Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Risma-Whisnu bisa dikalahkan dengan memperbanyak golput

Risma-Whisnu bisa dikalahkan dengan memperbanyak golput Uglu dan Risma. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Popularitas dan elektabilitas pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana hingga saat ini memang sulit ditandingi. Karena hampir tak ada celah, untuk bisa mengalahkan pasangan yang diusung PDIP itu.

Namun menurut Head of Consultant Lembaga Survei Indepth, Andri Riswandi, ‎satu-satunya cara untuk bisa mengalahkan pasangan incumbent itu di Pilwali Surabaya, Jawa Timur, 9 Desember 2015 mendatang, adalah memperbanyak angka golput.

"Karena hampir tak ada celah untuk bisa mengalahkan incumbent di Pilwali Surabaya nanti. Salah satu cara, lawan Risma-Whisnu harus bekerja ekstra keras. Kalau menurut pengamatan kami, pasangan Rasiyo-Lucy (Kurniasari) adalah pasangan ideal, dari dua pasangan sebelumnya yang diusung Demokrat-PAN," terang Andri, Jumat (11/9).

Meski mengaku belum melakukan survei di Kota Pahlawan jelang Pilkada serentak ini, Andri mengaku, pihaknya memprediksi, saat pencoblosan dilakukan, perolehan suaranya mencapai 30:70 persen untuk Risma-Whisnu.

"Untuk bisa mengalahkan Risma-Whisnu, satu-satunya cari adalah memperbanyak angka golput saat pencoblosan nanti. Itu satu-satunya cara mengalahkan incumbent. Apalagi di Surabaya ini kan angka golputnya tinggi," ungkapnya.

Di Pilwali Surabaya 2010, dari data yang dimiliki Lembaga Survei Indepth, angka golput di Surabaya mencapai 52 persen. "Semakin banyak angka golput di Pilwali Surabaya 2015 nanti, akan merugikan pasangan Risma-Whisnu. Jika ingin menang, ini yang harus menjadi bidang garap tim Rasiyo-Lucy," katanya lagi.

Harus diakui, untuk Pilwali Surabaya tahun ini, diprediksi angka golput jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Penyebabnya, kisruh politik yang terjadi jelang Pilwali Surabaya. Dari sisi partai, Koalisi Majapahit sudah mengkampanyekan tidak ikut dan mendukung Pilwali 2017.

Kemudian polemik Surat Edaran Nomor 449/KPU/VIII/2015 tentang rekomendasi Bawaslu, terkait perpanjangan pendaftaran, juga menjadi salah satu penyebab naiknya angka golput.

‎Sementara PKPU mengatur jika ada calon tunggal, maka Pilkada diundur 2017. Dan polemik ini hanya bisa dibatalkan oleh peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) bukan dengan SE, untuk dijadikan solusi mencari lawan tanding bagi calon tunggal.

‎Jika KPU Surabaya tetap memaksa Tahun 2015, dengan dasar SE, sanksi pidananya 36 bulan penjara dan denda Rp 37 juta, seperti tertuang dalam Pasal 181 hingga 184 Undang-Undang Nomor 8/2015.

"Memang kalau angka golput tinggi, yang rugi bukan hanya Risma-Whisnu, tapi juga lawannya. Hanya saja, keuntungan dari pasangan Rasiyo-Lucy adalah, Lucy pernah nyaleg di Dapil I Jawa Timur yang meliputi Surabaya-Sidoarjo."

"Pada Pileg 2009, Lucy berhasil menuju Senayan, hanya saja di Tahun 2014, dia kalah dengan Fandi Utomo. Itupun kalah di Sidoarjo. Di Surabayanya, Lucy menang dari Fandi Utomo," ungkapnya.

Dengan gambaran ini, Andri juga berkeyakinan, kedua tim pasangan calon akan bekerja ekstra keras untuk menekan angka golput di Surabaya. ‎"Tapi semua tergantung dari masing-masing relawan kedua Paslon. Kalau giat turun ke masyarakat, dan mampu mendorong warga datang ke TPS. Jadi kinerja relawan pendukung ini sangat menentukan jumlah angka golput di Surabaya ini," pungkasnya.

Seperti diketahui, setelah dua kali dilakukan pendaftaran tambahan, pasangan Risma-Whisnu masih menjadi calon tunggal di Pilwali Surabaya. Kemudian, di pendaftaran tambahan yang kali ketiga, atau empat kali pendaftaran, Demokrat dan PAN baru menemukan calon ideal, yaitu Rasiyo-Lucy, yang diharapkan tidak lagi dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) oleh KPU Kota Surabaya seperti calon sebelumnya, Rasiyo-Dhimam Abror. Sehingga, Pilwali Surabaya bisa digelar di 2015 ini.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Survei LSI Denny JA Rilis Elektabilitas Prabowo-Gibran 50,7 Persen, Cukup Untuk 1 Putaran
VIDEO: Survei LSI Denny JA Rilis Elektabilitas Prabowo-Gibran 50,7 Persen, Cukup Untuk 1 Putaran

Elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melampaui The Magic Number, yaitu 50,7 persen.

Baca Selengkapnya
Litbang Kompas Pilkada Jatim: Elektabilitas Khofifah Dibayangi Risma
Litbang Kompas Pilkada Jatim: Elektabilitas Khofifah Dibayangi Risma

Khofifah dibuntuti Tri Rismaharini di posisi kedua dengan 13,6 persen.

Baca Selengkapnya
Adu Popularitas Khofifah dan Risma di Pilkada Jatim Versi Survei LSI Denny JA
Adu Popularitas Khofifah dan Risma di Pilkada Jatim Versi Survei LSI Denny JA

LSI Denny JA membagi kategori popularitas menjadi dua, yaitu tingkat pengenalan dan kesukaan publik kepada cagub.

Baca Selengkapnya
PKS: Popularitas Suswono Memang Paling Kecil, Tapi Pak RK Lebih Besar
PKS: Popularitas Suswono Memang Paling Kecil, Tapi Pak RK Lebih Besar

Elektabiitas cawagub Jakarta Suswono paling kecil dalam survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking Pilkada Jatim: Khofifah 55,3%, Risma 22,8% dan Luluk Nur Hamidah 1,8%
Survei Poltracking Pilkada Jatim: Khofifah 55,3%, Risma 22,8% dan Luluk Nur Hamidah 1,8%

Poltracking Indonesia merilis survei elektabilitas calon gubernur Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya
Poltracking Pilkada Jatim: Khofifah-Emil Unggul di Arek, Mataraman, Tapal Kuda, Pantura dan Madura
Poltracking Pilkada Jatim: Khofifah-Emil Unggul di Arek, Mataraman, Tapal Kuda, Pantura dan Madura

Survei dilakukan secara langsung dan tatap muka pada 4-10 September 2024.

Baca Selengkapnya
RK Cerita Pernah Kalah di Survei, Tapi Menang di Bilik Suara
RK Cerita Pernah Kalah di Survei, Tapi Menang di Bilik Suara

Ridwan Kamil tetap optimis bakal memenangkan Pilkada Jakarta dengan satu putaran. Artinya, RK yakin bisa menang di atas 50 persen suara.

Baca Selengkapnya
Survei Internasional Ipsos: Prabowo-Gibran 42,66%, Ganjar-Mahfud 22.95% dan Anies-Cak Imin 22,13%
Survei Internasional Ipsos: Prabowo-Gibran 42,66%, Ganjar-Mahfud 22.95% dan Anies-Cak Imin 22,13%

Elektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking di Pilkada Jatim: Suara NU dan PKB Mayoritas ke Khofifah-Emil
Survei Poltracking di Pilkada Jatim: Suara NU dan PKB Mayoritas ke Khofifah-Emil

Survei Poltracking mencatat suara warga Nahdlatul Ulama dan PKB kebanyakan mendukung Khofifah-Emil di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Kumpulan Survei Terbaru Pilkada Jakarta 2024
Kumpulan Survei Terbaru Pilkada Jakarta 2024

Siapa yang paling berpotensi menang di Pilkada Jakarta 2024? Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbaru di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking Pilkada Jakarta: RK-Suswono 47,5%, Pramono-Rano 31,5%, Dharma-Kun 5,1%
Survei Poltracking Pilkada Jakarta: RK-Suswono 47,5%, Pramono-Rano 31,5%, Dharma-Kun 5,1%

Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei elektabilitas calon gubernur dan wakil gubermur di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Survei LSI soal Tren Elektabilitas Paslon Pilkada Jakarta: RK-Suswono Turun & Pramono-Rano Naik
Survei LSI soal Tren Elektabilitas Paslon Pilkada Jakarta: RK-Suswono Turun & Pramono-Rano Naik

Dari hasil survei tersebut, tercatat elektabilitas pasangan calon gubernur Jakarta Pranomo Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan 41,6 persen.

Baca Selengkapnya