Said Aqil tegaskan NU netral di Pilgub Jatim 2018
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, bahwa NU akan bersikap netral di Pilgub Jawa Timur 2018. Sebab, di hajatan lima tahunan itu, diprediksi akan ada dua kader terbaik NU yang akan bertarung. Yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Asumsi itu, jika Menteri Sosial dan juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut benar-benar memutuskan akan maju. Namun hingga saat ini, Khofifah belum sekalipun mendeclare akan melawan Gus Ipul di Pilgub Jawa Timur. Seandainya itu terjadi, NU diprediksi bakal pecah. Sebab, mereka sama-sama mendapat dukungan dari para kiai.
Di kubu Gus Ipul, selain didukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), juga disokong oleh 21 kiai NU struktural, salah satunya Wakil Rais Aam, KH Miftahul Ahkyar.
-
Siapa yang ditunjuk jadi Pj Ketua PWNU Jatim? Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin menilai penunjukannya menjadi Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sebagai hal yang biasa, yakni mengisi jabatan kosong.
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Siapa Ketua Umum PBNU pertama? Hasan Basri Sagipodin atau yang akrab disapa Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Bagaimana Gus Kikin melihat penunjukannya sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? 'Kalau bagi saya ini merupakan penawaran yang biasa, saya juga dulunya dari PWNU Jatim. Bagi saya Itu proses yang biasa,' ujarnya.
-
Kenapa Gus Kikin ditunjuk sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? 'Untuk mengisi jabatan yang kosong agar organisasi ini bisa berjalan,' paparnya.
Sementara di kubu Khofifah, ada pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), KH Asep Saifuddin Chalim (pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto), serta beberapa kiai, termasuk ulama dari Madura.
"Sikap NU itu mana yang menang, ya itu NU," tegas Kiai Said usai menjadi narasumber di acara Bincang Museum bertema: Demokrasi yang Pancasilais di gedung House of Sampoerna Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/8) petang.
Munculnya dukungan dari para kiai, baik dukungan untuk Khofifah maupun Gus Ipul, ditegaskan Kiai Said, kalau itu menunjukkan bahwa kader NU cukup diperhitungkan di Pilkada Jawa Timur. "Itu artinya, siapapun yang menang, ya itu NU," tegas dia lagi.
Untuk menyiasati agar NU tidak pecah, Kiai Said mengaku, pihaknya akan menginstruksikan kepada seluruh anggota Ansor untuk tetap bersikap netral. "Banser juga harus netral. Yang tidak berpolitik, sebenarnya harus netral. Apalagi dua calon, NU semua. Yang menang harus menghormati yang kalah, dan yang kalah juga begitu," imbaunya.
Pun begitu dengan PBNU. Kiai Said menyatakan kalau pihaknya juga tetap netral alias tak terlibat dukung-mendukung. "Enggak.. enggak.. enggak (tidak mendukung salah satu calon). Kita harapkan semua, masyarakat Jatim, khususnya warga NU, melaksanakan, meyukseskan Pilkada dengan baik."
"Tidak ada sama sekali (dukung-mendukung). Netral kita. Dua-duanya NU semua, dua-duanya kader NU semua. Prinsipnya, kalau PP (pengurus pusat) ngak (dukung-mendukung). Prinsipnya kalau PP tetap netral. Dan ketua NU-nya (PWNU Jatim) secara resmi netral," sambungnya.
Kiai asal Cirebon, Jawa Barat ini juga menegaskan, kiai-kiai yang pada Mei lalu meminta PKB mendukung Gus Ipul, agar tetap bersikap netral di Pilgub Jawa Timur. "Kiai Mutawakil (ketua PWNU Jatim) dan Kiai Miftah (KH Miftahul Akhyar) netral," pintanya.
Sekadar catatan, pada 19 Mei 2017 lalu, KH Miftahul Akhyar merupakan salah satu dari 21 kiai yang ikut tanda tangan agar PKB mendukung Gus Ipul.
Beberapa kiai itu antara lain: pengasuh Ponpes Al Amien, Ngasinan, Kediri; KH Zainuddin Jazuli (Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri); KH Anwar Mansyur (PP Lirboyo Kediri), KH Nurul Huda Jazuli (Ponpes Ploso Mojo Kediri); dan KH Miftahul Akhyar (PP Miftahussunnah Surabaya); serta 16 kiai NU Jawa Timur lainnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut merespons adanya dugaan mobilisasi di tubuh PBNU yang mengarahkan dukungan ke pasangan Capres Cawapres tertentu.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Gus Yahya memobilisasi pengurus NU untuk mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, akan membuktikan bahwa yang lebih muda lebih bergairah.
Baca SelengkapnyaNusron menegaskan saat ini sudah banyak para tokoh sentral NU merapatkan barisan untuk pemenangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaGus Nadir secara blak - blakan menyampaikan bahwa struktural PBNU mendapatkan arahan untuk memberikan dukungan kepada Prabowo - Gibran.
Baca SelengkapnyaUmar menyebutkan sebagai pendiri NU dirinya diajarkan tentang eratnya hubungan antara nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaNU telah memiliki aturan yang jelas jika terdapat kader NU yang maju dalam kontestasi politik.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut, hasil pertemuan membawa semangat optimis bagi dirinya
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Abu Bakar Ba'asyir menyatakan dukungan untuk capres dan cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Baca SelengkapnyaNasDem mengungkapkan peta basis yang dianggap menjadi kelemahan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli, sejak awal pihaknya telah menegaskan semua jajaran untuk tetap netral selama kontestasi pemilu.
Baca Selengkapnya