Saat Fahri Hamzah bilang pemerintah Jokowi hambar, Soeharto jagoan
Merdeka.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Tidak sedikit pula kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengundang polemik di masyarakat.
Kenaikan tarif dasar listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, gas LPG menambah daftar kritik masyarakat kepada pemerintahan Jokowi. Belum lagi soal kondisi ekonomi yang semakin merosot, serta kurs rupiah yang terus anjlok terhadap dolar Amerika.
Tidak hanya mendapat sorotan dari kebijakan yang langsung menyentuh kepada rakyat, dari sisi politis Jokowi juga mendapatkan sorotan. Misalnya saja, rencana pemerintah melakukan revisi Undang-Undang KPK dan memberikan dana segar untuk partai politik juga mendapat kecaman.
-
Bagaimana Soeharto memilih Wakil Presiden? 'Saya tidak sendiri memilih wakil presiden,' kata Soeharto.Tahun 1983, berdasarkan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh pada Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang disebut sebagai timnya Jokowi? 'Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),'
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Kenapa Soeharto butuh Wakil Presiden? Di era Orbe, Capresnya pasti Soeharto. Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kritik juga datang dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Menurut Fahri, pemerintahan Jokowi saat ini seperti maju mundur tidak tentu arah dan tujuan. Dia menilai, Jokowi tidak didampingi oleh tim yang kuat di Istana.
"Jadi pemerintahan kayak nggak jalan. Banyak kasus maju mundur. Seperti Undang-Undang KPK, dana partai dan banyak lagi. Pak Jokowi harus di dampingi para pembantu berkelas yang mengerti efek dari suatu keputusan," kata Fahri di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/7) kemarin.
Mantan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini bahkan melihat pemerintahan otoriter era Presiden ke-2 Soeharto lebih baik daripada Jokowi. Fahri menegaskan, era orde baru tak hanya dibangun dengan kekuatan otoriter semata. Namun lanjut dia, Soeharto punya tim di lingkaran Istana yang hebat dan jagoan.
"Soeharto berkuasa 32 tahun. Apakah betul hanya modal kekerasan? Tidak. Banyak jagoannya di Setneg. Pak Moerdiono di antaranya. Seluruhnya di tangan beliau. Kalau besok Pak Harto mau melakukan suatu hal, Mensesneg siapkan lebih dahulu semua menyeluruh. Termasuk dokumen check in system, sehingga tidak ada kesalahan," lanjut Wasekjen PKS ini.
Sejauh ini bagi Fahri, orang-orang dekat Jokowi sering mengabaikan detail. Beberapa hal dibiarkan sengaja terlewat. Fahri menvonis bahwa mereka adalah pekerja kelas bawah yang dipergunakan untuk mendampingi orang nomor satu. Jokowi diminta menyadari hal tersebut.
Setidaknya ada tiga kesalahan sepele namun berdampak fatal bagi pemerintahan Jokowi. Pertama, soal aturan kenaikan DP mobil pejabat dan kedua soal PP tentang Jaminan Hari Tua. Dua aturan ini dibuat oleh pemerintah, namun dibatalkan oleh pemerintah sendiri.
Terakhir, ketika Jokowi menyebut kelahiran Soekarno di Blitar saat pidato hari kelahiran Pancasila. Belakangan tim komunikasi Istana Sukardi Rinakit pasang badan dan menyebut hal ini murni kesalahannya sebagai tim penyusun pidato Jokowi.
"Hambar kelasnya. Presiden tidak boleh melakukan kesalahan, jangan sampai salah baca, salah ketik. Kalaupun ada kesalahan, kesalahannya berkelas. Itu sebabnya saya mengimbau agar Pak Jokowi menyadari," tuntas Fahri Hamzah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.
Baca SelengkapnyaCak Imin membandingkan era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetum Golkar Airlangga Hartarto menyebut Jokowi dan Soeharto menjadi dua presiden terbaik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaAir mata Hasto mengucur bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan penguji sidang doktornya, melainkan ketika menyinggung soal kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi-Ahok yang diusung Gerindra-PDIP menang lawan Foke-Nara di putaran kedua di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Baca SelengkapnyaMenko Mahfud ungkap praktik korupsi di era orde baru dan reformasi.
Baca SelengkapnyaPolitikus Golkar Nusron Wahid menyinggung anak-anak Presiden RI-I Soekarno yang dinilai tidak punya prestasi saat masih muda.
Baca Selengkapnya