Saat DPR ngotot, Golkar malah santai tanggapi pencekalan Setnov
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengecam keras sikap Ditjen Imigrasi yang melakukan pencekalan terhadap Ketua DPR Setya Novanto. Keluarnya surat pencekalan itu atas permintaan KPK yang tengah menyelidiki kasus korupsi e-KTP yang melibatkan Setya Novanto.
DPR bahkan menggelar rapat Badan Musyawarah (Bamus) untuk membahas surat Fraksi Partai Golkar tentang pencekalan tersebut. Hasilnya, menurut Fahri Hamzah, DPR mengirim surat protes ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pencekalan itu.
Tidak cuma itu, Fahri Hamzah menyatakan bahwa Komisi III DPR akan menyelidiki proses pencekalan yang dilakukan Ditjen Imigrasi Kemenkum HAM itu. Namun rupanya, ngototnya Fahri Hamzah membela Setya Novanto tak ditunjukkan oleh Partai Golkar, tempat Novanto bernaung.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang dikatakan Agus Rahardjo tentang Jokowi dan kasus Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Bagaimana cara kader Golkar menghadapi perompak demokrasi? “Saya mengajak semua kader dan elit Partai Golkar selalu kompak untuk menghadapi perompak demokrasi yang bisa merusak tatanan dan keluhuran demokrasi yang telah kita bangun,“ tuntasnya.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham membantah partainya mengusulkan DPR untuk mengeluarkan surat keberatan ke Presiden Jokowi terkait pencekalan Setya Novanto. Idrus menyebut, surat tersebut berisi permohonan konsultasi kepada Jokowi terkait pencekalan itu.
"Enggak. Bagaimana kita dari Fraksi Partai Golkar sesuai info kepada kita, kita kan hanya meminta penjelasan. Saya kira enggak ada masalah dan tidak ada permintaan bahwa misalkan ada dan sama sekali tidak ada intervensi di situ," kata Idrus di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/4).
Idrus mengaku, telah memahami betul bahwa Jokowi memiliki komitmen dan konsisten terhadap pemberantasan korupsi. Apalagi, kata dia, Jokowi sangat menghargai proses hukum sehingga tidak akan mengintervensi keputusan KPK yang meminta Imigrasi mencekal Setnov.
Idrus Marham ke Bareskrim ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
"Jadi terlalu bodoh misalkan kita meminta, padahal kita sudah tahu kalau beliau adalah orang yang sangat punya komitmen pemberantasan korupsi dan punya sikap saling menghargai dan tidak intervensi," tegasnya.
Oleh karenanya, Partai Golkar membantah mendorong Jokowi melalui nota protes untuk meminta Dirjen Keimigrasian membatalkan pencekalan Setnov.
"Logic enggak kita meminta sementara kita tahu beliau ini adalah yang punya komitmen pemberantasan korupsi. Orang yang menghargai lembaga dan tidak mungkin mengintervensi lalu kita minta kan enggak mungkin," klaimnya.
Idrus juga menegaskan, Golkar tak ingin Komisi III DPR menyelidiki proses pencekalan sang ketua umumnya. Dia mengatakan, Golkar hanya ingin, DPR melakukan rapat konsultasi dengan Presiden Jokowi.
"Itu dibahas dalam Bamus (Komisi III DPR menyelidiki), tapi setahu saya tidak. Semua ini kan ini tahu semua aturan kan, kita tahu hukum bagaimana saling menghormati posisi masing-masing," kata Idrus.
Partai Golkar diklaim menghormati keputusan Ditjen Imigrasi terhadap pencekalan Setnov agar KPK bisa mendalami keterlibatannya dalam kasus e-KTP.
Setya Novanto diperiksa KPK ©2017 merdeka.com/arie basuki
"Justru Partai Golkar dalam pandangannya menghormati seluruh proses-proses yang ada kita negara hukum dan kita memang meletakkan hukum sebagai remote control terhadap semua sistem," klaimnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR bidang kesejahteraan Fahri Hamzah dan Wakil Ketua DPR bidang politik dan keamanan Fadli Zon, mengadakan rapat bersama Bamus guna membahas pencekalan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov). Terkait hal ini, mereka mengadakan rapat bersama Badan Musyawarah (Bamus) dan pimpinan lainnya untuk menentukan sikap DPR.
"Sikap dari Bamus adalah sikap DPR yang kami akan mengirimkan surat kepada Presiden. Presiden sebagai atasan dari Kemenkum HAM memang juga diminta membatalkan pencekalan yang ada karena bertentangan dengan konstitusi dan bertentangan dengan undang-undang tentang keimigrasian" kata Fahri.
Fahri mengatakan, penegak hukum manapun tidak boleh mencekal selama masa penyidikan. "Ada undang-undang Mahkamah Konstitusi jelas mengatakan penegak hukum yang manapun termasuk KPK tidak boleh dia mencekal pada saat masa penyelidikan. Itu melanggar HAM, hormati dong UUD hormati dong keputusan MK," ujarnya.
Fahri Hamzah ©2016 merdeka.com/arie basuki
Fahri juga menambahkan, selain mengirim surat, rapat tersebut juga menyepakati penugasan terhadap Komisi III untuk melakukan pengecekan, pemeriksaan hingga pemanggilan Dirjen Keimigrasian. Nantinya, hasil investigasi akan dilaporkan lagi ke Bamus.
"Ini akan kita serahkan juga surat yang ketiga yang kita buat hari ini. Adalah kepada Komisi III untuk melaksanakan penugasan itu. Untuk melakukan pengecekan, termasuk juga pertanyaan, pemanggilan," kata Fahri.
Meskipun pimpinan DPR memiliki hak bertanya, akan tetapi rapat memutuskan menyerahkan tugas penyelidikan kepada Komisi III sebagai mitra dari Kementerian Hukum dan HAM.
"Meskipun kita menjadi pimpinan, tapi layaklah kalau kita menyerahkan kepada komisi yang berkaitan dengan penegakan hukum dan imigrasi, dan itu semuanya ada di Komisi III," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto meminta Presiden Jokowi netral, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaGestur Gibran merupakan upaya untuk mengompori pendukung.
Baca SelengkapnyaJokowi Makan Bersama Prabowo, Sekjen PDIP: Ganjar Berpihak Rakyat, Bukan Oligarki
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, justru Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang menunjukkan kemampuannya.
Baca SelengkapnyaGanjar menanggapi santai Golkar dan PAN dukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaDPD Golkar NTT menyatakan tunduk pada Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaGolkar meminta untuk bersabar terkait dengan dukungan dari Bobby terhadap pasangan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Baca SelengkapnyaTodung Lubis meminta pejabat negara yang ingin terlibat dalam Pilpres mengajukan cuti.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbicara capres Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang tak saling kritik dan kompak 'menyerang' Prabowo.
Baca SelengkapnyaGibran mempunyai keputusan sendiri, terkait rayuan-rayuan dari partai lain.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca SelengkapnyaBakal Capres Ganjar Pranowo, menanggapi santai Wali Kota Medan Bobby Nasution mendukung pasangan Bacapres-Bacawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Baca Selengkapnya