Saat Megawati kenang kekalahan dari SBY, rakyat yang menangis
Merdeka.com - Kekalahan di Pilpres 2004 menjadi luka yang mendalam bagi seorang Megawati Soekarnoputri. Saat itu, Megawati menjadi calon presiden incumbent dari PDIP bersama Hasyim Muzadi.
Megawati kalah di putaran kedua dari pesaing terberatnya yakni pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Luka semakin terasa karena SBY kala itu mantan Menko Polhukam Megawati. SBY mundur jelang pilpres, karena berseteru dengan Megawati dan sang suami Taufiq Kiemas.
Hingga 13 tahun berselang, Megawati masih mengenang kekalahan tersebut. Megawati mengungkap hal tersebut saat berkunjung ke markas pemenangan Ahok-Djarot di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Rabu (15/3) kemarin.
-
Siapa yang jadi presiden pasca pemilu 2004? Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memenangkan pemilu ini dengan 60,62% suara, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang mendapatkan 39,38% suara. Pasangan ini kemudian dilantik sebagai presiden dan wakil presiden keenam Indonesia pada 20 Oktober 2004.
-
Kenapa pemilu 2004 bersejarah? Pemilu 2004 adalah pemilu yang bersejarah bagi Indonesia. Karena untuk pertama kalinya, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka, tanpa campur tangan dari lembaga perwakilan.
-
Siapa yang protes atas hasil Pilpres di Bengkulu? Paslon 01 dan 03 Protes Prabowo-Gibran Menang di Bengkulu, Soroti Dugaan Bansos hingga Peran Pejabat
-
Kenapa Raden Ayu Kartika kalah dalam pemilihan? Dalam proses pemilihan, banyak fitnah menyerang Raden Ayu Kartika. Celakanya, orang-orang yang mengelilinginya menghilang satu demi satu. Ia pada akhirnya kalah dalam pemilihan kepala desa, dan ironisnya ia kalah disebabkan karena fitnah.
-
Siapa yang membuat Titiek Soeharto menangis? Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto memberikan ucapan dan dukungan penuhnya untuk Gregoria Mariska Tunjung.
-
Apa penampilan Ibu negara di momen berduka? Di momen ini, Megawati tampak berduka lantaran sang suami Taufiq Kiemas meninggal dunia.
Megawati merasa Ahok-Djarot layak kembali memimpin Jakarta demi menuntaskan sejumlah persoalan ibu kota yang belum selesai. Jangan sampai, program Ahok-Djarot berhenti di tengah jalan, dan diganti oleh pemimpin yang baru.
Ketua umum PDIP ini sempat berandai-andai, jika rakyat Indonesia memberikan kepercayaan kepada dirinya sekali lagi dulu saat Pilpres 2004, maka keadaan warga Indonesia akan lebih baik saat ini. Sekarang, menurut dia, rakyat sendiri yang menangis dan menyesalinya.
"Coba saya dikasih waktu satu kali lagi, nah sudah lebih baik deh ibu-ibu. Tukar orang baru deh waktu itu, nih akhirnya nangis sendiri deh. Nah sekarang jangan begitu, insafkan ibu-ibu yang belum sadar (untuk memilih Ahok-Djarot)," kata Megawati.
Berkaca pada pengalaman itu, Megawati mengharapkan, kejadian serupa tidak menimpa pasangan Basuki-Djarot. Dia meminta kepada warga ibu kota untuk memberikan kepercayaan kembali memimpin Jakarta hingga lima tahun mendatang.
Ibu dari Puan Maharani itu mengungkapkan, keputusan untuk memberikan kepercayaan kepada Basuki-Djarot bukan tanpa alasan. Karena banyak bukti kerja yang sudah dilakukan, salah satunya masalah banjir yang telah berkurang.
"Sekarang kalau dipikir, waktu kemarin hujan banjir tidak seperti dulu loh. Kenapa sih tidak diberikan kesempatan dua kali daripada (memilih) orang baru. Lah orang baru, bukannya apa, ya memang begitu biasanya mesti bikin janji dulu dong. Itu makanya ada kampanye," tutup Megawati.
Pada Pilpres 2004, Megawati dan Hasyim Muzadi hanya sukses mengumpulkan suara sebanyak 44.990.704 atau 39,38 persen. Megawati pun harus lengser dari singgasana istana karena kalah dari SBY-JK yang saat itu memperoleh 69.266.350 suara atau 60,62 persen.
Di Pilgub DKI 2017, pasangan yang didukung Megawati yakni Ahok-Djarot menang di putaran pertama dengan perolehan 2.364.577 suara dan pesaing terberatnya yakni Anies-Sandi nemempel ketat dengan perolehan suara 2.197.333.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yusril Ihza Mahendra menyinggung kondisi pemilu 2004, ketika Megawati Soekarnoputri dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaVideo Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri joget saat kampanye tahun 2004.
Baca SelengkapnyaMegawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan sejatinya amanat dari rakyat adalah tugas berat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMegawati terlihat emosional saat menyampaikan pidato politiknya di Rakernas V PDIP. Dia tampak meneteskan air mata hingga siap jadi provokator demi kebenaran.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya di Rakernas PDI Perjuangan menggelar V pada Jumat 24 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaDia mencontohkan dirinya saat kalah pada Pilpres 2004 silam, memilih tak mau menggugat.
Baca SelengkapnyaMenjadi elit PDIP dan langganan sebagai Anggota DPR RI tidak diperoleh dengan mudah begitu saja oleh MH Said Abdullah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjawab sejumlah pertanyaan dari komedian Cak Lontong.
Baca Selengkapnya