Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Romansa Politik Orba dari Wacana GBHN

Romansa Politik Orba dari Wacana GBHN dpr. Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Pakar hukum tata negara Bivitri Susanti menilai wacana dihidupkannya kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menimbulkan ilusi dalam bernegara. Ia mengatakan masih ada pihak yang menginginkan romansa politik orde baru hingga adanya wacana tersebut bergulir.

"Ilusi GBHN. Karena saya merasa banyak politisi kita punya romantisme mengenai GBHN," katanya dalam satu diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

Baginya, merupakan hal membahayakan seandainya GBHN kembali aktif. Bak kotak pandora. Ia meyakini ada banyak kepentingan terselubung para elit partai politik atas wacana tersebut. Terlebih, wacana ini digaungkan usai pemilu dan peristiwa serta kegiatan politik besar lainnya.

Bivitri mengungkapkan, GBHN tidak hanya menyinggung lembaga MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Sebab GBHN juga memberikan kewenangan untuk proses pemilihan presiden secara tidak langsung.

Ia memahami konstitusi bukanlah kitab suci yang tak bisa diganggu gugat, hanya saja ada faktor utama lain harusnya menjadi prioritas para petinggi negara dan partai politik. Jika GBHN mendesak dan perlu kembali diaktifkan setidaknya ada dua indikator yang perlu dicermati.

"Tuntutan rakyat, atau hasil orang, atau hasil nasi goreng," tegas Bivitri.

Jika Bivitri menolak, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpandangan berbeda. Ia setuju jika GBHN dihidupkan kembali dengan amandemen UUD 1945. Namun perlu ada kajian lagi dari efek GBHN.

Menurutnya GBHN penting dilakukan agar membuat perencanaan jangka panjang atau jangka menengah tiap 5 tahun.

"Cuma memang efeknya harus dikaji ulang," kata JK kemarin.

Senada dengan JK, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menjelaskan dukungan agar GBHN kembali hidup supaya ada arah jelas terhadap negara.

Hal yang ia tekankan dampak positif dari GBHN adalah tidak bergantung kepada presiden tiap melakukan pembangunan. Sebab, imbuh Riza, visi misi program seorang presiden kerap berbeda tiap adanya pemilihan presiden.

"Kadang jauh sekali perbedaannya. Jadi sekali pun tujuannya sama tapi perlu ada satu GBHN," kata Riza.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasto PDIP Luruskan Bamsoet soal Usulan Megawati Amandemen UUD: Tak Ubah Sistem Pilpres
Hasto PDIP Luruskan Bamsoet soal Usulan Megawati Amandemen UUD: Tak Ubah Sistem Pilpres

PDIP tak masalah amandemen UUD 1945, akan tetapi tidak mengubah sistem Pilpres

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Tak Sepakat Presiden Dipilih MPR, Singgung Pidato Megawati Soal Kedaulatan Rakyat
Sekjen PDIP Tak Sepakat Presiden Dipilih MPR, Singgung Pidato Megawati Soal Kedaulatan Rakyat

Hasto ingin agar segala sesuatunya harus dicermati serta harus dikaji dengan bersamaan.

Baca Selengkapnya
Megawati Singgung Penguasa Bertindak Layaknya Rezim Orde Baru, Ini Respons Pihak Prabowo-Gibran
Megawati Singgung Penguasa Bertindak Layaknya Rezim Orde Baru, Ini Respons Pihak Prabowo-Gibran

Nusron melanjutkan, salah satu ciri orde baru lainnya adalah intelijen negara dipakai untuk menakut-nakuti orang.

Baca Selengkapnya
DPD Usulkan Amandemen UUD 1945, Mantan Ketua MK Ungkit Kerusuhan Semanggi
DPD Usulkan Amandemen UUD 1945, Mantan Ketua MK Ungkit Kerusuhan Semanggi

Mekanisme pemilihan langsung presiden oleh rakyat dinilai masih lebih baik

Baca Selengkapnya
Gerindra Respons Amin Rais Dukung Presiden Kembali Dipilih MPR: Tidak Gampang
Gerindra Respons Amin Rais Dukung Presiden Kembali Dipilih MPR: Tidak Gampang

Gerindra mengatakan, pembahasan amandemen UUD 1945 masih jauh dan tak mudah mengembalikan kewenangan MPR seperti zaman dulu.

Baca Selengkapnya
PPP Nilai Prabowo-Gibran Rawan Dipersoalkan Terkait Putusan MK
PPP Nilai Prabowo-Gibran Rawan Dipersoalkan Terkait Putusan MK

Romy menyebut, kemungkinan judicial review di Mahkamah Agung atas kedudukan hukum Nota Dinas tersebut.

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ

Pasal pemilihan gubernur oleh presiden berbahaya akan mematikan demokrasi.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Respons Gibran Ingin Rangkul Paslon 01 dan 03: Itu Rangkulan Kekuasaan, Kami Pilih Rakyat
Hasto PDIP Respons Gibran Ingin Rangkul Paslon 01 dan 03: Itu Rangkulan Kekuasaan, Kami Pilih Rakyat

Menurut Hasto, Gibran hanya berusaha merangkul kekuasaan bukan merangkul rakyat.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Tolak Wacana Gubernur Jakarta Dipilih Langsung Presiden: Karena Merenggut Hak Rakyat Memilih
DPRD DKI Tolak Wacana Gubernur Jakarta Dipilih Langsung Presiden: Karena Merenggut Hak Rakyat Memilih

Fraksi DPRD DKI Jakarta menolak wacana kebijakan gubernur dipilih langsung presiden usai Ibu Kota berpindah ke IKN, Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya
Kutip Ucapan Megawati, Bamsoet Bicara Wacana MPR Kembali jadi Lembaga Tinggi Negara
Kutip Ucapan Megawati, Bamsoet Bicara Wacana MPR Kembali jadi Lembaga Tinggi Negara

Menurut Bamsoet, MPR diubah kedudukannya sehingga tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara.

Baca Selengkapnya
Respons Gerindra soal Revisi UU Wantimpres Dipersiapkan untuk Jokowi
Respons Gerindra soal Revisi UU Wantimpres Dipersiapkan untuk Jokowi

Dasco mengaku belum bisa menjawab karena beleid itu masih berproses di DPR.

Baca Selengkapnya
BPIP Soroti Etika dan Moralitas Pejabat Negara: Perlunya UU Lembaga Kepresidenan
BPIP Soroti Etika dan Moralitas Pejabat Negara: Perlunya UU Lembaga Kepresidenan

Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.

Baca Selengkapnya