Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Salah kaprah berebut simbol sejarah para capres

Salah kaprah berebut simbol sejarah para capres Jokowi-Jk dan Prabowo-Hatta. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Dua pasang capres dan cawapres akan bertarung di pilpres 9 Juli nanti. Mereka adalah Prabowo - Hatta Rajasa dan Jokowi - Jusuf Kalla (JK).

Keduanya sudah mendeklarasikan diri untuk maju dan saling bertarung di pilpres. Menariknya, kedua pasangan capres dan cawapres ini memilih tempat sejarah yang berkaitan langsung dengan Presiden RI pertama Soekarno sebagai tempat deklarasi.

Prabowo dan Hatta memilih Rumah Polonia, Jl Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, rumah peninggalan Presiden RI pertama Soekarno sebagai tempat deklarasi. Sementara Jokowi dan JK memilih Gedung Joang, Jakarta sebagai tempat deklarasi.

Tempat-tempat yang mereka pilih memang simbol sejarah perjuangan Bung Karno sebelum dan setelah Kemerdekaan Indonesia. Namun pemilihan tempat itu dinilai tidak tepat.

Sejarawan JJ Rizal merasa kecewa dengan dua kubu yang akan bertarung di pilpres itu. Sebab seorang calon pemimpin malah tidak paham dengan sejarah perjuangan bangsa sendiri.

Menurut dia, Rumah Polonia tempat deklarasi Prabowo tidak punya nilai sejarah yang kuat bagi perjuangan Soekarno . Sementara Gedung Joang, kata dia, lebih kepada tempat para musuh Soekarno bermukim, sehingga tidak cocok jika PDIP memilih tempat itu untuk deklarasi Jokowi-JK.

"Jadi secara umum tempat mereka deklarasi itu baik Jokowi atau Prabowo menunjukkan dua-duanya gambaran paling sempurna kegagalan pendidikan sejarah Indonesia. Dua orang ini potret kegagalannya pendidikan sejarah, dua-duanya sama sekali tidak paham sejarah," kata JJ Rizal kepada merdeka.com , Selasa (21/5) malam.

Berikut salah kaprah para capres soal sejarah tempat deklarasi:

Gedung Joang tempat anti Soekarno

Sejarawan JJ Rizal tak sependapat dengan alasan PDIP memilih Gedung Joang implementasi identitas Soekarno. Menurut dia, Gedung Pola atau Tugu Proklamasi lebih tepat digunakan sebagai simbol perjuangan Soekarno. "Dia menjelaskan, Gedung Joang lebih mengidentifikasikan kepada para kelompok yang berlawan dengan Soekarno. Bahkan, Soekarno sempat diculik dengan kelompok ini untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan tahun 1945," "Kalau Gedung Joang identifikasi lebih dekat sama kelompok yang sering beroposisi, bahkan anti dengan Soekarno. Itu kan tempatnya Sukarni, Chaerul Saleh dan kawan-kawan. Orang-orang yang terlibat dan memaksa Soekarno memproklamasikan kemerdekaan tahun '45. Bahkan sempat dibekukan oleh Soekarno tahun '65," terang dia. Dia pun amat menyayangkan jika elite PDIP tak mengerti tentang sejarah tersebut. "Kalau itu kontradiksi untuk tempat deklarasi capres dan cawapres PDIP untuk mengidentifikasi diri dengan sejarah Soekarno karena kurang tepat," imbuhnya.

Gedung Joang simbol perjuangan kaum muda

Sejarawan JJ Rizal menjelaskan, Gedung Joang juga sebagai simbol pemimpin generasi muda. Karena itu, dia tak mengerti mengapa Jokowi yang jelas-jelas memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres dari generasi tua itu malah memilih tempat deklarasi di Gedung Joang. "Menurut saya, kalau memiliki Gedung Joang untuk mengambil inspirasi tahun 45 dan mengumumkan capres-cawapres kenapa tidak mewakili generasi tua," jelas dia.JK saat ini sudah berusia 72 tahun. Sementara Jokowi sudah berusia 52 tahun.

Rumah Polonia cuma tempat istri simpanan Soekarno

Sejarawan JJ Rizal mengungkap fakta di balik sejarah rumah tersebut. Dia melihat tidak ada yang istimewa di dalam sejarah Rumah Polonia itu."Rumah itu memang betul rumah Soekarno, tapi tidak ada momen historis yang menjadikan tempat itu penting," ujar JJ Rizal saat berbincang dengan merdeka.com , Selasa (20/5) malam. Menurut dia, dalam sejarahnya hanya sesekali rumah itu didatangi oleh Bung Karno. Sebab, lanjut dia, rumah itu dijadikan tempat persembunyian bagi istri ke delapan Soekarno yang bernama Yurike Sanger."Itu rumah hanya di datangi sesekali, hanya digunakan untuk simpanan istrinya yang ke 8, namanya Yurike Sanger," ujar dia.

Rumah Polonia tidak punya historis

Sejarawan JJ Rizal menyayangkan pernyataan Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo yang dalam deklarasi Prabowo-Hatta mengatakan bahwa Rumah Polonia adalah rumah yang sangat historis. Padahal, kata dia, sama sekali tidak ada historisnya dalam rumah yang hanya digunakan untuk menyembunyikan istri ke delapan Bung Karno. "Lebih sedih lagi mereka juga Gerindra nggak ngerti mengapa Rumah Polonia rumah penting. Pendapat Dradjad Wibowo rumah itu historis. Mana historisnya? Hanya untuk menempatkan bininya, karena dia masih SMA," kata JJ Rizal. Seperti diketahui, Prabowo-Hatta mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres dan cawapres pada (19/5) di Rumah Polonia. (mdk/ded)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wah! Ada Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran di Dekat Kertanegara
Wah! Ada Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran di Dekat Kertanegara

Baliho tersebut terpasang di dua sisi rumah, tepatnya pada sisi samping dan depan.

Baca Selengkapnya
Batal Deklarasi Dukungan Capres di Rakernas, Relawan Projo Bergerak ke Rumah Prabowo
Batal Deklarasi Dukungan Capres di Rakernas, Relawan Projo Bergerak ke Rumah Prabowo

Relawan Projo dikabarkan akan mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo Subianto sebagai capres 2024.

Baca Selengkapnya
Deklarasi Capres di Museum Naskah Proklamasi, Kubu Prabowo Dilaporkan ke Bawaslu
Deklarasi Capres di Museum Naskah Proklamasi, Kubu Prabowo Dilaporkan ke Bawaslu

Ganjarian Spartan DKI Jakarta melaporkan kubu Prabowo ke Bawaslu

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Sentil Koalisi Prabowo Deklarasi di Museum: Proses Saja Langgar UU, Gimana Nanti?
Hasto PDIP Sentil Koalisi Prabowo Deklarasi di Museum: Proses Saja Langgar UU, Gimana Nanti?

Hasto menilai museum nasional tidak boleh digunakan untuk kampanye atau aktivitas politik praktis.

Baca Selengkapnya
Muncul Baliho Jokowi Bersama Prabowo-Gibran di Jakarta Pusat
Muncul Baliho Jokowi Bersama Prabowo-Gibran di Jakarta Pusat

Lalu, di sisi tengah ada gambar wajah Presiden Jokowi antara Prabowo dan Gibran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Istana Jakarta Bau Kolonial, Sejarawan Bilang 'Banyak-banyak Baca Deh'
Jokowi Sebut Istana Jakarta Bau Kolonial, Sejarawan Bilang 'Banyak-banyak Baca Deh'

Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana di Jakarta dan Bogor bau kolonialisme karena warisan dari Belanda menuai polemik.

Baca Selengkapnya
Kritik Keras PDIP hingga Relawan Ganjar Usai Koalisi Prabowo Deklarasi di Museum Proklamasi
Kritik Keras PDIP hingga Relawan Ganjar Usai Koalisi Prabowo Deklarasi di Museum Proklamasi

Relawan Sahabat Ganjar mengkritik deklarasi yang dilakukan koalisi Prabowo Subianto di Museum Proklamasi akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Istana Jakarta dan Bogor: Saya Merasa Inferior, Simbol Negara tapi Bikinan Kolonial
Jokowi soal Istana Jakarta dan Bogor: Saya Merasa Inferior, Simbol Negara tapi Bikinan Kolonial

Jokowi mengatakan dirinya sering merasa risau setiap mendengar pujian itu sebab Istana Jakarta dibangun oleh kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi Banyak Balihonya Bareng Prabowo di Solo Sampai Lampung
Reaksi Jokowi Banyak Balihonya Bareng Prabowo di Solo Sampai Lampung

Salah satu baliho berukuran cukup besar bergambar foto Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Lengkap Jokowi Banyak Balihonya Bareng Prabowo di Solo Sampai Lampung
VIDEO: Jawaban Lengkap Jokowi Banyak Balihonya Bareng Prabowo di Solo Sampai Lampung

Presiden Jokowi menanggapi soal baliho dirinya dengan foto bakal calon Presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Didukung Golkar dan PAN, Prabowo: Kita Bagian Tim Jokowi
Didukung Golkar dan PAN, Prabowo: Kita Bagian Tim Jokowi

Prabowo baru saja menerima dukungan politik dari Golkar dan PAN.

Baca Selengkapnya
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi

Golkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya