suara masyarakat ibu kota seperti Sandiaga Uno ataupun Anies Baswedan.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai hasil survei tersebut membuktikan bahwa Ahok semakin lemah. Hasil survei tersebut, kata dia, merupakan sebuah bukti pula bahwa Ahok bisa dikalahkan.
"Ya kalau hasil survei hari ini bahwa Risma dan Sandi bisa kalahkan Ahok itu menunjukkan bahwa Ahok petahana itu lemah. Bahwa survei hari ini masih 6 bulan (Pilkada) ada pasangan yang bisa kalahkan Ahok," kata Riza usai menghadiri rilis Survei Poltracking Indonesia terkait Cagub DKI di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
Meski demikian, Riza menilai survei tersebut belum tentu akan menjadi pertimbangan yang akan diambil oleh partainya untuk menjadikan Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Gubernur berpasangan dengan Risma. Dia menegaskan sampai saat ini, partainya masih fokus menginginkan agar Sandiaga Uno menjadi calon Gubernur bukan sebagai calon Wakil Gubernur.
"Ya semua partai tentu ingin usung kader terbaiknya menjadi kepala daerah. Sampai hari ini kami fokus dan concern sebagai kepala daerah. Kami belum berpikir untuk jadi wakil karena kita partai pemenang ke dua di DKI," katanya.
Lembaga Survei Poltracking Indonesia melakukan survei terhadap elektabilitas sejumlah nama yang disebut-sebut akan maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta di Pilkada tahun 2017. Dalam survei elektabilitas yang memasangkan langsung sejumlah nama menyebutkan adanya potensi besar dapat mengalahkan calon petahana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) asalkan PDIP lebih memilih mengusung walikota Surabaya Tri Rismarini daripada mengusung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Risma dinilai mampu mengalahkan Ahok apabila berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Gubernur.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menjelaskan pasangan Risma dan Sandiaga bisa mengalahkan Ahok apabila keduanya diusung oleh PDI Perjuangan dan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan. Dengan demikian, apabila partai-partai selain partai pendukung Ahok bersatu dan 'mengepung' mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
"Syaratnya PDIP bergabung dengan koalisi kekeluargaan itu. Syaratnya memang berat. Jika itu betul-betul terwujud, Cagubnya Risma berpasangan dengan Sandiaga, itu peluangnya disitu walaupun peluangnya kecil (PDIP bergabung dengan Koalisi Kekeluargaan)" kata Hanta di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9).
Meski demikian, Hanta enggan mengamini apabila benar nantinya Risma berpasangan dengan Sandi dapat dipastikan mampu mengalahkan Ahok. Namun, dia mengatakan, apabila terjadi head to head, diprediksi Risma dan Sandiaga merupakan lawan sangat berat bagi Ahok dan mampu meraup suara yang seimbang dengan Ahok.
"Berpotensi menjadi lawan sangat berat bagi Pak Ahok. Pakai kata 'sangat'. Saya nggak mau bilang angkanya lebih tinggi ya, sudah berada di angka margin eror, selisih hanya 2 persen. Sudah imbang," katanya.
Sebelumnya, Poltracking Indonesia melakukan simulasi terhadap dua pasangan atau semisalnya terjadi head to head. Tri Rismarini sebagai calon Gubernur dan Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Gubernur disebut mampu mengalahkan elektabilitas Ahok jika berpasangan dengan Heru Budi Hartono.
"Elektabilitas pasangan Risma-Sandiaga 38.21 persen dibandingkan Ahok-Heru 36.92 persen. Temuan jni menandakan petahana berpeluang besar dikalahkan pasangan Risma dan Sandiaga Uno," kata Hanta Yudha.
Hal yang sama juga berlaku apabila Risma berpasangan dengan nama potensial seperti Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Tingkat elektabilitasnya juga mampu mengalahkan petahana Ahok dan wakilnya Heru Budi Hartono.
"Pasangan Risma-Anies elektabilitasnya 37.95 persen dibandingkan Ahok-Heru 35.64 persen. Temuan ini juga menandakan petahana sangat mungkin dikalahkan pasangan Risma-Anies," ujarnya.
Sementara itu, apabila nantinya PDIP mengusung Ahok di Pilgub DKI berpasangan dengan Djarot dan lawannya merupakan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Hanta menyebut tak bisa diprediksi siapa yang akan unggul. Sebab, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanya berbeda tipis.
"Ahok-Djarot elektabilitasnya 37.95 persen unggul sangat tipis dari pasangan Anies-Sandi 36.38 persen. Ini jelas ancaman bagi petahana mengingat jika mengacu margin of error, maka posisi kedua pasangan itu sama, alias tidak ada yang unggul," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca SelengkapnyaRasa optimis RK itu disampaikan dalam sebuah diskusi yang dihadiri bersama para anak muda di M Blok Space, Jakarta Selatan, pada (20/8).
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaMabruri percaya, elektabilitas Syaikhu-Ilham nantinya bisa melejit seiring berjalannya tahapan Pilkada 2024 secara resmi.
Baca SelengkapnyaSurvei digelar pada 29 November-5 Desember 2023 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Baca Selengkapnya