Salah pilih cawapres dan isu SARA bisa menjadi sandungan Jokowi dalam Pilpres
Merdeka.com - Hasil survei Pusat Penelitian Politik LIPI menunjukkan elektabilitas Joko Widodo masih unggul jauh dengan angka 58,2 persen apabila Pilpres 2019 mendatang dua calon. Sementara penantang terkuatnya masih Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 26,6 persen.
Survei dilaksanakan pada 19 April sampai 5 Mei 2018 dengan wawancara tatap muka. Survei memiliki responden 2100 orang yang diambil dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,14 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris menilai elektabilitas Jokowi tinggi dan cenderung meningkat lantaran tingkat kepuasan kinerja cukup tinggi. Menurut dia, Jokowi seharusnya fokus menuntaskan kerjanya agar menjaga elektabilitasnya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
"Pak Jokowi jadi enggak usah membahas cawapres dan sebagainya fokus kerja aja, dengan demikian elektabilitasnya itu bisa stabil dan meningkat," kata Syamsuddin saat rilis survei 'Partisipasi, Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Demokrasi' di kawasan Senayan, Kamis (19/7).
Namun, Syamsuddin mengingatkan ada beberapa faktor yang bisa menjadi ganjalan dalam pencalonannya dalam Pilpres mendatang. Menurut dia, suara Jokowi bisa turun jika salah ambil cawapres ditambah dengan isu-isu berbau agama dan ras.
"Potensi untuk tersandungnya bisa salah pilih cawapres bisa juga terjebak dalam isu yang sifatnya sektarian, agama, SARA," jelasnya.
Akan tetapi, lanjut dia, posisi Jokowi aman apabila pemilihan presiden hanya diikuti dua calon. Sebab, apabila capres tiga bakal suara dukungan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan terpecah.
"Kalau kemudian manti ada tiga capres pasti enggak aman pasti akan pecah dukungannya," katanya.
Syamsuddin menambahkan, apabila Pilpres mendatang seperti di Pilkada DKI Jakarta dengan diikuti tiga calon Jokowi belum tentu tumbang. Hanya saja, kemungkinan terjadi dua putaran sangat besar.
"Bukan memungkinkan pak Jokowi kalah, tapi memungkinkan 2 putaran pemilu presiden, itu sah-sah saja dengan konstitusi kita menganut paham demikian, pilpres menganut 2 putaran cuma ya melelahkan secara politik," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
Baca SelengkapnyaBahlil mengutip survei kepuasan publik terhadap Jokowi yang sangat tinggi. Sehingga yang berhadapan dengan Jokowi harus melawan rakyat.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaResponden yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peralihan dukungan ke Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi mencapai angka 74 persen.
Baca Selengkapnya