Romansa Politik Orba dari Wacana GBHN
Merdeka.com - Pakar hukum tata negara Bivitri Susanti menilai wacana dihidupkannya kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menimbulkan ilusi dalam bernegara. Ia mengatakan masih ada pihak yang menginginkan romansa politik orde baru hingga adanya wacana tersebut bergulir.
"Ilusi GBHN. Karena saya merasa banyak politisi kita punya romantisme mengenai GBHN," katanya dalam satu diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
Baginya, merupakan hal membahayakan seandainya GBHN kembali aktif. Bak kotak pandora. Ia meyakini ada banyak kepentingan terselubung para elit partai politik atas wacana tersebut. Terlebih, wacana ini digaungkan usai pemilu dan peristiwa serta kegiatan politik besar lainnya.
-
Mengapa Bivitri menganggap MK mengkerangkeng pencari keadilan gugatan Pilpres? Pakar Hukum Tata Negara (HTN) Bivitri Susanti menilai hukum acara sengketa Pilpres 2024 terkesan mengkerangkeng agar kebenaran substansif tidak terkuak.
-
Apa pendapat Bivitri tentang hukum acara di MK? Menurut dia, hukum acara di Mahkamah Konstitusi (MK) sulit untuk memaparkan adanya kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif.
-
Siapa yang memegang kekuasaan tertinggi di demokrasi? Dalam sistem demokrasi, rakyat memegang kekuasaan tertinggi.
-
Siapa yang menentukan hasil pemilu? Nah, kombinasi dari faktor-faktor ini dan dinamika unik setiap pemilihanlah yang akan membentuk hasil akhir pemilu suatu negara.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pemilu? Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pemilu, mulai dari perencanaan, pemutakhiran data pemilih, hingga pengaturan tahapan pemilu.
-
Siapa yang memimpin BPIP? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut, perlu penguatan Ideologi Pancasila bagi masyarakat dan pelajar di wilayah lintas batas negara.
Bivitri mengungkapkan, GBHN tidak hanya menyinggung lembaga MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Sebab GBHN juga memberikan kewenangan untuk proses pemilihan presiden secara tidak langsung.
Ia memahami konstitusi bukanlah kitab suci yang tak bisa diganggu gugat, hanya saja ada faktor utama lain harusnya menjadi prioritas para petinggi negara dan partai politik. Jika GBHN mendesak dan perlu kembali diaktifkan setidaknya ada dua indikator yang perlu dicermati.
"Tuntutan rakyat, atau hasil orang, atau hasil nasi goreng," tegas Bivitri.
Jika Bivitri menolak, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpandangan berbeda. Ia setuju jika GBHN dihidupkan kembali dengan amandemen UUD 1945. Namun perlu ada kajian lagi dari efek GBHN.
Menurutnya GBHN penting dilakukan agar membuat perencanaan jangka panjang atau jangka menengah tiap 5 tahun.
"Cuma memang efeknya harus dikaji ulang," kata JK kemarin.
Senada dengan JK, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menjelaskan dukungan agar GBHN kembali hidup supaya ada arah jelas terhadap negara.
Hal yang ia tekankan dampak positif dari GBHN adalah tidak bergantung kepada presiden tiap melakukan pembangunan. Sebab, imbuh Riza, visi misi program seorang presiden kerap berbeda tiap adanya pemilihan presiden.
"Kadang jauh sekali perbedaannya. Jadi sekali pun tujuannya sama tapi perlu ada satu GBHN," kata Riza.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP tak masalah amandemen UUD 1945, akan tetapi tidak mengubah sistem Pilpres
Baca SelengkapnyaHasto ingin agar segala sesuatunya harus dicermati serta harus dikaji dengan bersamaan.
Baca SelengkapnyaNusron melanjutkan, salah satu ciri orde baru lainnya adalah intelijen negara dipakai untuk menakut-nakuti orang.
Baca SelengkapnyaMekanisme pemilihan langsung presiden oleh rakyat dinilai masih lebih baik
Baca SelengkapnyaGerindra mengatakan, pembahasan amandemen UUD 1945 masih jauh dan tak mudah mengembalikan kewenangan MPR seperti zaman dulu.
Baca SelengkapnyaRomy menyebut, kemungkinan judicial review di Mahkamah Agung atas kedudukan hukum Nota Dinas tersebut.
Baca SelengkapnyaPasal pemilihan gubernur oleh presiden berbahaya akan mematikan demokrasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, Gibran hanya berusaha merangkul kekuasaan bukan merangkul rakyat.
Baca SelengkapnyaFraksi DPRD DKI Jakarta menolak wacana kebijakan gubernur dipilih langsung presiden usai Ibu Kota berpindah ke IKN, Kalimantan Timur
Baca SelengkapnyaMenurut Bamsoet, MPR diubah kedudukannya sehingga tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara.
Baca SelengkapnyaDasco mengaku belum bisa menjawab karena beleid itu masih berproses di DPR.
Baca SelengkapnyaDewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.
Baca Selengkapnya