Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat bertemu Jokowi, sekjen parpol tanya soal 100 juta orang miskin versi SBY

Saat bertemu Jokowi, sekjen parpol tanya soal 100 juta orang miskin versi SBY Jokowi bertemu sembilan sekjen partai pendukung. ©2018 Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin

Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan sekjen partai pendukung menanyakan dan meminta klarifikasi dari Joko Widodo terkait kritik yang disampaikan pihak oposisi terhadap kinerja pemerintah. Isu yang ditanyakan semisal terkait angka kemiskinan dan utang luar negeri.

Jokowi menanggapi pertanyaan dari para sekjen dengan senyum. Tanpa raut wajah kesal, kata Arsul, Jokowi memberikan penjelasan atas kondisi sebenarnya dengan santai sehingga membuat cair suasana.

"Alhamdulillah Pak Jokowi kita tanya dan kritisi tetap tersenyum enggak cemberut. Dengan gaya khasnya 'gini loh mas masalahnya' yang membuat jadi cair," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/8).

Arsul menyebut, pertemuan antar sekjen dan Jokowi itu bertujuan untuk menyamakan pandangan atas segala kritik kubu oposisi yang diarahkan kepada pemerintah. Hal ini agar partai pendukung satu pandangan untuk membantu Jokowi menjawab segala kritik.

"Pertama kita harus tahu dulu dong sebagai anggota koalisi, misalnya diserang atau dikritisi soal kemiskinan terus kita enggak bisa Jawab. Soal utang luar negeri kita enggak bisa jawab. Harus bisa jawab dong," ungkapnya.

Bahkan, menurut Arsul, tim dari Jokowi membuat buku kecil berisi data-data kuantitatif atas capaian kinerja pemerintah. Buku kecil itu dijadikan rujukan agar ketika meluruskan kritik bisa disertai data yang akurat.

"Tim Pak Jokowi juga sudah membuatkan buku kecil yang bisa dibawa teman-teman yang berisi data kuantitatif. Soal programnya apa, capaiannya sejauh mana akhir semester pertama tahun ini ada semua," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengklaim bahwa kemiskinan meningkat sebanyak 50 persen.

"Apa yang terjadi adalah dalam lima tahun terakhir kita tambah miskin, kurang-lebih 50 persen tambah miskin," tuding Prabowo.

Bahkan mantan Presiden SBY menyebut saat ini ada sekitar 100 juta orang yang masuk dalam kategori miskin. "Yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan orang mampu dan golongan orang miskin yang kita sebut dengan the bottom forty, 40 persen kalangan bawah yang jumlahnya sekitar 100 juta orang," kata SBY usai bertemu Ketua Gerindra Prabowo Subianto di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7) lalu.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pidato Kampanye AMIN di JIS, Salim Segaf PKS Soroti Ekonomi dan Penegakan Hukum Selama 10 Tahun
Pidato Kampanye AMIN di JIS, Salim Segaf PKS Soroti Ekonomi dan Penegakan Hukum Selama 10 Tahun

Salim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan, Hasto: Mengapa Utang Kita Bertambah Itu yang Harusnya Dijelaskan
Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan, Hasto: Mengapa Utang Kita Bertambah Itu yang Harusnya Dijelaskan

Hasto mencontohkan misalnya jelaskan mengapa kemiskinan semakin tinggi dan mengapa utang semakin bertambah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP

Isu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri

Baca Selengkapnya
Presiden Prabowo: Masih Ada Saudara Kita 70 Tahun Menarik becak, Ini Bukan Ciri-Ciri Bangsa Merdeka
Presiden Prabowo: Masih Ada Saudara Kita 70 Tahun Menarik becak, Ini Bukan Ciri-Ciri Bangsa Merdeka

Bangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi 'Ngegas' Dicecar Soal Kabinet Baru Prabowo & Sosok 'Toxic' Disebut Luhut
VIDEO: Jokowi 'Ngegas' Dicecar Soal Kabinet Baru Prabowo & Sosok 'Toxic' Disebut Luhut

Menurutnya, terkait kabinet baru perlu ditanyakan langsung kepada Prabowo

Baca Selengkapnya
Zulhas Ungkap Kertas yang Dibawa Jokowi Saat Makan Bareng: Itu Hasil Survei
Zulhas Ungkap Kertas yang Dibawa Jokowi Saat Makan Bareng: Itu Hasil Survei

Zulhas Ungkap Kertas Putih yang Dibawa Jokowi Saat Makan Bareng: Itu Hasil Survei

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Tegas Istana Heboh Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Kritik Keras dari Akademisi
VIDEO: Jawaban Tegas Istana Heboh Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Kritik Keras dari Akademisi

Istana menegaskan ramainya kritik kepada Jokowi merupakan vitamin bagi demokrasi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Target Pemerintah Angka Kemiskinan Ekstrem Nol Persen Belum Tercapai
Said Abdullah Sebut Target Pemerintah Angka Kemiskinan Ekstrem Nol Persen Belum Tercapai

Said juga menyoroti capaian pemerintah dalam memberantas stunting.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh
Penjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh

Sekitar awal Januari, Jokowi mengajak Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra makan malam di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Respons Santai Cak Imin Usai Gus Yahya Bertemu Jokowi Bahas PKB-PBNU
Respons Santai Cak Imin Usai Gus Yahya Bertemu Jokowi Bahas PKB-PBNU

Dalam pertemuan itu, Jokowi sempat menanyakan terkiat masalah PKB dan PBNU.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir

Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.

Baca Selengkapnya